12 Apr 2011

Tafsir Surah al Baqarah (11 - 15)

Surat Albaqarah : 11-15 (Sifat orang-orang munafik)












Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi."Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orangorang yang mengadakan perbaikan."Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (QS. 2:11-12)

Dalam tafsirnya, asSuddi menceritakan, dari Abu Malik dan dari Abu Shalih, dari Ibnu 'Abbas, dari Murrah athThabib alHamdani, dari Ibnu Mas'ud, dari beberapa Sahabat Nabi SAW, mengenai firman Allah SWT “dikatakan kepada mereka: 'Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi 'Mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami orang orang yang mengadakan perbaikan. '"Ia mengatakan: "Mereka itu adalah orang orang munafik. Sedangkan kerusakan yang dimaksud adalah kekufuran dan kemaksiatan."

Mengenai firmanNya: jika dikatakan kepada mereka: Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi,"' Abu Ja'far menceritakan, dari arRabi' bin Anas, dari Abui 'Aliyah, ia mengatakan: "Artinya, janganlah kalian berbuat maksiat di muka bumi ini. Kerusakan yang mereka buat itu berupa kemaksiatan kepada Allah, karena barangsiapa yang berbuat maksiat kepada Allah atau memerintahkan orang lain untuk bermaksiat kepadaNya, maka ia telah berbuat kerusakan di bumi, karena kemaslahatan langit dan bumi ini terletak pada ketaatan."

Hal senada juga dikatakan oleh arRabi' bin Anas, Qatadah, dan Ibnu Juraij, dari  mujahid, mengenai firmanNya "Dan jika dikatakan kepada mereka: 'Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi,'" ia mengatakan: "Mereka sedang berbuat maksiat kepada Allah," lalu dikatakan kepada mereka: "Janganlah kalian melakukan ini dan itu." Maka mereka pun menjawab: "Sesungguhnya kami berada pada jalan hidayah dan kamupun mengadakan perbaikan

Ibnu Jarir mengatakan: "Dengan demikian, orang orang munafik itu memang pelaku kerusakan di muka bumi ini, dengan bermaksiat kepada Allah melanggar laranganNya serta mengabaikan kewajiban yang dilimpahkan kepadanya. Mereka ragu terhadap agama Allah di mana seseorang tidak diterima amalnya kecuali dengan membenarkannya dan meyakini hakikatnya. Mereka juga mendustai orang orang mukmin melalui pengakuan kosong mereka, padahal keyakinan mereka dipenuhi oleh kebimbangan dan keraguan. Serta dukungan dan bantuan mereka terhadap orang orang yang mendustakan Allah, Kitabkitab, dan RasulrasulNya atas para wali Allah jika mereka mendapatkan jalan untuk itu."

Demikian itulah kerusakan yang dilakukan oleh orangorang munafik di muka bumi ini, sementara mereka mengira telah mengadakan perbaikan. AlHasan alBashri mengatakan: "Di antara bentuk kerusakan yang dilakukan di muka bumi ini adalah mengangkat orang kafir sebagai waliwali (pemimpin atau pelindung), sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Ta'ala: "Adapun orang orang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung sebagian yang lain. Jika kalian (wahai kaum muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar." (QS. AlAnfal: 73). Dengan demikian, Allah SWT telah memutuskan perwalian di antara kaum muslimin dengan orang orang kafir, sebagaimana firmanNya: "Wahai orang orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang orang kafir menjadi wali/pemimpin dengan meninggalkan orangorang mukmin. Inginkah kalian mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksa kalian)." (QS.AnNisaa':144).

Kemudian Dia berfirman: "Sesungguhnya orang orang munafik itu berada di tingkatan yang paling bawah dari Neraka. Dan kalian sekalikali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka." (QS. AnNisaa':145).

Dikarenakan orang prang munafik ini yang secara lahiriyah beriman, hal ini sangat membingungkan orang orang mukmin. Seolah olah kerusakan itu adanya dari arah orang munafik itu berada, karena ialah yang menipu orang orang mukmin melalui ucapannya yang sama sekali tidak benar serta menjadikan orang orang kafir sebagai pemimpin bagi orang orang mukmin. Kalau saja perbuatan mereka hanya sebatas yang pertama (yaitu sebagai orang kafir) masih lebih ringan kejahatannya. Dan andai saja ia ikhlas beramal karena Allah serta menyesuaikan ucapannya dengan perbuatannya, niscaya ia akan benar benar beruntung. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: "Dan bila dikatakan kepada mereka: 'Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi' Mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.m Artinya, kami ingin mendekati kedua belah pihak baik kaum beriman maupun kaum kafir dan kami berdamai dengan keduanya.

Kemudian Dia berfirman: "Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar." Melalui ayat tersebut Allah SWT memberitahukan: "Ketahuilah bahwa yang mereka katakan sebagai perbaikan itu adalah kerusakan itu sendiri, namun karena kebodohan mereka, mereka tidak menyadari bahwa hal itu sebagai kerusakan."








Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman."Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orangorang bodoh itu telah beriman." Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu. (QS. 2:13)

Allah SWT berfirman: "Apabila dikatakan kepada orang-orang munafik: 'Berimanlah kalian sebagaimana orangporang beriman,' yakni seperti keimanan manusia kepada Allah, MalaikatmalaikatNya, KitabkitabNya, RasulrasulNya, adanya Kebangkitan setelah kematian, Surga, Neraka, dan lainlainnya yang telah diberitahukan kepada orang-orang yang beriman. Dan juga dikatakan: "Taatilah Allah dan RasulNya dengan menjalankan semua perintahNya dan menjauhi laranganNya." Maka mereka pun mengatakan: "Apakah kami harus beriman sebagaimana orang-orang yang bodoh telah beriman." Yang mereka maksudkan di sini adalah para Sahabat Rasulullah SAW Demikian menurut pendapat Abui 'Aliyah, asSuddi dalam tafsirnya, dari Ibnu 'Abbas dan Ibnu Mas'ud serta beberapa orang Sahabat. Hal yang sama juga dikatakan oleh arRabi' bin Anas, 'Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, dan lainlainnya.
Orang orang munafik itu mengatakan: "Apakah kami dan mereka harus berada dalam satu kedudukan, sementara mereka adalah orang orang bodoh?" Dan Allah Tabaraka wa Ta'ala telah memberikan jawaban mengenai semua hal yang berkenaan dengan itu kepada mereka melalui firmanNya: "Ingatlah sesungguhnya mereka itulah orangorang
yang bodoh." Dan Dia menegaskan kebodohan mereka itu dengan firmanNya: "Tetapi mereka tidak mengetahui." Artinya, di antara kelengkapan dari kebodohan mereka itu adalah mereka tidak mengetahui bahwa mereka berada dalam kesesatan dan kebodohan. Dan yang demikian itu lebih menghinakan mereka dan lebih menunjukan mereka berada dalam kebutaan dan jauh dari petunjuk.










Dan bila mereka berjumpa dengan orangorang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman."Dan bila mereka kembali kepada syaitansyaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolokolok" Allah akan (membalas) olokolokan mereka dan membiarkan mereka terombangambing dalam kesesatan mereka. (QS. 2:14-15)

Allah SWT berfirman: "Jika orang-orang munafik itu bertemu dengan orang orang yang beriman, mereka berkata: 'Kami telah beriman.' Kemudian mereka menampakkan keimanan, loyalitas, dan keakraban sebagai tipuan bagi orang orang mukmin, dan sebagai kemunafikan, kepurapuraan, serta taaiyyah 8 agar mereka mendapatkan kebaikan dan pembagian ghanimah (harta rampasan perang)."
"Dan jika mereka kembali kepada syaitan syaitan mereka." Maksudnya, jika mereka kembali dan bergabung dengan syaitan syaitan (para pemimpin) mereka.
FirmanNya: "Sebenarnya kami hanya mengolok olok. "Maksudnya, sesungguhnya kami (orang munafik) hanya memperolok dan mempermainkan kaum (mukminin) itu. AdDhahhak
berpendapat, dari Ibnu Abbas, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya memperolok olok dan mencela Sahabat Muhammad Hal yang senada juga dilontarkan oleh arRabi' bin Anas dan Qatadah.
Kemudian Allah SWT memberikan jawaban serta menanggapi perbuatan mereka itu dengan berfirman: Allah akan (membalas) mengolokolok mereka dan membiarkan mereka terombang ambing dalam kesesatan mereka."

Ibnu Jarir mengatakan: "Allah Ta'ala memberitahukan bahwa Dia akan melakukan hal tersebut pada hari Kiamat kelak melalui firmanNya: " Pada hari ketika orang orang munafik lakilaki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: 'Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu.'Dikatakan (kepada mereka): 'Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu).' Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa." (QS. AlHadiid:13).
Dan juga firmanNya: "Dan janganlah sekalikali orang-orang kafir menyangka bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambahtambah dosa mereka." (QS. Ali' Imran: 178).

Ibnu Jarir mengatakan: "Demikian itulah olokolok, celaan, makar, dan tipu daya  Allah terhadap orang orang munafik dan orang orang musyrik." Menurut orang yang menafsirkan ayat ini dengan pengertian tersebut.
Ibnu Jarir menceritakan bahwa sebagian ulama yang lainnya mengatakan: "Olokolok,
celaan, dan hinaan dilontarkan Allah M disebabkan berbagai kemaksiatan dan kekufuran yang mereka lakukan."

Masih menurut Ibnu Jarir: "Terdapat pendapat lain lagi bahwa, hal seperti itu dan yang semisal merupakan jawaban, sebagaimana ucapan seseorang kepada orang yang menipunya jika ia berhasil mengalahkannya: 'Akulah yang menipumu.'"
Hal itu bukan merupakan tipu daya dariNya, namun Dia mengatakan seperti itu jika hal itu (tipuan) ditujukan kepadanya, sebagaimana firmanNya: "Orang orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik
pembolos tipu daya." (QS. AH Tmran: 54).
Dan juga firmanNya: ^ "Allah akan (membalas) mengolok-olok mereka." Bahwasanya hal ini merupakan jawaban balasan, karena tidak ada makar dan olok-olok dari Allah Artinya, bahwa makar dan olok-olok mereka itu justru menimpa diri mereka sendiri. Ada juga yang mengatakan bahwa firman Allah M berikut ini:
"Sebenarnya kami hanya mengolok-olok. Allah akan (membalas) olok-olokan mereka.". Juga firmanNya: ^ "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka itu." (QS. AnNisaa':142).

Demikian halnya firmanNya: "Maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu."(QS. AtTaubah:79). Serta firmanNya: "Mereka melupakan Allah, maka Allah juga melupakan mereka."(QS. AtTaubah:67).
Juga firmanfirmanNya yang semisal itu merupakan bentuk pemberitahuan dari Allah bahwa Dia akan memberikan balasan atas perolokan yang mereka lakukan serta menyiksa mereka akibat tipu daya mereka. Dia menyampaikan pemberitahuan mengenai pembalasanNya serta pemberian siksaan kepada mereka, bersamaan dengan pemberitahuan mengenai perbuatan mereka yang memang berhak mendapatkan balasan dan siksaan. Sebagaimana firmanNya: "Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik,maka pahalanya atas tanggungan Allah." (QS. AsySyuura:40)

Demikian juga firmanNya: "Oleh sebab itu, barangsiapa menyerang kamu, maka seranglah ia." (QS. AlBaqarah:194).
Perlakuan pertama merupakan kezhaliman, sedangkan yang kedua (balasan) merupakan keadilan. Meskipun kedua kata itu sama, namun maknanya berbeda. Banyak pengertian dalam alQuran semacam itu.
Masih menurut Ibnu Jarir bahwa ulama yang lainnya mengatakan: "Arti semuanya itu adalah bahwa Allah SWT memberitahukan mengenai orang-orang munafik itu, jika mereka kembali kepada para pemimpin mereka, mereka mengatakan: 'Sesungguhnya kami bersama kalian dalam mendustakan Muhammad dan apa yang dibawanya. Dan apa yang kami ucapkan kepada mereka itu sebenarnya hanyalah olokolok belaka.'" Kemudian Allah SWT memberitahukan bahwa Dia memperolokolok mereka, lalu memperlihatkan kepada mereka hukumhukumNya di dunia, berupa keterpehharaan nyawa dan harta kekayaan mereka, berbeda dengan apa yang akan mereka terima kelak di sisiNya di akhirat, yaitu berupa adzab dan siksaan.
Setelah itu Ibnu Jarir memperkuat dan mendukung pendapat ini, karena secara ijma' Allah Mahasuci dari perbuatan makar, tipu daya, kebohongan yang dilakukan dengan tujuan mainmain. Sedangkan yang dilakukanNya atas dasar hukuman pembalasan dan pemberian imbalan secara adil, maka hal itu tidak mustahil bagiNya.

Ibnu Jarir menuturkan: "Hal yang serupa dengan apa yang kami katakan adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Kuraib dari Ibnu 'Abbas, mengenai firman Allah "Allah akan (membalas) mengolokolok mereka," ia mengatakan: "Allah memperolok mereka itu sebagaimana balasan atas perbuatan mereka sebelumnya."
Sedangkan mengenai firmanNya:, membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka." AsSuddi meriwayatkan dari Abu Malik, dari Abu Shalih, dari Ibnu 'Abbas, juga dari Murrah alHamadani, dari Ibnu Mas'ud, serta dari beberapa orang sahabat Rasulullah SAW bahwa  “ Yamudduhum” berarati pemberian tangguh kepada mereka

Mujahid mengatakan (Yamudduhum) berarti memberi tambahan kepada mereka." Dan sebagian lainnya mengatakan: "Setiap kali mereka melakukan perbuatan dosa, mereka diberi nikmat, yang pada hakikatnya nikmat itu adalah kesengsaraan."
Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman: "Afa&tf tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintupintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabda mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus-asa. Maka orang-orang yang zhalim itu dimusnahkan sampai ke akar akarnya. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam." (QS. AlAn'aam:44-45).

Ibnu Jarir berpendapat: "Yang benar adalah 'Kami memberikan tambahan kepada mereka dengan membiarkan mereka dalam kesesatan dan kedurhakaan.'Sebagaimana firman Allah Tabaraka wa Ta'ala: “Dan begiu pula kami memalingkan memalingkan batin dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (alQuran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat." (QS. AlAn'aam:110)

Sumber : Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 / Terjemahan M. Abdul Ghoffar E.M / Penerbit Pustaka Imam asySyafi'i

Tidak ada komentar:

Posting Komentar