30 Mar 2011

Nasehat Untuk Para Wanita


BismillahiRohmaaniRohiim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. .

•.¸¸.•´¯`•.♥.•´¯`•.¸¸.•♥•.¸¸.•
♥ 10 Nasehat Untuk Kaum Wanita ♥
•.¸¸.•´¯`•.♥.•´¯`•.¸¸.•♥•.¸¸.•


Nasehat adalah sebuah kejernihan yang sewajarnya hadir dalam kehidupan masyarakat Islam.Terkhusus bagi wanita muslimah yang hidup dijaman ini. Sapaan nasehat adalah penyejuk yang menyegarkan langkah dalam menuju ridha Yang Maha rahmah, Allah tabaraka taala.

1. Wanita muslimah meyakini bahwa Allah adalah Tuhannya, Muhammad adalah nabinya dan Islam adalah agamanya, dan menampakkan jejak keimanan dalam perkataan, amalan dan keyakinan. Maka ia selalu menjauhi murka Allah, takut akan pedihnya azab Allah dan balasan akibat menyelisihi perintah-Nya.

2. Wanita muslimah selalu menjaga sholat-sholat wajibnya, berwudlu, menjaga kekhusyukan dan ketepatan waktu melaksanakan sholat.Janganlah menyibukkan diri dengan aktivitas yang lain ketika datang waktu sholat. Meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat yang memalingkan dari ibadah kepada Allah. Ia pun menampakkan atsar (bekas) sholatnya dalam peri kehidupan, karena sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, sholat adalah penjaga terbesar dari kemaksiatan.

3. Wanita muslimah selalu menjaga hijabnya (mengenakan jilbab) merasa mulia dengan hal tersebut dan dia tidak keluar dari rumah kecuali dalam kondisi berjilbab, dengan jilbab tersebut bertujuan agar Allah menjaganya.Ia pun bersyukur kepada Allah yang telah memuliakan, menjaga dan mengehendaki terjaganya kesuciannya dengan jilbab. Wahai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu anak-anakmu dan wanita beriman agar mereka mengenakan jilbab-jilbab mereka. (Al Ahzaab : 59).

4. Wanita muslimah selalu mentaati suaminya, bersikap lembut, cinta,
mengajaknya kepada kebaikan, menasehati dan menghibur suaminya. Ia tidak mengeraskan suara dan kasar dalam berbicara kepada suaminya.

Rasulullah bersabda, apabila seorang wanita menjaga shalat lima waktunya, berpuasa di bulan ramadhan, menjaga kehormatannya, dan mentaati suaminya niscaya ia akan masuk surga. (Hadits Shahih jami).

5. Wanita muslimah senantiasa mendidik putranya untuk taat kepada Allah, mengajarinya dengan aqidah yang benar, menanamkan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi maksiat dan akhlaq yang buruk,

firman Allah Azza Wa JAlla ,
wahai orang-orang yang beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka. (At Tahrim : 6).

6. Wanita muslimah tidak berdua-duaan dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Sabda Rasulullah, barangsiapa wanita yang berdua-duaan dengan laki-laki, maka syetan yang ke-3 nya. Dan wanita muslimah tidak bepergian jauh kecuali untuk keperluan yang tidak bisa ditinggalkan dan disertai mahram dengan berjilbab.

7. Wanita muslimah tidak berpenampilan atau berdandan seperti kaum laki-laki. Sabda Rasulullah, Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki. (Hadits Shahih).

Wanita muslimah juga tidak meniru orang-orang kafir dalam kekhususan dan kebiasaan mereka, barang siapa yang bertasyabuh (menyerupai) suatu kaum, maka ia termasuk golongan kaum tersebut. (Hadits Shahih).

8. Wanita muslimah adalah daiyah (orang yang berdakwah)
dibarisan kaum wanita dengan menggunakan perkataan yang baik melalui jalan menziarahi tetangganya, menyambung persaudaraan, melalui telpon, memberikan buku-buku dan kaset-kaset Islam. Ia pun beramal dengan apa yang ia ucapkan dan bersemangat dalam menghindarkan diri dari adzab Allah, kalau Allah menghidayahi seseorang melalui perantara kamu maka hal tersebut lebih baik bagimu dari pada binatang ternak yang merah (harta dunia yang banyak). (HR. Bukhari dan Muslim).

9. Wanita muslimah menjaga hatinya dari kerancuan dan hawa nafsu, menjaga pandangannya dari pandangan-pandangan yang haram, menjaga telinganya dari hal-hal yang melalaikan dari dzikrullah, ini semua yang dinamakan dengan taqwa, malulah terhadap Allah dengan sebenar-benarnya, barang siapa yang malu dengan sebenar-benarnya maka jagalah kepalanya dan apa yang ada didalamnya, dan jagalah perutnya serta yang ada didalamnya, ingatlah kematian dan musibah, barang siapa yang menghendaki akhirat hendaknya ia meninggalkan (tidak cinta) perhiasan-perhiasan dunia, barang siapa berbuat demikian niscaya sikap malunya kepada Allah benar. (Hadits Shahih Jami).

10. Wanita muslimah tidak menyia-nyiakan waktu siang maupun malamnya untuk perbuatan yang tidak ada gunanya, atau melewatkan masa mudanya hilang dengan percuma, tinggalkanlah mereka yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan kesia-siaan. (Al Anam : 70).

Allah berfirman tentang orang yang menyia-nyiakan umurnya, alangkah meruginya diri kami dari apa yang telah kami tinggalkan. (Al Anam : 31).

Wahai muslimah laksanakanlah nasehat-nasehat ini niscaya engkau akan jaya di dunia dan di akhirat...Wallahu 'alam Bishawab . . .

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan,agar Dia membantu memperbaiki amal ibadah kita.Semoga bermanfaat untuk kita semua ...
Amiin Ya Rabbul 'alamiin

 
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ،لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْك
 

27 Mar 2011

Jadikanlah Facebook untuk Mengenal Islam


"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya,.." <Q. S. An-Nur (24):31

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in.

Para pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah Ta’ala. Belakangan  ini di antara kita pernah mendengar mengenai fatwa haramnya Facebook, sebuah layanan pertemanan di dunia maya yang hampir serupa dengan Friendster dan layanan pertemanan lainnya. Banyak yang bingung dalam menyikapi fatwa semacam ini. Namun, bagi orang yang diberi anugerah ilmu oleh Allah tentu tidak akan bingung dalam menyikapi fatwa tersebut.

Dalam tulisan yang singkat ini, dengan izin dan pertolongan Allah kami akan membahas tema yang cukup menarik ini, yang sempat membuat sebagian orang kaget. Tetapi sebelumnya, ada beberapa preface yang akan kami kemukakan.Semoga Allah memudahkannya.

Dua Kaedah yang Mesti Diperhatikan

Saudaraku, yang semoga selalu mendapatkan taufik dan hidayah Allah Ta’ala. Dari hasil penelitian dari Al Qur’an dan As Sunnah, para ulama membuat dua kaedah ushul fiqih berikut ini:

Hukum asal untuk perkara ibadah adalah terlarang dan tidaklah disyari’atkan sampai Allah dan Rasul-Nya mensyari’atkan.
Sebaliknya, hukum asal untuk perkara ‘aadat (non ibadah) adalah dibolehkan dan tidak diharamkan sampai Allah dan Rasul-Nya melarangnya.

Apa yang dimaksud dua kaedah di atas?

Untuk kaedah pertama yaitu hukum asal setiap perkara ibadah adalah terlarang sampai ada dalil yang mensyariatkannya. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa ibadah adalah sesuatu yang diperintahkan atau dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang memerintahkan atau menganjurkan suatu amalan yang tidak ditunjukkan oleh Al Qur’an dan hadits, maka orang seperti ini berarti telah mengada-ada dalam beragama (baca: berbuat bid’ah).

Amalan yang dilakukan oleh orang semacam ini pun tertolak karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718)

Namun, untuk perkara ‘aadat (non ibadah) seperti makanan, minuman, pakaian, pekerjaan, dan mu’amalat, hukum asalnya adalah diperbolehkan kecuali jika ada dalil yang mengharamkannya.

Dalil untuk kaedah kedua ini adalah firman Allah Ta’ala,

هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي الأَرْضِ جَمِيعاً
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu”. (QS. Al Baqarah: 29). Maksudnya, adalah Allah menciptakan segala yang ada di muka bumi ini untuk dimanfaatkan. Itu berarti diperbolehkan selama tidak dilarangkan oleh syari’at dan tidak mendatangkan bahaya.

Allah Ta’ala juga berfirman,

قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللّهِ الَّتِيَ أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالْطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِي لِلَّذِينَ آمَنُواْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
“Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat ." Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS. Al A’raaf: 32).

Dalam ayat ini, Allah Ta’ala mengingkari siapa saja yang mengharamkan makanan, minuman, pakaian, dan semacamnya.
Jadi, jika ada yang menanyakan mengenai hukum makanan “tahu”? Apa hukumnya? Maka jawabannya adalah “tahu” itu halal dan diperbolehkan.

Jika ada yang menanyakan lagi mengenai hukum minuman “Coca-cola”? Apa hukumnya? Maka jawabannya juga sama yaitu halal dan diperbolehkan. Begitu pula jika ada yang menanyakan mengenai jual beli laptop? Apa hukumnya? Jawabannya adalah halal dan diperbolehkan.

Jadi, untuk perkara non ibadah seperti tadi, hukum asalnya adalah halal dan diperbolehkan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Makan bangkai menjadi haram, karena dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Begitu pula pakaian sutra bagi laki-laki diharamkan karena ada dalil yang menunjukkan demikian. Namun asalnya untuk perkara non ibadah adalah halal dan diperbolehkan.

Oleh karena itu, jika ada yang menanyakan pada kami bagaimana hukum Facebook? Maka kami jawab bahwa hukum asal Facebook adalah sebagaimana handphone, email, website, blog, radio dan alat-alat teknologi lainnya yaitu sama-sama mubah dan diperbolehkan.

Hukum Sarana sama dengan Hukum Tujuan

Perkara mubah (yang dibolehkan) itu ada dua macam. Ada perkara mubah yang dibolehkan dilihat dari dzatnya dan ada pula perkara mubah yang menjadi wasilah (perantara) kepada sesuatu yang diperintahkan atau sesuatu yang dilarang.

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di –rahimahullah- mengatakan,

“Perkara mubah dibolehkan dan diizinkan oleh syari’at untuk dilakukan. Namun, perkara mubah itu dapat pula mengantarkan kepada hal-hal yang baik maka dia dikelompokkan dalam hal-hal yang diperintahkan. Perkara mubah terkadang pula mengantarkan pada hal yang jelek, maka dia dikelompokkan dalam hal-hal yang dilarang. Inilah landasan yang harus diketahui setiap muslim bahwa hukum sarana sama dengan hukum tujuan (al wasa-il laha hukmul maqhosid).

Maksud perkataan beliau di atas:

Apabila perkara mubah tersebut mengantarkan pada kebaikan, maka perkara mubah tersebut diperintahkan, baik dengan perintah yang wajib atau pun yang sunnah. Orang yang melakukan mubah seperti ini akan diberi ganjaran sesuai dengan niatnya.

Misalnya : Tidur adalah suatu hal yang mubah. Namun, jika tidur itu bisa membantu dalam melakukan ketaatan pada Allah atau bisa membantu dalam mencari rizki, maka tidur tersebut menjadi mustahab (dianjurkan/disunnahkan) dan akan diberi ganjaran jika diniatkan untuk mendapatkan ganjaran di sisi Allah.

Begitu pula jika perkara mubah dapat mengantarkan pada sesuatu yang dilarang, maka hukumnya pun menjadi terlarang, baik dengan larangan haram maupun makruh.

Misalnya : Terlarang menjual barang yang sebenarnya mubah namun nantinya akan digunakan untuk maksiat. Seperti menjual anggur untuk dijadikan khomr.

Contoh lainnya adalah makan dan minum dari yang thoyib dan mubah, namun secara berlebihan sampai merusak sistem pencernaan, maka ini sebaiknya ditinggalkan (makruh).

Bersenda gurau atau guyon juga asalnya adalah mubah.  Sebagian ulama mengatakan, “Canda itu bagaikan garam untuk makanan. Jika terlalu banyak tidak enak, terlalu sedikit juga tidak enak.” Jadi, jika guyon tersebut sampai melalaikan dari perkara yang wajib seperti shalat atau mengganggu orang lain, maka guyon seperti ini menjadi terlarang.

Oleh karena itu, jika sudah ditetapkan hukum pada tujuan, maka sarana (perantara) menuju tujuan tadi akan memiliki hukum yang sama. Perantara pada sesuatu yang diperintahkan, maka perantara tersebut diperintahkan. Begitu pula perantara pada sesuatu yang dilarang, maka perantara tersebut dilarang pula. Misalnya tujuan tersebut wajib, maka sarana yang mengantarkan kepada yang wajib ini ikut menjadi wajib.

Contohnya : Menunaikan shalat lima waktu adalah sebagai tujuan. Dan berjalan ke tempat shalat (masjid) adalah wasilah (perantara). Maka karena tujuan tadi wajib, maka wasilah di sini juga ikut menjadi wajib. Ini berlaku untuk perkara sunnah dan seterusnya.

Intinya, Hukum Facebook adalah Tergantung Pemanfaatannya

Jadi intinya, hukum facebook adalah tergantung pemanfaatannya. Kalau pemanfaatannya adalah untuk perkara yang sia-sia dan tidak bermanfaat, maka facebook pun bernilai sia-sia dan hanya membuang-buang waktu. Begitu pula jika facebook digunakan untuk perkara yang haram, maka hukumnya pun menjadi haram.

Hal ini semua termasuk dalam kaedah “al wasa-il laha hukmul maqhosid (hukum sarana sama dengan hukum tujuan).” Di bawah kaedah ini terdapat kaedah derivat atau turunan lainnya yaitu:
  1. Maa laa yatimmul wajibu illah bihi fa huwa wajib (Suatu yang wajib yang tidak sempurna kecuali dengan sarana ini, maka sarana ini menjadi wajib)
  2. Maa laa yatimmul masnun illah bihi fa huwa masnun (Suatu yang sunnah yang tidak sempurna kecuali dengan sarana ini, maka sarana ini menjadi sunnah)
  3. Maa yatawaqqoful haromu ‘alaihi fa huwa haromun (Suatu yang bisa menyebabkan terjerumus pada yang haram, maka sarana menuju yang haram tersebut menjadi haram)
  4. Wasail makruh makruhatun (Perantara kepada perkara yang makruh juga dinilah makruh)
Maka lihatlah kaedah derivat yang ketiga di atas. Intinya, jika facebook digunakan untuk yang haram dan sia-sia, maka facebook menjadi haram dan terlarang. Kita dapat melihat bahwa tidak sedikit di antara pengguna facebook yang melakukan hubungan gelap di luar nikah di dunia maya. Padahal lawan jenis yang diajak berhubungan bukanlah mahram dan bukan istri.

Sungguh, banyak terjadi perselingkuhan karena kasus semacam ini. Jika memang facebook banyak digunakan untuk tujuan-tujuan semacam ini, maka sungguh kami katakan, “Hukum facebook sebagaimana hukum pemanfaatannya. Kalau dimanfaatkan untuk yang haram, maka facebook pun menjadi haram.”

Waktu yang Sia-sia Di Depan Facebook

Saudaraku, inilah yang kami ingatkan untuk para pengguna facebook. Ingatlah waktumu! Kebanyakan orang betah berjam-jam di depan facebook, bisa sampai 5 jam bahkan seharian, namun mereka begitu tidak betah di depan Al Qur’an dan majelis ilmu. Sungguh, ini yang kami sayangkan bagi saudara-saudaraku yang begitu gandrung dengan facebook. Oleh karena itu, sadarlah!!

Semoga beberapa nasehat ulama kembali menyadarkanmu tentang waktu dan hidupmu. Imam Asy Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan, “Aku pernah bersama dengan seorang sufi. Aku tidaklah mendapatkan pelajaran darinya selain dua hal. Pertama, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang.

Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu.”
Lanjutan dari perkataan Imam Asy Syafi’i di atas, “Kemudian orang sufi tersebut menyebutkan perkataan lain: Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).” (Al Jawabul Kafi, 109, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah)

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi dan penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung). Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya.Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak.”Ingatlah ... kematian lebih layak bagi orang yang menyia-nyiakan waktu.

Ibnul Qayyim mengatakan, “Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan, maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya.” (Al Jawabul Kafi, 109)

Marilah Memanfaatkan Facebook untuk Dakwah

Inilah pemanfaatan yang paling baik yaitu facebook dimanfaatkan untuk dakwah. Betapa banyak orang yang senang dikirimi nasehat agama yang dibaca di inbox, note atau melalui link mereka. Banyak yang sadar dan kembali kepada jalan kebenaran karena membaca nasehat-nasehat tersebut.

Oleh karena itu, jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain apalagi dalam masalah agama, yang tentu saja dengan bekal ini akan mendatangkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Dari Jabir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Sebaik-baik manusia adalah yang paling memberikan manfaat bagi orang lain.” (Al Jaami’ Ash Shogir, no. 11608)

Dari Abu Mas’ud Al Anshori, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Barangsiapa memberi petunjuk pada orang lain, maka dia mendapat ganjaran sebagaimana ganjaran orang yang melakukannya.” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,
لأَنْ يَهْدِىَ اللَّهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ
"Jika Allah memberikan hidayah kepada seseorang melalui perantaraanmu maka itu lebih baik bagimu daripada mendapatkan unta merah (harta yang paling berharga orang Arab saat itu)." (HR. Bukhari dan Muslim)

Lihatlah saudaraku, bagaimana jika tulisan kita dalam note, status, atau link di facebook dibaca oleh 5, 10 bahkan ratusan orang, lalu mereka amalkan, betapa banyak pahala yang kita peroleh. Jadi, facebook jika dimanfaatkan untuk dakwah semacam ini, sungguh sangat bermanfaat.

Penutup: Nasehat bagi Para Pengguna Facebook
Imam Asy Syafi’I mengatakan, “Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil)”.( Al Jawabul Kafi, 109).

Semoga kita selalu disibukkan dengan hal yang dapat memberikan manfaat pada orang lain. Alangkah bagusnya jika status, note dan link yang kita berikan pada saudara-saudara kita berisi siraman-siraman rohani. Itu lebih baik dan lebih bermanfaat dibanding dengan mengisi status di FB dengan hal-hal yang sia-sia atau bahkan dosa.

Kami hanya bisa berdoa kepada Allah, semoga Allah memberikan taufik dan hidayah bagi orang yang membaca tulisan ini. Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk memanfaatkan waktu dengan baik, dalam hal-hal yang bermanfaat.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Rujukan:
Al Jawabul Kafi, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah

Al Qowa’id wal Ushul Al Jaami’ah, Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, Darul Wathon Lin Nasyr

Jam’ul Mahshul fi Syarhi Risalah Ibni Sya’di fil Ushul, Abdullah bin Sholeh Al Fauzan, Dar Al Muslim

Risalah Lathifah, Abdurrahman bin Nashir As Sa’di
***
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel www.remajaislam.com

26 Mar 2011

Curahan hati Penulis


Di saat 'ku goreskan tinta ini sesungguhnya ada kegelisahan dalam hatiku
Apakah....
     Tulisanku ini bisa diterima..?
     Jika sampai pada pembaca mungkinkah mereka paham...?
     Goresan ini mampu memberikan perubahan..?
...tapi semua itu adalah kuasa Illahi, 'ku tetap tulis dengan tinta itu demi waktu yg terbuang...

Andai saat itu datang 'kumau tak seorangpun menangis untukku.
Andai kau tau 'ku takut membayangkan saat ajal  menjemputku.
Andai kau mengerti 'ku takut mengingat dosa2ku hingga aku terpisah dari orang2 terkasihku.
Andai waktuku tiba 'kupun takut membayangkan apa yang akan menimpaku kelak
...Pantaskah kuberharap Surga di perjalanan akhirku kelak.....

Jika waktuku tiba....
Kuberharap tulisanku tak'kan terkubur bersamaku.
Kuberharap ia tetap hidup hingga memberi sejuta makna bagi pembacanya.
Kuberharap anak2ku paham dengan apa yang tersirat.
Kuberharap ketika rindu itu datang, tulisan2ku akan hidup mengisi kekosongan hati mereka.
...Hingga 'kupun dapat tersenyum dari 'kuburku kelak...

Ingatlah..pada ajalmu...!!
Pada hari dimana sebuah epik jagad raya yang menggelora dengan perkasa berada disisimu.
Dia dengan gagah perkasa berada didekatmu dan tak terbendungkan sedang menuju klimaksnya.
Ku yakin engkaupun akan berada didalamnya.
Saat itu janganlah engkau lupa bahwa kau tak akan tahu "kapan ajal kan menjemput."

Janganlah kau terpesona dengan kegagahan Dunia.
Janganlah kau terpesona dengan kilaunya yang menggelapkan hati 
     ......yang kadang membutakan akal pikiran.......
Saat langit runtuh bumi terjungkir turunkan pasir dan debu.
Saat meracuni berapa ratus juta manusia ....
....Seberapa banyak yang tahu akan penyelamatan kasih sayangNya.....

Aku khawatir dengan anak2ku dan generasi mendatang di belakangku kelak.
Aku khawatir akan kecemasan yang bergolak dalam hati
- Kecemasan karena Dunia ini akan kocar-kacir.
- Kecemasan karena kelaparan dimana-mana.
- Kecemasan karena kehidupan rakyat yang kian tak tentram.
- Kecemasan karena walau ada nasi tak ada yang makan.
- Kecemasan karena ada orang tapi tak ada pakaiannya.
- Kecemasan karena ada mayat tak ada yang mengurusinya.

Jadikanlah kecemasanku sebagai modalmu kelak....
Agar kau dapat mempersiapkan hidup untuk bekal di akhiratmu kelak....
Tanda-tanda ini sudah terlihat jelas....
Kota yang makmur berubah jadi lautan luas...
Gedung pencakar langit berubah menjadi lumpur...hancur..
Hanya sedikit orang yang akan makmur...

Ingatlah...kita ini akan mati!!
Hal itu nyata dan tak pernah terbantahkan.
Hal itu membuatmu tak lagi ngoyo dalam mengejar pangkat dan kemewahan dunia.
Hal itu membuat legawa (qona'ah) dengan pencapaimu kini.
Hal itu tak akan menghalalkan segala cara untuk memenuhi ambisi pribadimu.

Dengan mengingat kematian 'kau akan ingat tobat.
Hingga engkau giat ibadah dan amal saleh demi kebaikanmu di akhirat.
Aku iri terhadap kaum sufi yang tidak takut dan tidak gentar menghadapi kematian.
Mereka selalu merindukan kematian....
Hanya lewat kematian mereka dapat menggapai kebahagiaan yang sebenar-benarnya.
Ketika berjumpa dengan Allah dalam ridha dan perkenan-Nya.

Ya Allah...aku sadar bahwa semua yg aku miliki, hanya belas kasih sayangmu padaku.
Ya Allah...hanya engkau yang tahu akan semua ketakutan,keresahan dan kebimbangan yang tak terungkap.
Ya Allah...sungguh aku sangat takut akan percikan tinta yang telah salah tergores dalam kanvas hidupku

Ya Allah...ijinkan aku meminta dan  memohon padamu…
Engkau yang menjadi juri atas langkahku di kehidupan ini.
Lindungi hati dan setiap ucapku hingga aku kuat atas lemah iman dan hati ini
Dengan hidayahmu aku berubah, berilah petunjukmu ketika aku lalai, terjatuh dan tanpa daya lagi.

Aku titipkan pesanku....
Kesusahan, kesulitan dan penderitaan merupakan pengantar kesempurnaan dalam kemajuan iman.
Cambukan hidup justru akan melahirkan gerakan, potensi dan gairah semangat. 
Bahwa sesuatu itu tersembunyi pada kebalikannya, maka kebahagiaan sejati pun tersembunyi di balik semua penderitaan dan musibah. 
Kesulitan dan bencana merupakan keharusan bagi kesempurnaan manusia.

bacalah Doa-Doa ini, agar kelak kau tak merugi..

1. Mohon Ampunan Dosa
Artinya: "Ya Allah, ampunilah kesalahan, kebodohan dan keterlaluanku dalam segala urusan, dan ampuni pula segala dosa yang Engkau lebih mengetahui daripada aku."

Artinya: "Ya Allah, ampunilah kesalahan-kesalahan, kesengajaan, kebodohan dan keterlaluanku, serta segala dosa yang terdapat pada diriku."
Penjelasan:
Doa-doa di atas dibaca agar kita terhindar dari segala kesalahan dan perbuatan dosa. Al-Bukhârî dan Muslim dari Abû Mûsa Al-Asy'arî meriwayatkan, bahwa Nabi Saw. biasa membaca doa ini, walaupun ia terbebas dari dosa (ma'shum).

2. Mohon Kebaikan Dunia Akhirat

Artinya: "Ya Allah, perbaikilah urusan agamaku yang menjadi pegangan bagi setiap urusanku. Perbaikilah duniaku yang di situlah urusan kehidupanku. Perbaikilah akhiratku yang ke sanalah aku akan kembali. Jadikanlah hidupku ini sebagai tambahan kesempatan untuk memperbanyak amal kebajikan, dan jadikanlah kematianku sebagai tempat peristirahatan dari setiap kejahatan."
Penjelasan:
Doa ini baik sekali kita baca setiap saat, karena selain untuk kebaikan dunia dan akhirat, juga untuk memperkuat agama yang kita pegang. Doa ini pula yang biasa dibaca Nabi Saw. memohon kepada Allah Swt. agar diberi kekuatan beragama. Demikian dalam hadis riwayat lmam Muslim dam Al-Turmudzî, dari Abû Hurairah.

3. Mohon Petunjuk Allah.

Artinya: "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu curahan rahmat dari sisi-Mu, yang dengannya hatiku mendapat petunjuk, terkumpul segala yang bercerai-berai dan terhimpun segala yang terpisah-pisah, tertolak segala fitnah atas diriku dan bertambah baik urusan agamaku, terpelihara segala sesuatu yang jauh dariku dan terangkat apa yang dekat denganku, disucikan segala perbuatanku dan dicerahkan wajahku, diberi ilham menuju petunjuk dan terpelihara diriku dari segala sesuatu yang jelek."
Penjelasan:
Doa ini dibaca setiap pagi, lebih-lebih sebelum atau menjelang shalat shubuh sesudah shalat fajar. Insya Allah petunjuk Allah dan kebahagiaan hidup akan senantiasa menyertainya.
Dalam hadis riwayat Imam Thabrani dari Ibnu Abbas dijelaskan, bahwa doa ini pula yang senantiasa dilakukan Nabi Saw. setelah selesai melaksankan shalat sunat fajar sebelum shalat shubuh.

4. Mohon Curahan Rahmat dan Ampunan

Artinya: "Ya Allah, aku telah banyak berbuat zhalim terhadap diriku sendiri, dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau, maka curahkanlah ampunan dan belas kasih kepadaku dari sisi-Mu. Sungguh Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. "
Penjelasan:
Doa mi dibaca setiap selesai mengerjakan shalat fardhu, bahkan baik juga dibaca pada setiap kesempatan. Demikian menurut Al-Nawâwî Al-Baghdadi.

5. Sayyidul Istighfar

Artinya: "Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, yang tiada Tuhan yang pantas disembah melainkan Engkau.yang telah menciptakan diriku. Aku adalah hamba-Mu, dan aku berada dalam perintah dan perjanjian-Mu, yang dengan segala kemampuanku perintah-Mu aku laksanakan. Aku berlindung kepada-Mu dari segala kejelekan yang aku perbuat terhadap-Mu. Engkau telah mencurahkan nikmat-Mu kepadaku, sementara aku senantiasa berbuat dosa. Maka ampunilah dosa-dosaku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau. "
Penjelasan:
Doa ini dibaca setiap pagi dan sore, baik juga dibaca setiap selesai shalat fardhu.
Nabi Saw. menyebutnya Sayyidul Istighfar, puncak dari istighfar Nabi menjelaskan, barang siapa membaca doa ini setiap sore, dan apabila malam harinya ia meninggal, maka berhak masuk surga. Dan barangsiapa membaca doa ini setiap pagi hari, dan apabila siang harinya ia meninggal, maka berhak masuk surga. (HR. Bukhârî dan Muslim dari Syadad bin Aus).

6. Mohon Keselamatan Lahir Batin

Artinya: "Ya Allah, berilah keselamatan pada badanku. Ya Allah, berilah keselamatan pada pendengaranku. Ya Allah, berilah keselamatan pada penglihatanku. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur. Tidak ada Tuhan yang pantas disembah kecuali Engkau.
Penjelasan :
Doa ini dibaca setiap pagi dan sore hari sebanyak 3 kali. Insya Allah akan dianugerahkan keselamatan lahir batin. Ini juga yang dilakukan Nabi Saw., dan diikuti oleh Abî Barkah (ayah 'Abdurrahman). Demikian Imam Abu Dâud meriwayatkan.

7. Lailatul Qadar

Artinya: "Ya Allah Engkau adalah Maha pemaaf Lagi Maha Mulia. Engkau mencintai ampunan, maka ampunilah dosa-dosaku. "
Penjelasan:
Doa ini baik sekali dibaca pada malam lailatul Qadar, yaitu suatu malam yang ada pada bulan Ramadhan. Imam Turudzî dari 'Aisyah r.a. meriwayatkan, bahwa suatu ketika 'Aisyah menghadap Rasulullah Saw. dan berkata: "Ya Rasulullah, apabila aku menemukan lailatul qadar, bacaan apa yang harus aku baca?" Rasulullah menjawab:"Bacalah: Allâhumma Innaka 'Afuwwun Karim."

8. Doa Mohon Keteguhan Iman

Artinya: "Ya Allah yang memutarbalikan hati. Tetapkanlah hatiku pada jalan agama-Mu".

9. Mohon Berlindung dari Kejelekan

Artinya: "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu segala kebajikan sebagaimana yang dimohon oleh nabi-Mu Muhamad. Dan aku berlindung kepada-Mu dari segala kejelekan sebagajmana yang nabi-Mu Muhamad mohon perlindungan. Engkaulah Yang Maha Pemberi Pertolongan, dan kepada-Mulah puncak segala pengharapan. Tiada daya upaya untuk meninggalkan ma'siat dan tiada kekuatan untuk melakukan ibadah kecuali atas pertolongan Allah."
Penjelasan:
Doa ini merupakan doa dari keseluruhan doa yang diajarkan Nabi Saw. kepada Umamah.

10. Mohon Teguh Pendirian.

Artinya: "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ketegaran dalam menghadapi segala permasalahan. Aku memohon dengan sangat kepada-Mu untuk berkenan memberikan curahan petunjuk, serta aku memohon kepada-Mu dapat mensyukuri nikmat dan rajin melakukan ibadah. Aku mernohon kepada-Mu lisan yang jujur dan hati yang lurus. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang Engkau ketahui, dan aku memohon kepada-Mu kebaikan yang Engkau ketahui, serta aku memohon kepada-Mu curahan ampunan dari segala dosa yang Engkau ketahui. Sebab hanya Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib."
Penjelasan :
Doa ini yang diajarkan Nabi Saw. kepada para sahabatnya untuk keteguhan hati dan pendirian, baik untuk dibaca.
Agar kita selamat dari rintangan dan halangan serta teguh dalam pendirian

23 Mar 2011

Why.....?


KENAPA AKU DIUJI?

Surah Al-Ankabut ayat 2-3

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

KENAPA AKU TIDAK MENDAPATKAN APA YANG AKU IDAM-IDAMKAN?

Surah Al-Baqarah ayat 216

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

KENAPA UJIAN SEBERAT INI?

Surah Al-Baqarah ayat 286

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

RASA FRUSTASI?

Surah Al-Imran ayat 139

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.

BAGAIMANA AKU HARUS MENGHADAPINYA?

Surah Al-Imran ayat 200

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung

Surah Al-Baqarah ayat 45

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’,

APA YANG AKU DAPAT DARI SEMUA INI?

Surah At-Taubah ayat 111

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.

KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?

Surah At-Taubah ayat 129

Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal

AKU TAK DAPAT BERTAHAN LAGI!!!!!

Surah Yusuf ayat 87

dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.

Surah An-Nisaa’ ayat 86

Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.

Jalan hidup kita tentunya tidak selalu indah sebagaimana yang diharapkan. Demikian juga dengan kadar iman yang naik dan bisa saja turun dengan drastisnya. Ujian tentunya bukan hanya selalu dibungkus dengan kesengsaraan saja bukan?, melainkan ia dapat dilukiskan dengan kesuksesan, prestasi, kebahagiaan dan lain sebagainya. Saat kita mengalami ‘kekosongan’ dalam melewati sebuah episode hidup, diri ini malah menjauh dari-Nya. Siratan rasa ketidakadilan akibat dari pengharapan dan cita-cita terbesar yang belum juga dikabulkan-Nya sering membuat kita ‘ngambek’ berdemo dengan ‘mogok ibadah’. Padahal sikap demikian malah akan membuat kita semakin jauh dari-Nya bukan?

Sahabat, apa yang membuat hati ini menjadi ternoda adalah karena kita terkadang memandang keberhasilan orang lain dengan sinis. Timbul iri hati dan cemburu akibat membandingkan diri yang jauh dibawah nya. Sudah seharusnya kita bisa menjadi sahabat untuk diri sendiri, berdamai dengan segala kekurangan dan keberhasilan yang mungkin saja masih tertunda. Menghujat diri sendiri dengan berbagai penyesalan dan menyalahkan diri tidak akan merubah segalanya menjadi lebih baik. Mulai sekarang mari katakan pada diri kita …

Wahai diriku, aku bahagia memiliki jiwa dan raga ini, aku bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah kepadaku. Jika aku saat ini belum menjadi orang yang berhasil, maka aku tidak perlu bersedih dan kawatir, Allah pasti memiliki jalan yang mugkin saja berbeda dari orang lain untuk membuat hidupku menjadi lebih baik dan berarti. Jika bukan saat ini, mungkin esok atau lusa, minggu depan atau pun tahun depan. Tapi diriku harus jauh-jauh dari yang namanya kufur nikmat dan husnudzon terhadap Allah Swt dan selalu bersyukur dalam setiap keadaan. Wahai diriku, mulai detik ini jadikanlah makna dari ayat-ayat diatas menjadi penolong dan petunjuk hidupmu. Insya Allah, Dia akan selalu menyertai dan menjagamu dalam setiap denyut nadimu. Tapi ingat, semua itu harus disertai ikhtiar dan do’a. Betul? Let’s start it with Bismillah …” ^_^

Wallahua’lam bishawab.

Ya Allah, ampunilah hamba yang telah berprasangka buruk terhadap-Mu,
bukakanlah pintu ampunan bagi hamba yang kian gersang hatinya ini,
jamah dan siramilah jiwa raga ini dengan hidayah, cinta dan kasih sayang-Mu,
agar kefuturan yang selama ini kian menguasai diri dapat terlepas dari belenggunya..

Aamiiin..

Abdul Qodir Jaelani


Syekh Abdur Qadir Jilany adalah adalah imam yang zuhud dari kalangan sufi. Nama lengkap beliau adalah Abdul Qadir bin Abi Sholih Abdulloh bin Janki Duwast bin Abi Abdillah bin Yahya bin Muhammad bin Daud bin Musa bin Abdillah bin Musa al-Hauzy bin Abdulloh al-mahdh bin Al-Hasan al-mutsanna bin al-Hasan bin Ali bin Abi Tholib Al-Jailani dinisbahkan ke sebuah tempat di dekat thobristan yaitu Jiil, atau Jilan atau Kilan
Beliau lahir tahun 471 H di Jiilan dan Kemudian di masa mudanya beliau pergi ke Baghdad dan belajar dari al-Qadhy Abi Sa''d al-Mukhorromy. Beliau pun banyak meriwayatkan hadits dari sejumlah ulama pada masa itu di antaranya; Abu Gholib al-Baqillany dan Abu Muhammad Ja''far as-Sirraj.

Syekh ''Izuddin bin Abdissalam mengatakan: "Tidak ada seorangpun yang karamahnya diriwayatkan secara mutawatir kecuali Syekh Abdul Qadir Jiilany." Syekh Nuruddin asy-Syathonufy al-Muqry mengarang sebuah buku yang menjelaskan tentang sirah dan karamah beliau dalam 3 jilid, dalam buku tersebut dikumpulkan semua berita yang berkaitan dengan syekh baik itu berita yang benar, palsu maupun hanya cerita rekaan.
Di antara cerita yang terdapat dalam buku tersebut adalah sebuah kisah yang diriwayatkan dari Musa bin Syekh Abdul Qadir al-Jilany ia berkata: Aku mendengar ayahku bercerita: Pada suatu waktu, ketika aku sedang berada dalam perjalanan di sebuah gurun. Berhari-hari lamanya aku tidak menemukan air, dan aku sangat kehausan. Tiba-tiba ada awan yang melindungiku dan turun darinya setetes air kemudian aku meminumnya dan hilang rasa dahagaku, kemudian aku melihat cahaya terang benderang, tiba-tiba ada suara memanggilku, "Wahai Abdul Qodir, Aku Rabbmu dan Aku telah halalkan segala yang haram kepadamu." Maka Abdul Qodir berkata: "Pergilah wahai engkau Syetan terkutuk." Tiba-tiba berubah menjadi gelap dan berasap, kemudian ada suara yang mengucapkan: "Wahai Abdul Qodir, engkau telah selamat dariku (syetan) dengan amalmu dan fiqihmu." Demikian sedikit kisah tentang Abdul Qodir.

Syekh Abdul Qadir memiliki 49 orang anak, 27 di antaranya adalah laki-laki. Beliaulah yang mendirikan tariqat al-Qadiriyah. Di antara tulisan beliau antara lain kitab Al-Fathu Ar-Rabbani, Al-Ghunyah li Thalibi Thariq Al-Haq dan Futuh Al-Ghaib. Beliau wafat pada tanggal 10 Rabi?ul Akhir tahun 561 H bertepatan dengan 1166 M pada saat usia beliau 90 tahun.
Adapun penyebab kenapa begitu banyak orang di zaman sekarang yang mengagungkan beliau, adalah karena beliau termasuk orang yang sholih dan banyak karomahnya. Hanya saja kebanyakan dari mereka bersikap berlebih-lebihan dalam hal tersebut (al-Ghulu) dan menempatkan beliau di atas derajat para Nabi. Tentunya hal tersebut adalah perbuatan yang dilarang. (Tarikhul Islam Lidz-Dzahaby tahun 561-570 H, Siyar A''lam an-Nubala'' 20/439-451)

Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.

22 Mar 2011

Setiap Yang Baik Belum Tentu Benar


Ketika seorang teman berkata "Pilihlah yang baik dan benar...!", saya jadi berpikir apa iya setiap yang baik belum tentu benar...? tapi saya rasa itu adalah sebuah nasehat dan nasehat yang baik datang tidak pernah terlambat. Coba kita lihat "Moral of the Story" mudah untuk terlihat baik di depan orang-orang yang tidak mengenalmu, banyak di antara kita yang melakukan perbuatan baik di sana sini, pergi ke tempat ibadah, berkata benar, dan semua orang mengira kita adalah sosok ideal tapi sebenarnya tidak demikian. Nah untuk itu "Jangan lakukan sesuatu supaya orang lain menyukaimu atau supaya seseorang kagum padamu - lakukan sesuatu untuk dirimu sendiri, jadikan dirimu seseorang yang lebih baik."

Jika yang baik belum tentu benar apakah yang benar sudah pasti baik...?

Saya ingin bercerita sedikit, suatu hari seorang pemuda tertidur pulas di dalam mushola kecil di tepian pantai, tiba-tiba dia terbangun karena dilihatnya ada seseorang yang dengan semangat membangunkannya. Dia bergegas lari menjauhi pantai tersebut karena bisikan mahluk tersebut yang mengatakan akan terjadi gelombang besar. Betul saja tak berapa lama ombakpun datang dengan ketinggian diatas sewajarnya dan menghantam mushola tempat dimana pemuda tersebut tertidu pulas. Dengan perasaan suka cita pemuda itupun mengucapkan terimakasih dan berkata "Alhamdulillah...untung tuan membangunkan saya, kalau tidak saya akan mati terseret ombak, mengapa engkau begitu baik padaku...?" tanya pemuda itu dengan perasaan gembira tak terkira. Dengan bangganya mahluk tersebut berkata "Aku berbuat baik karena aku tak ingin kau mati terseret ombak karena kau akan masuk surga, dengan begini kau akan tetap hidup dan aku mempunyai kesempatan untuk menggagumu lagi untuk berbuat dosa" Begitulah ternyata mahluk itu adalah perwujudan dari setan yang dengan kelicikannya selalu memperdaya manusia.

Anggapan bahwa baik itu selalu benar ternyata hanyalah sekelumit ucapan yang membutakan mata seseorang. Banyak sekali kejadian dimana seorang di pandang baik ternyata dia serigala berbulu domba. Andaikan mata di berikan kekuasaan oleh Tuhan untuk melihat semua kebenaran, maka di dunia ini tidak akan ada orang yang berdosa. Akan tetapi begitu Maha Adil Tuhan dalam menciptakan manusia, hanya orang terpilhlah yang dapat melihat mana yang baik dan benar, sehingga seimbanglah dunia ini.

Nah bagaimana dengan ucapan yang benar sudah pasti baik..?

Menurut saya sesuatu yang dianggap baik dan tidak baik itu tergantung orang yang memandangnya saja. sebagai contoh  ketika ada seorang guru yang membantu muridnya waktu ujian nasional supaya semuanya lulus, itu kan memang baik, tapi pada dasarnya jelas-jelas itu tidak Benar. Dan satu lagi contoh sederhananya Ketika kita memberikan ucapan selamat atas perayaan keagamaan pada penganut agama lain, menurut nilai etika kemanusian itu dalah sebuah  kebaikan tetapi hal itu bukan merupakan suatu  kebenaran karena  perbuatan itu telah melanggar aturan Tuhan sebagaimana tertulis didalam Al Quran. Jadi, sebenarnya baik adalah perspektif saja. Sedangkan Benar adalah absolut Benar. Setiap yang Baik belum tentu Benar, tetapi setiap yang Benar pasti selalu berujung Baik!

Ketika kita melaksanakan rukun islam ke 3 yaitu berzakat itu adalah sesuatu yang benar dan pastinya bernilai baik bagi orang lain yang menerimanya. Allah adalah  Maha Benar. Seberapapun kita berusaha menyembunyikan segala sesuatu yang jelek yang kita perbuat, lalu kita berusaha munafik dengan berbuat baik supaya Ia melihatnya…tetap saja itu menipu diri kita sendiri. Kita kira dengan berbuat baik, segala dosa kita bisa dihapusnya begitu saja. Kalau kita masih seperti itu, kita hanya menipu diri kita sendiri dengan beranggapan bahwa Allah yang Maha Benar bisa kita tipu dengan kamuflase kita.

Nah jika begitu nyata sudah bahwa setiap yang benar pastilah baik, jadi untuk itu semua berusahalah dan teruskanlah berbuat yang Benar. Untuk itu, lakukanlah yang Benar karena apa yang Benar adalah mutlak Benar, karena kalau kita melakukan yang Baik, hal itu belum tentu Benar. Lakukan yang benar sesuai tuntunan syari'at.

Sebenarnya Kita Ini Siapa....?

Kekecewaan, kekesalan, kebodohan, ketidakpastian, ketidak puasan dan masih banyak ke... dalam bentuk yang lain yang hanya akan berakhir dengan satu kata yaitu"penyesalan" hingga timbullah satu pertanyaan kenapa...?. Semua itu berawal dari kehidupan yang dijalani ternyata tidak sesuai dengan harapan, dulu saya punya rencana seperti itu, mengapa jadinya seperti ini apakah semua karena kebodohan saya sehingga saya terjebak pada situasi yang sama sekali tidak pernah saya harapkan...? Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang kerap kali mendera hati manusia akibat perasaan yang gelisah tak menentu yang membuat hidup seperti telur diujung tanduk "Hidup segan, Mati tak mau" 

Jika sudah dihadapkan pada situasi demikian, sepertinya kita belum bisa mengenali "Sebenarnya kita ini siapa..?". Banyak diri ini lebih mengenal saudara2 kita, sahabat2 kita tapi kita sendiri tidak mengenali diri sendiri sehingga cenderung kehidupan kita selalu dibayangi kehiduan orang2 disekitar kita akhirnya timbul satu pertanyaan "Mengapa hidupku tak seperti mereka..?". Nah jika sudah berada pada titik tersebut berhati-hatilah...jangan2 akan timbul niat untuk bunuh diri...Naudzubillahhimindzaliq

Untuk bangun dari rasa keterpurukan seperti itu marilah sejenak kita lupakan masa lalu, karena sebuah penyesalan akan timbul akibat kesalahan di masa lalu. Lalu cobalah fokus pada masa depan dan kita berusaha mencoba untuk mengenali diri sendiri seperti kata pepatah, orang bijak adalah orang yang dapat mengenali dirinya sendiri lebih dari orang lain. Untuk itu coba kita lihat apa yang menjadi dasar dan tujuan hidup kita. Ada sebuah ungkapan yang pernah saya baca "orang bodoh hidup untuk makan, namun orang bijak makan untuk hidup." Lantas apakah tujuan hidup orang bijak? Apakah hanya untuk bertahan hidup? Padahal kehidupan bukanlah akhir dan tidak dapat mengakhiri dirinya sendiri, lantas apa tujuan hidup ini? Para ahli fikir merumuskan masalah ini dengan 3 pertanyaan dasar; Darimana, kemana, dan mengapa? Artinya, saya darimana, akan kemana, lantas mengapa saya ada disini?


Menurut Alquran, segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, termasuk manusia, hidup didalam naungan hidayah yang terbentuk secara fitri, yang mengantarkannya kepada Allah. Dari titik tolak inilah Islam berusaha menggiring pemahaman umat manusia untuk tidak menjadikan dunia ini, sebagai persinggahan terakhir, namun sebagai starting point untuk menuju kehidupan selanjutnya yang abadi dan hakiki,yaitu... akhirat!

Merujuk pernyataan tersebut, mari kita uraikan sebenarnya kita ini berasal dariNya dan akan kembali padaNya. Nah semua atribut yang melekat pada diri kita tak akan ada satupun yang akan kita bawa ketika kita menghadapnya kecuali tiga perkara yaitu Anak yang soleh, Ilmu yang bermanfaat dan Amal perbuatan kita...Untuk itulah tak ada lagi yang perlu disesali jika kita sadar sesungguhnya siapakah diri kita..? Kita ini bukan siapa-siapa, kalaupun kita berhasil meraih kesuksesan dunia tidak lain itu adalah kehendak sang Illahi, demikian pula sebaliknya jika kehidupan tak sesuai dengan harapan kita setelah apa yang kita usahakan barangkali itulah takdir kita..untuk itulah di setiap keadaan patutlah kita bersyukur. Jangan selalu melihat apapun yang kita tidak miliki...! tapi lihatlah apa yang kita miliki...! dan bandingan dengan orang lain yang tidak memiliki apa yang kita miliki.

Saya jadi teringat cerita seorang teman yang karena suatu musibah sehingga toko kain yang dia miiki habis ludes terbakar padahal ketika kebakaran belum terjadi dia sempat membelajakan semua uangnya untuk membeli kain bahkan saking bersemangatnya sampai2 dia berhutang untuk memenuhi stok kainnya. Dan apa nyatanya semuanya habis tinggallah rasa sesal yang ada, tapi saya cukup dibuat salut dengan ketegarannya "apa yang terjadi adalah sudah menjadi kehendaknya, saya hanya disuruh untuk merubah hidup saya dan saya sekarang bersyukur atas kehendaknya karena untuk mencari penghasilan, saya tak usah repot2 lagi berjualan kain sebab Allahlah sekarang yang mengambil bagian untuk kecukupan rezeki saya terbukti sampai saat ini kehidupan saya masih berjalan dan anak2 saya masih bisa sekolah dengan baik walaupun dengan keadaan yang berbeda". itulah pengakuannya yang terakhir saya dengar....Subhanallah..

Terkadang memang hidup itu sangatlah sulit, namun dalam hidup bisa jadi terlampau mudah. Ini semua tergantung mindset kita dan bagaimana seorang melihat dari sudut pandang keinginannya.Nah untuk itulah mari kita ikuti perkataan ini "Man Jadda Wajada", siapa yang bersungguh-sungguh, dialah yang berhasil. Efek positif dari kata2 tersebut akan memberikan banyak inspirasi, saya jadi teringat sebuah buku "Half Full - Half Empty" karangan P. Marpaung yang menulis "Garam tidak akan menjadi garam bila tidak mengasinkan yang hambar.." mungkin inilah yang menjadi semangat kita untuk terus berikhtiar, bertawakal, dan ikhlas kepada Ilahi. Ingatlah bahwa Dunia ini hanyalah tempat singgah sementara jadi janganlah menyia-nyiakan hidup.

Bekerja keras itu sifat seorang yang ingin merubah nasib, seperti perihal yang sering dikatakan, Tuhan tidak akan mengubah suatu kaum sehingga kaum tersebut mengubah nasibnya sendiri. Jadi hidup ini bukanlah kepasrahan! bukanlah nasib dari "sono"nya! Kehidupan ini adalah jalan yang kita pilih. Bukan orang lain yang menentukan walaupun hingga akhirnya Tuhan yang akan memberikan jalan terbaik bagi kita. Namun tidak ada alasan untuk tetap pasrah. Ukuran keberhasilan atau kesuksesan tidak diukur dengan nominal uang atau jabatan, namun bagaimana seorang merasa puas terhadap apa yang diterimanya dan tolok ukurnya hanya satu yaitu bagaimana bahagianya seseorang menggapai mimpinya. Jadi yang tahu kesuksesan adalah diri kita sendiri.

Seperti orang yang takut akan ketinggian, akan merasa sukses bila menaklukan ketinggian tersebut. Orang yang takut akan kemiskinan, akan merasa sukses bila terlepas dari jerat kemiskinan, dan banyak orang lain yang takut akan sesuatu, akan merasa sukses dengan mengalahkan rasa takutnya tersebut. Dengan kata yang lebih sederhana, SUKSES itu adalah bagaimana kita mengalahkan diri kita sendiri. Untuk mencapai itu semua kenali dulu diri sendiri agar lebih mudah meraih impian di depan....



21 Mar 2011

"Gifts From The Heart for Women" (Kisah Sejati)

Ada pasangan suami isteri yang sudah hidup beberapa lama tetapi belum mempunyai keturunan. Sejak 10 tahun yang lalu, sang istri terlibat aktif dalam kegiatan untuk menentang ABORSI,karena menurut pandangannya, aborsi berarti membunuh seorang bayi.

Setelah bertahun-tahun berumah-tangga, a...khirnya sang istri hamil, sehingga pasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik ini kepada famili, teman2 dan sahabat2, dan lingkungan sekitarnya.Semua orang ikut bersukacita dengan mereka.. Dokter menemukan bayi kembar dalam perutnya, seorang bayi laki2 dan perempuan.Tetapi setelah beberapa bulan, sesuatu yang buruk terjadi. Bayi laki-laki dalam keadaan sehat, tetapi bayi perempuan mengalami kelainan, dan ia mungkin tidak bisa hidup sampai masa kelahiran tiba. Dan kondisinya juga dapat mempengaruhi kondisi bayi laki2. Jadi dokter menyarankan untuk dilakukan aborsi, demi untuk sang ibu dan bayi laki2 nya.

Fakta ini membuat keadaan menjadi terbalik. Baik sang suami maupun sang istri mengalami depressi. Pasangan ini bersikeras untuk tidak menggugurkan bayi perempuannya (membunuh bayi tsb),
tetapi juga kuatir terhadap kesehatan bayi laki2nya. “Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang tidur nyenyak”
, kata sang ibu di sela tangisannya. Lingkungan sekitarnya memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut,dengan mengatakan bahwa ini adalah kehendak Tuhan.

Ketika sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, tiba-tiba dia tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencanaNya dibalik semua ini. Hal ini membuatnya lebih tabah.Pasangan ini berusaha keras untuk menerima fakta ini.Mereka mencari informasi di internet, pergi ke perpustakaan, bertemu dengan banyak dokter, untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah bayi mereka.Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian.Banyak pasangan lainnya yang juga mengalami situasi yang sama, dimana bayi mereka tidak dapat hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi akan mampu bertahan hidup, bila mereka mampu memperoleh donor organ dari bayi lainnya. Sebuah peluang yang sangat langka.

Siapa yang mau mendonorkan organ bayinya ke orang lain ?Jauh sebelum bayi mereka lahir, pasangan ini menamakan bayinya, Jeffrey dan Anne.Mereka terus bersujud kepada Tuhan..Pada mulanya,mereka memohon keajaiban supaya bayinya sembuh. Kemudian mereka tahu, bahwa mereka seharusnya memohon agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi, karena mereka yakin Tuhan punya rencanaNya sendiri.

Keajaiban terjadi, dokter mengatakan bahwa Anne cukup sehat untuk dilahirkan, tetapi ia tidak akan bertahan hidup lebih dari 2 jam.Sang istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anne, mereka akan mendonorkan organnya.Ada dua bayi yang sedang berjuang hidup dan sekarat, yang sedang menunggu donor organ bayi.Sekali lagi, pasangan ini berlinangan air mata. Mereka menangis dalam posisi sebagai orang tua, dimana mereka bahkan tidak mampu menyelamatkan Anne.Pasangan ini bertekad untuk tabah menghadapi kenyataan yg akan terjadi.

Hari kelahiran tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan selamat. Pada momen yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong Anne dengan sangat hati-hati, Anne menatap ayahnya, dan tersenyum dengan manis. Senyuman Anne yang imut tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya.Tidak ada kata2 di dunia ini yang mampu menggambarkan perasaan pasangan tersebut pada saat itu. Mereka sangat bangga bahwa mereka sudah melakukan pilihan yang tepat (dengan tidak mengaborsi Anne),mereka sangat bahagia melihat Anne yang begitu mungil tersenyum pada mereka, mereka sangat sedih karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jam saja.

Sungguh tidak ada kata2 yang dapat mewakili perasaan pasangan tersebut.Mungkin hanya dengan air mata yang terus jatuh mengalir, air mata yang berasal dari jiwa mereka yang terluka..
Baik sang kakek, nenek, maupun kerabat famili memiliki kesempatan untuk melihat Anne. Keajaiban terjadi lagi, Anne tetap bertahan hidup setelah lewat 2 jam.Memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi keluarga tersebut untuk saling berbagi kebahagiaan. Tetapi Anne tidak mampu bertahan setelah enam jam…..
Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ.Setelah beberapa minggu, dokter menghubungi pasangan tsb bahwa donor tsb berhasil. Dua bayi berhasil diselamatkan dari kematian. Pasangan tersebut sekarang sadar akan kehendak Tuhan..

Walaupun Anne hanya hidup selama 6 jam,tetapi dia berhasil menyelamatkan dua nyawa. Bagi pasangan tersebut, Anne adalah pahlawan mereka, dan sang Anne yang mungil akan hidup dalam hati mereka selamanya…

Ada 3 point penting yang dapat kita renungkan dari kisah ini :

1. SESUNGGUHYA, tidaklah penting berapa lama kita hidup, satu hari ataupun bahkan seratus tahun. Hal yang benar2 penting adalah apa yang kita telah kita lakukan selama hidup kita, yang bermanfaat bagi orang lain.

2. SESUNGGUHNYA, tidaklah penting berapa lama perusahaan kita telahberdiri, satu tahun ataupun bahkan dua ratus tahun. Hal yang benar2 penting adalah apa yang dilakukan perusahaan kita selama ini, yang bermanfaat bagi orang lain.

3. Ibu Anne mengatakan “Hal terpenting bagi orang tua bukanlah mengenai bagaimana karier anaknya di masa mendatang, dimana mereka tinggal, maupun berapa banyak uang yang mampu mereka hasilkan. Tetapi hal terpenting bagi kita sebagai orang tua adalah untuk memastikan bahwa anak2 kita melakukan hal2 terpuji selama hidupnya, sehingga ketika kematian menjemput mereka, mereka akan menuju surga”.

(Kisah ini dikutip dari buku “Gifts From The Heart for Women” karangan Karen Kingsbury.)

18 MACAM NAFSYU YANG ADA DALAM DIRI SETIAP MANUSIA

Delapan Belas Macam Nafsu
Pembagian nafsu secara garis besar, ada dua: 

Pertama, terdiri dari delapan tingkatan yang ditempuh oleh diri atau nafsu manusia:

1. Nafsu ammarah: nafsu yang selalu mendorong untuk berbuat sesuatu di luar pertimbangan akal yang tenang, sehingga tidak mampu membedakan mana yang benar mana yang salah, mana baik mana buruk.

2. Nafsu lawwamah: nafsu yang sudah punya kesadaran, sehingga seseorang yang (terlanjur) berbuat salah atau tercela, akan tersadar, lalu menyesali diri atau merasa berdosa. Nafsu ini berdiri di simpang jalan antara ammarah dan muthmainnah.

3. Nafsu Muthmainnah: nafsu yang telah didominasi dan dikuasai oleh iman lantaran sudah begitu masak oleh pengalaman dan gemblengan badai derita, sehingga mampu dan terampil memilah yang haq dari yang batil, di mana yang terakhir ini akan terpental dengan sendirinya. Di segala situasi, baik dalam duka derita maupun dalam suka cita, nafsu ini tetap dingin dan tenang. Atau dengan bahasa Buya Hamka, ia punya dua sayap: sayap sabar (di cuaca kelam dan kesulitan) dan sayap syukur (di saat jaya dan makmur). Di sini perlunya iman dan zikir.

4. Nafsu mulhamah: unsur jiwa yang menerima ilham dari Tuhan, misalnya berbentuk ilmu pengetahuan.

5. Nafsu musawwalah: nafsu yang bebas melakukan apa yang dimauinya tanpa peduli nilai aktivitasnya itu, kendatipun sudah mampu membedakan mana yang haq dan mana yang batil.

6. Nafsu radhiyah: unsur jiwa yang menginsafi apa yang diterimanya dan menyatakan rasa syukur dalam menerima ridha Allah.

7. Nafsu mardhiyah: nafsu yang senantiasa pasrah akan ridha Allah. </span>

8. Nafsu kamilah: unsur jiwa yang telah memiliki kesempurnaan, baik kulit maupun isi, lahir atau batin, luar dan dalam.


Kedua, berupa sepuluh rupa nafsu (jiwa atau sifat tercela) yang mendekam dalam diri manusia, sehingga sekuat mungkin harus dijinakkan dan (kalau perlu) digilas.

1. Nafsu kalbiyah: Sifat anjing, yang perwujudannya antara lain suka memonopoli sendiri.

2. Nafsu himariyah: jiwa keledai, yang pandai memikul namun tidak mengerti secuil pun apa yang dipikulnya. Dengan kata lain, ia tak memahami masalah.

3. Nafsu sabu'iyah: jiwa serigala (suka-suka menyakiti atau menganiaya orang lain dengan cara apa pun).

4. Nafsu fa'riyah: nyali tikus, sebangsa merusak, menilep, atau semacamnya.

5. Nafsu dzatis-suhumi wa hamati wal-hayati wal-aqrabi, yaitu jiwa binatang penyengat berbisa sebagai ular dan kalajengking. (Senang menyindir-nyindir orang, menyakiti hati orang, dengki, dendam, dan semacamnya).

6. Nafsu khinziriyah: sifat babi, yakni suka kepada yang kotor,busuk, apek, dan yang menjijikkan.

7. Nafsu thusiyah: nafsu merak, antara lain suka menyombongkan diri, sok aksi, berlagak-lagu, busung dada, dan sebagainya.

8. Nafsu jamaliyah: nafsu unta (tak punya rasa santun, kasih sayang, tenggang rasa sosial, tak peduli kesusahan orang, yang penting dirinya selamat dan untung).

9. Nafsu dubbiyah: jiwa beruang. Biarpun kuat dan gagah, tapi sontok akal alias dungu.

10. Nafsu qirdiyah: jiwa beruk alias munyuk atau monyet (diberi ia mengejek, tak dikasih ia mencibir, sinis, dan suka melecehkan/memandang enteng).

by : Nanang Nurjamil

19 Mar 2011

Jadikan Diam dan Gerakmu Bernilai Ibadah


Santri : " Pa ustadz, saya sering mendengar perkataan 'seimbangkan antara dunia dan akhirat' nah kalau keadaan seperti saya bagaimana pa ustadz...?, sementara waktu saya lebih banyak terbuang untuk mengurusi pekerjaan saya sehingga terus terang saya belum bisa menyeimbangkan antara urusan dunia dan akhirat..?"

Ustadz : "Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Allah Swt mempunyai serangkaian hak-hak yang meliputi dirimu dalam setiap gerakmu, setiap diammu, atau dalam setiap kondisi yang kau berada di dalamnya, atau dalam setiap posisi yang kau duduki, atau terhadap setiap anggota badanmu yang kau pergunakan tiap hari, atau terhadap setiap perangkat yang kau manfaatkan....jadi untuk menyeimbangkan dunia dan akhiratmu jadikan diam dan gerakmu bernilai ibadah"

Santri : " Nah untuk diam dan gerak agar bernilai ibadah itu, bagaimana...? "

Ustadz :"Ya kita harus berupaya untuk ikhlas dalam setiap aktifitas yang kita lakukan. Ini karena, karya kita yang akan diterima-Nya hanya yang benar-benar ikhlas . Berupaya agar seluruh gerak dan diam kita bernilai ibadah di mata Allah azza wa jalla."

Santri : "Oh..begitu ya, pa ustadz...tapi ibadah saya kadang2 sering terpengaruh urusan duniawi. Maksudnya begini pa ustadz, kalau saya lagi stress memikirkan urusan duniawi yang berhubungan dengan pekerjaan maupun keadaan lingkungan yang mempengaruhi kehidupan saya menjadikan iman saya lemah dan ibadahpun jadi terabaikan."

Ustadz : "Untuk itulah kita harus berusaha keras untuk mentaati segala titah-Nya. Titah Allah swt bisa berupa larangan bisa juga berupa perintah, oleh karenanya inti agama kita adalah melakukan yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang. Maka untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah swt, mesti ada upaya keras untuk memaksimalkan potensi yang kita miliki, mohonlah bantuan kepada Allah swt. Salah satu do'a yang diajarkan Rasulullah saw kepada umat ini adalah 'Ya Allah, Bantulah kami untuk (terus) berdzikir kepada-Mu, dan (senantiasa) bersyukur kepada-Mu, dan memperbaiki (kualitas) ibadah kami kepada-Mu'. Tau kan doanya...? "

Santri : " Insya Allah pa ustadz, saya sekarang jadi teringat dengan ucapan ini 'jika kau kejar duniamu maka hanya dunia yang kau dapat tapi jika kau kejar akhiratmu maka dunia dan akhirat akan kau raih' ya...pa ustadz kadangkala pemahaman kita tentang itu semua sudah kita miliki, tapi rasanya kok sulit meneguhkan komitmen pada diri sendiri yang akhirnya jadi dilanggar sendiri "

Ustadz : " Ya seperti itulah ciri manusia, jauh dari sempurna. Saya sendiri sebagai ustadz dalam menasehati orang lain mudah tapi terkadang saya sendiri lupa dengan apa yang pernah saya katakan, tetapi jangan lupa kita harus selalu memberi semangat pada orang-orang yang sedang labil imannya...disitulah beratnya berda'wah "

Santri : "Saya jadi teringat lagu, syairnya begini pa ustadz 'ustadz juga manusia..punya rasa punya hati...' begitu pa ustadz...?!" santripun tersenyum lebar

Ustadz : " Wah...kamu itu bisa aja, dari pada ngelantur coba hitung waktu kita habis untuk apa..? agar pertanyaanmu untuk keseimbangan antara dunia dan akhirat terjawab
• Sholatkah? Paling sholat kita 5 kali sehari. Kalau sekali sholat 5-10 menit berarti cuman butuh waktu 25-50 menit. Nggak nyampe 1 jam tho ..?
• Puasa? Paling-paling kita setahun sekali. Itupun pas Ramadhan. Yang puasa sunah bisa dihitung dengan jari. Ya kan?
• Zakat? Paling setahun sekali. Itupun sebagian besar cuman zakat fitrah. Zakat malnya banyak yang kelupaan.
• Haji ? Wah…belum tentu bagi kita yang pas-pasan. Termasuk yang ngomong juga. Yang punya duit paling-paling seumur hidup sekali. Lha ternyata …. waktu kita itu habis untuk tidur, bekerja, belajar, ngobrol, makan minum, olahraga dsb. Ya..nggak? Dan celakanya, seringkali kegiatan-kegiatan tersebut berjalan dan berlalu begitu saja tanpa muatan/niatan untuk beribadah kepada Allah SWT. Karena tanpa niat untuk beribadah kepada Allah, maka juga tidak akan bernilai ibadah dan tidak akan mendapatkan apa-apa disisi Allah SWT.

Santri : "Lho….apa bisa : tidur, makan, minum, olahraga jadi ibadah....?.

Ustadz : "Ya .. bisa! kenapa tidak! Bukankah Rasulullah pernah bersabda bahwa “Betapa banyak sekali amalan-amalan yang nampaknya sebagai amalan dunia, dengan niat yang benar maka menjadi amalan akhirat. Betapa banyak amalan-amalan yang nampaknya sebagai amalan akhirat tapi menjadi amalan dunia semata karena niat yang salah. Nah sabda Rasulullah ini menjelaskan kepada kita bahwa betapa banyak amalan-amalan, perbuatan-perbuatan yang kelihatannya merupakan amalan dunia semata seperti makan, minum, tidur dsb, tetapi bisa menjadi amalan akhirat atau bernilai ibadah dan mendapatkan pahala disisi Allah. Karena apa? Karena niat yang benar yaitu mengharap ridho Allah SWT. Tetapi sebaliknya. Betapa banyak amalan-amalan yang kelihatannya merupakan amalan akhirat, kelihatannya merupakan ibadah seperti sholat, zakat, haji, puasa dan sebagainya. Tetapi hanya menjadi amalan dunia semata, artinya tidak bernilai ibadah dan tidak mendapatkan pahala disisi Allah. Karena apa? Karena niat yang salah yaitu bukan karena Allah tetapi karena ingin dilihat orang, ingin dipuji dsb. Jadi kata kuncinya adalah Luruskan Niat.
Maka dengan Niat yang benar yaitu semata-mata mengharap ridho Allah, maka insyaallah seluruh aktivitas kita mulai dari tidur, bekerja, belajar, makan, minum bahkan sampai tidur lagi akan bernilai ibadah dan mendapatkan pahala disisiNya.

Santri : "Pa Ustadz! Lha kalau perbuatan yang tidak baik kita iringi dengan niat yang baik bagaimana? Misalnya : kita ngerampok bank tapi hasilnya untuk mbangun masjid gimana pa?" 

Ustadz : "Wah kalo itu, para ulama mengibaratkan kita cuci muka. Cuci muka kan baik tho? Tapi menjadi tidak baik manakala cuci mukanya dengan kotoran, dengan air kencing misalnya. Maka tidak jadi bersih malah semakin kotor. Demikian juga dengan amal buruk diniatkan untuk kebaikan, Misal mencuri untuk sedekah. Itu sama saja dengan cuci muka dengan air kencing tadi. Maka agar hidup kita sesuai perintah Allah yaitu hanya untuk beribadah kepadanya, maka kita harus berbuat baik sesuai tuntunan syariat dan semuanya harus kita lakukan semata-mata dalam rangka beribadah kepada Allah SWT".


Santri : "Saya sekarang paham pa ustadz, segala sesuatu akan kembali kepada nash Qur`an yang mulia, seperti dalam firman-Nya:"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi…"(QS. Al-Qashash: 77) Nah bagaimana dengan penjelasan ayat ini...?"

Ustadz : "Ayat yang mulia itu mengisyaratkan akan perhatian yang sempurna terhadap urusan akhirat (lebih menitik beratkan kepada akhirat), sebagaimana pula ayat tersebut memberikan isyarat untuk tidak melupakan dunia dan bagiannya. Akan tetapi tidak mengambil bagian terbesar dari perbuatan, pekerjaan dan perasaan kita, sebaliknya seorang mukmin hendaknya mengikat hatinya dengan akhirat dalam segenap urusannya, yang besar maupun yang kecil, dan dia tidak lupa untuk memperolah bagian dari dunia atau amal yang mendekatkan dirinya kepada akhirat. Dunia bagi orang mukmin adalah tempat bercocok tanam, yang panennya nanti dituai di akhirat."

Santri : "Sekarang saya betul2 paham pa ustadz, keseimbangan antara dunia dan akhirat akan tercapai apabila diam dan gerakanku jadi bernilai ibadah. Akhirnya saya bisa bersemangat lagi pa ustadz..."

Ustadz : "Itulah gunanya saling memberi nasehat, agar disaat suasana hati naik turun dan iman sedikit drop ada yang mengingatkan....ibarat batere yang sudah soak kan perlu di cas lagi. Kita harus menghargai orang  yang pandai memberikan nasehat ketimbang memberikan limpahan  materi karena semua itu akan menggiring kita pada suatu perubahan yang nilainya tak akan tergantikan oleh materi sebanyak apapun. Ingat tujuan akhir kita adalah Akhirat, kehidupan di Dunia hanyalah pencarian jalan menuju Akhir...."

Santri dan Ustadzpun tersenyum lebar.....

17 Mar 2011

METODE MENGHAFAL QUR'AN

 
Metode ini ditulis oleh seorang juara lomba menghafal Al Quran
tingkat Internatsional ( semoga Allah merahmati beliau )

Bersama Mudhawi Ma'arif

I. Pendahuluan
Ada 3 prinsip (Three P) yang harus difungsikan oleh ikhwan/akhwat
kapan dan dimana saja berada sebagai sarana pendukung keberhasilan
dalam menghafal al qur'an. 3P (Three P) tersebut adalah:
1. Persiapan (Isti'dad)
Kewajiban utama penghafal al-qur'an adalah ia harus menghafalkan
setiap harinya minimal satu halam dengan tepat dan benar dengan
memilih waktu yang tepat untuk menghafal seperti:
a. Sebelum tidur malam lakukan persiapan terlebih dahulu dengan
membaca dan menghafal satu halaman secara grambyangan (jangan
langsung dihafal secara mendalam)
b. Setelah bangun tidur hafalkan satu halaman tersebut dengan
hafalan yang mendalam dengan tenang lagi konsentrasi
c. Ulangi terus hafalan tersebut (satu halaman) sampai benar-
benar hafal diluar kepala
2. Pengesahan (Tashih/setor)
Setelah dilakukan persiapan secara matang dengan selalu mengingat-
ingat satu halaman tersebu, berikutnya tashihkan (setorkan) hafalan
antum kepada ustad/ustadzah. Setiap kesalahan yang telah ditunjukkan
oleh ustad, hendaknya penghafal melakukan hal-hal berikut:
a. Memberi tanda kesalahan dengan mencatatnya (dibawah atau
diatas huruf yang lupa)
b. Mengulang kesalahan sampai dianggap benar uoleh ustad.
c. Bersabar untuk tidak menambah materi dan hafalan baru
kecuali materi dan hafalan lama benar-benar sudah dikuasai dan
disahkan
3. Pengulangan (Muroja'ah/Penjagaa n)
Setelah setor jangan meninggalkan tempat (majlis) untuk pulang
sebelum hafalan yang telah disetorkan diulang beberapa kali terlebih
dahulu (sesuai dengan anjuran ustad/ustadzah) sampai ustad benar-
benar mengijinkannya
II. Syarat Utama Untuk Memudahkan Hafalan
1. Beriman dan bertaqwa kepada Allah
2. Berniat mendekatkan diri kepada Allah dengan menjadi hamba-
hamba pilihanNya yang menjaga al-qur'an
3. Istiqomah sampai ajal musamma
4. Menguasai bacaan al-qur'an dengan benar (tajwid dan makharij
al huruf)
5. Adanya seorang pembimbing dari ustad/ustadzah (al-hafidz/al-
hafidzah)
6. Minimal sudah pernah khatam al-qur'an 20 kali (dengan membaca
setiap ayat 5 kali)
7. Gunakan satu jenis mushaf al-qur'an (al-qur'an pojok)
8. Menggunakan pensil/bolpen/ stabilo sebagai pembantu
9. Memahami ayat yang akan dihafal
III. Macam-macam Metode Menghafal
A. Sistem Fardhi

Ikuti langkah ini dengan tartib (urut):
1. Tenang dan tersenyumlah, jangan tegang
2. Bacalah ayat yang akan dihafal hingga terbayang dengan jelas
kedalam pikiran dan hati
3. Hafalkan ayat tersebut dengan menghafalkan bentuk tulisan
huruf-huruf dan tempat-tempatnya
4. Setelah itu pejamkan kedua mata dan
5. Bacalah dengan suara pelan lagi konsentrasi (posisi mata
tetap terpejam dan santai)
6. Kemudian baca ayat tersebut dengan suara keras (posisimata
tetap terpejam dan jangan tergesa-gesa)
7. Ulangi sampai 3x atau sampai benar-benar hafal
8. Beri tanda pada kalimat yang dianggap sulit dan bermasalah
(garis bawah/distabilo)
9. Jangan pindah kepada hafalan baru sebelum hafalan lama sudah
menjadi kuat

Penggabungan ayat-ayat yang sudah dihafal

Setelah anda hafal ayat pertama dan kedua jangan pindah kepada ayat
ketiga akan tetapi harus digabungkan terlebih dahulu antara keduanya
dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:

1. Bacalah ayat pertama dan kedua sekaligus dengan suara pelan
lagi konsentrasi
2. Kemudian bacalah keduanya dengan suara keras lagi konsentrasi
dan tenang
3. Ulani kedua ayat tersebut minimal 3x sehingga hafalan benar-
benar kuat. Begitulah seterusnya, pada tiap-iap dua tambahan ayat
baru harus digabungkan dengan ayat sebelumnya sehingga terjadi
kesinambungan hafalan
4. Mengulang dari ayat belakang ke depan. Dan dari depan ke
belakang
5. Semuanya dibaca dengan suara hati terlebih dahulu kemudian
dengan suara keras (mata dalam keadaan tertutup)
6. Begitu seterusnya. Setiap mendapatkan hafalan baru, harus
digabungkan dengan ayat/halaman/ juz sebelumya.
B. Sistem Jama'i
Sistem ini menggunakan metode baca bersama, yaitu dua/tiga orang
(partnernya) membaca hafalan bersama-sama secara jahri (keras) dengan:
a. Bersama-sama baca keras
b. Bergantian membaca ayat-an dengan jahri. Keika partnernya
membaca jahr dia harus membaca khafi (pelan) begitulah seterusnya
dengan gantian.
Sistem ini dalam satu majlis diikuti oleh maksimal 12 peserta,
dan minimal 2 peserta. Settingannya sebagai berikut:
a. Persiapan:
1. Peserta mengambil tempat duduk mengitari ustad/ustadzah
2. Ustad/ustadzah menetapkan partner bagi masing-masing peserta
3. Masing-masing pasangan menghafalkan bersama partnernya sayat
baru dan lama sesuai dengan instruksi ustad/ustadzah
4. Setiap pasangan maju bergiliran menghadap ustad/ustadzah
untuk setor halaman baru dan muroja'ah hafalan lama
b. Setoran ke ustad/ ustadzah:
1. Muroja'ah: 5 halaman dibaca dengan sistem syst-an (sistem
gantian). Muroja'ah dimulai dari halaman belakang (halaman baru)
kearah halaman lama
2. Setor hafalan baru:
a. Membaca seluruh ayat-ayat yang baru dihafal secara bersama-
sama
b. Bergiliran baca (ayatan) dengan dua putaran. Putaran pertama
dimulai dari yang duduk disebelah kanan dan putaran kedua dimulai
dari sebelah kiri.
c. Membaca bersama-sama lagi, hafalan baru yang telah dibaca
secara bergantian tadi.
3. Muroja'ah tes juz 1, dengan sistem acakan (2-3x soal). Dibaca
bergiliran oleh masing-masing pasangan.
Ketika peserta sendirian tidak punya partner, atau partnernya sedang
berhalangan hadir, maka ustad wajibmenggabungkann ya dengan kelompok
lain yang kebetulan juz, halaman dan urutannya sama, jika hafalannya
tidak sama dengan kelompok lain maka ustad hendaknya menunjuk salah
seorang peserta yang berkemampuan untuk suka rela menemani.
c. Muroja'ah ditempat:
1. Kembali ketempat semula.
2. Mengulang bersama-sama seluruh bacaan yang disetorkan baik
muroja'ah maupun hafalan baru, dengan sistem yang sama dengan setoran
3. Menambah hafalan baru bersama-sama untuk disetorkan pada
pertemuan berikutnya
4. Jangan tinggalkan majlis sebelum mendapat izin ustad/ustadzah.
IV. Keistimewaan sistem jama'i
1. Cepat menguasai bacaan al-qur'an dengan benar
2. Menghilangkan perasaan grogi dan tidak PD ketika baca al-
qur'an didepan orang lain
3. Melatih diri agar tidak gampang tergesa-gesa dalam membaca
4. Mengurangi beban berat menghafal al-qur'an
5. Melatih untuk menjadi guru dan murid yang baik
6. Menguatkan hafalan lama dan baru
7. Semangat muroja'ah dan menambah hafalan baru
8. Meringankan beban ustad
9. Kesibukannya selalu termotivasi dengan al-qur'an
10. Mampu berda'wah dengan hikmah wa al-mau'idhah al-hasanah
11. Siap untuk dites dengan sistem acakan
12. Siap menjadi hamba-hamba Allah yang berlomba menuju kebaikan
V. Jaminan
1. Hafalan al-qur'an lanyah dan lancar dalam masa tempo yang
sesingkat-singkatny a
2. Sukses dan bahagia di dunia dan akhirat
3. Pilihan Allah dan memperoleh surga `adn diakhirat nanti
(surah fatir: 23-24)
VI. Metode Muroja'ah (Pengulangan dan penjagaan fardhi
atau jama'i)
Ayat-ayat al-qur'an hanya akan tetap bersemayam didalam hati utu al-
`ilm jika ayat-ayat yang dihafal selalu diingat, diulang dan
dimuroja'ah. Berikut ini cara muroja'ah:
1. Setelah hafal setengah juz/satu juz, harus mampu membaca
sendiri didepan ustad/ustadzah dan penampilan.
2. Setiap hari membaca dengan suara pelan 2 juz. Membaca dengan
suara keras (tartil) minimal 2 juz setiap hari.
3. Simakkan minimal setengah juz setiap hari kepada teman/murid/
jama'ah/istri/ suami dst
4. Ketika lupa dalam muroja'ah maka lakukan berikut ini:
· Jangan langsung melihat mushaf, tapi usahakan mengingat-
ingat terlebih dahulu
· Ketika tidak lagi mampu mengingat-ingat, maka silahkan
melihat mushaf dan
· Catat penyebab kesalahan. Jika kesalahan terletak karena
lupa maka berilah tanda garis bawah. Jika kesalahan terletak karena
faktor ayat mutasyabihat (serupa dengan ayat lain) maka tulislah
nama surat/no./juz ayat yang serupa itu di halaman pinggir (hasyiyah
See More

15 Mar 2011

Peduli Anak Jalanan

Ketika mobilku melintasi jl. Re. Martadinata, aku hampir saja menabrak seorang anak kecil, tiba2 saja anak tersebut jatuh tepat didepan mobilku. Untungnya lampu merah menyala, otomatis mobilku berhenti dan anak itupun berdiri kemudian mengetok- ngetok kaca jendela mobilku. Aku mengerti maksud dari anak tersebut ketika aku membuka kaca jendela dan hendak mengambil uang tiba2 lampu hijau menyala dan bergegas kutancap gas karena bunyi klakson dibelakangku tak henti2nya berbunyi.

Entah mengapa pikiranku selalu terbayang pada anak lelaki jalanan tadi, usianya aku perkirakan sekitar 7 tahunan. Aku jadi teringat ketika melihat sekelompok anak jalanan yang sedang 'bekerja' di siang hari yang terik dan kita menyisihkan sejumlah rizki yang kita berikan kepada salah satu dari mereka, maka sejumlah uang yang kita sedekahkan tadi akan mengalir ke seseorang yang dapat kita sebut 'bapak asuh' dan orang inilah yang mengelola uang mereka, alias anak jalanan yang mendulang emas di jalanan mereka yang menikmati hasilnya.

Belum lagi pikiranku hilang dari bayangan anak jalanan tersebut, tiba2 aku tersadar..hah..tasku mana..? rasanya aku tadi menyimpannya di jok samping tempat dudukku, masya Allah pasti ini ulah anak tersebut karena tadi aku sempat membuka kaca mobilku..kok bisa, aku tak melihatnya. Dengan rasa marah langsung aku putar arah dan bergegas aku menghampiri tempat mangkalnya anak tersebut. Namun apa yang terjadi kemarahanku tiba-tiba surut seketika manakala aku melihat kejadian yang benar2 memilukan, aku menyaksikan sendiri anak tersebut sedang dipukuli oleh seorang lelaki berperawakan tinggi besar dengan tangan penuh tatto. Aku iba melihatnya tapi aku tak berani melerai, yang lebih mengherankan lagi begitu banyak orang lalu lalang disekitarnya tak ada satu orag pun yang peduli dengan kejadian tersebut. "Pak, sudah pak..jangan dipukuli terus..lihatlah anak itu sudah tak berdaya..!" pintaku pada lelaki setengah baya tersebut sambil memberanikan diri. Laki2 itupun memandang kearahku dengan tatapan seakan ingin menerkamku "Jika bapak terus menerus memukuli anak tersebut, aku akan telp polisi..!" demikian ancamku lagi. Rupanya ancamanku kali ini manjur terbukti lelaki tersebut lari meninggalkan aku dan anak jalanan tersebut.

Kejadian ini terjadi 5 tahun yang lalu dan anak tersebut sekarang hidup bersama kami, kami sekeluarga sangat menyukainya. Dia sekarang sudah pandai mengaji dan disekolahnyapun selalu berprestasi, aku jadi teringat  kejadian pemukulan 5 tahun yang lalu, setelah kejadian itu anak tersebut memohon- mohon padaku agar dia diperbolehkan ikut denganku, karena dia sudah tak tahan lagi selalu diperlakukan kasar dan kejam oleh orang2 disekitarnya selain itu diapun selalu dituntut untuk selalu menghasilkan uang. Dia benar2 akan berbuat baik dan tidak akan mengecewakanku dan dia akan membuatku bangga padanya begitu janjinya, kini akupun mulai membenarkan kata-katanya dan aku memang bangga padanya.

Setiap sore aku selalu mendengar lantunan suaranya mengumandangkan ayat2 suci Alqur'an bebarengan dengan anak2ku yang lain, dan setiap hari pula suasana rumah selalu dipenuhi perasaan suka cita karena memang kami sekeluarga benar2 menyayangi dia. Aku begitu bersyukur dipetemukan dengannya, bahkan aku sudah menganggapnya seperti anak kandungku sendiri."Jali" begitu kami biasa memanggilnya, tiap pagi dialah yang selalu menyirami tanaman dan dia pulalah yang paling rajin membersihkan perabotan di rumah, padahal aku sudah melarangnya tapi dia tetap bersikeras melakukannya alasannya karena aku sudah berbaik hati padanya dan dia mencoba membalas budi padaku begitu katanya. Aku selalu tersenyum melihat tingkah polahnya...

Suatu hari aku cukup dikejutkan dengan permintaannya yang aku anggap aneh, dia memelukku erat sekali sambil memohon padaku agar dipertemukan dengan kedua orang tuannya. Aku kaget mendengarnya "Bukannya kedua orang tuamu sudah meninggal...?" tanyaku padanya, dia menggeleng dan berkata "Aku tak tahu, tapi aku ingat satu tempat dimana aku bisa berjumpa dengan kedua orang tuaku dan Bapak yang memukuli aku itulah yang tahu dimana kedua orang tuaku". Perasaanku jadi tak karuan mendengar itu semua dan dia semakin erat memelukku seolah tak mau melapaskannya, kamipun berpelukkan tanpa kusadari bajuku terasa basah oleh linangan air matanya dan akupun menangis haru dibuatnya tak lupa kuselipkan janji padanya bahwa besok aku akan mempertemukannya dengan kedua orang tuannya.

Keesokan harinya rutinitas pagi seperti biasa, aku menyiapkan sarapan untuk suamiku dan anak2ku yang lain tapi kali ini tak seperti biasanya tingkah jali sangat aneh, dia hanya memakan sarapannya separonya dan itupun terlihat malas mengunyahnya. Aku paham, barangkali inilah luapan rindu pada kedua orang tuanya. Seperti biasa aku mengantarkan kepergian suami dan anak2ku sampai di pintu, lagi2 terlihat kejanggalan pada jali, saat dia hendak memasuki mobil suamiku dia berbalik arah padaku dan memelukku erat sambil menciumi aku "cepat pergi, nanti Bapak marah..!" demikian pintaku.

Hari itu pikiranku tak lepas dari jali, kemana aku harus mencari kedua orang tuanya....? aku akan berusaha menemukan Bapak angkatnya di jalanan begitu pikirku. Tiba2 suara telpon mengagetkan aku, bergegas aku menjawab bunyi telpon tersebut namun...aku tak sanggup lagi mendengar suara di ujung telpon itu, tubuhku serasa gemetar dan kakiku lemas tak sanggup lagi menopang tubuhku aku terduduk lemas dengan perasaan yang tak menentu. Jali dinyatakan meninggal dalam sebuah kecelakaan tepat di lampu merah perempatan jl. Re. Martadhinata tempat pertama kali aku menemukannya. Inilah jawaban dari permintaan terakhirnya....

Aku kembali disini, duduk di antara rerimbunan bogenvile merah muda ini. Tak banyak yang berubah dengan tempat ini, masih indah, sejuk. Mungkin kalaupun ada yang berbeda, saat ini kami tak bersama jali lagi. Dulu kami sering duduk disini, bercerita tentang apa saja, bersenda gurau, Ah… kami rindu saat itu. kenangan itu tak mudah lepas dari ingatanku hari-hari telah berlalu, namun kenangan tentang jali tak pernah sedikitpun terganti.

Sayangku, maafkan... kali ini aku menjengukmu sejak kepulanganmu.  Jika kami jarang menjengukmu, bukan berarti karena kami ingin melupakanmu naak. Tapi karena .… terasa berat melihat gundukan tanah merahmu itu bagi kami. Gundukan tanah merah itu seolah mampu meluruhkan tulang belulangku, menguncupkan jantungku, hingga aku takut tak bisa menguasai diriku. Sedang, tak ingin kuteteskan lagi air mata di pusaramu itu. Tak ingin aku tergugu pilu saat menjengukmu. Karena ku ingin kau melihatku tersenyum. Maka, cukuplah kulantunkan doa-doa untukmu dari atas sajadah, sambil menangis lirih di lorong sunyiku. Anakku, hari ini kami datang, untuk melihatmu. Melihat pusaramu, sungguh hatiku ikhlas melihat gundukan tanah merah yang menutupi tubuhmu dan sejatinya kau tetap tersenyum. Ijinkanlah kami membuatkan  batu nisan bertulis namamu, ya naak. Untuk mengingatkan kami, bahwa kau telah memberikan kebahagiaan yang begitu indah selama ini pada kami sekeluarga. Bahwa ajal tak mengenal usia, dan bahwa kelak kami pun akan menyusulmu, satu demi satu.

Sayangku, lihatlah naak. Kami semua datang mengelilingimu sore ini. Datang dengan segunung rindu, membayangkan kenangan indah bersamamu. Kakakmu dengan penuh sayang mencabuti rumput2 liar di sekitar makammu. Juga adikmu, yang mungkin masih bertanya-tanya mengapa kau pergi begitu cepatnya. Kami semua  saling bantu memasang batu nisanmu.Dan lihatlah naak orang yang dulu selalu memukulimu dia berada diantara gundukan tanah merah penutup tubuhmu, kini... dia telah menyesali perbuatannya naak dan dia telah membayarnya di balik terali besi untuk menebus semua kesalahannya, sekarang dia datang untukmu naak.....maafkanlah kesalahannya. Teriring untaian doa untukmu naak,,semoga engkau damai disisiNya.....Aaamiin....

"Tulisan ini dibuat, demi mengguggah kepedulian terhadap anak2 jalanan yang nyata2 masih banyak berkeliaran dan sangat membutuhkan uluran tangan2 dermawan yang peduli terhadap nasib mereka"

EP 16032011