20 Nov 2011

Husein Tabataba’i


 Husein Tabataba’i Doktor Cilik yang Hafal dan Paham Al Qur’an di Usia 7 TAHUN

Sebuah keajaiban di Abad 20. Menghebohkan dan menggetarkan hati. Tersebut, seorang bocah 7 tahun meraih gelar Doktor Honoris Causa dari Hijaz College Islamic University, Inggris, Karena Hafal dan Faham alquran.
Anak kecil ini bahkan bisa memahami Al-Quran walaupun bahasa ibunya bukan bahasa Arab, anak ini bernama Sayyid Mohammad Hussein Tabātabā’i.

Pada Bulan February 1998, di Kerajaan Inggris tepatnya di Hijaz College Islamic University Husein yang yang waktu itu baru berusia 7 tahun menjalani ujian doktoral. Ujian yang harus dilaluinya terdiri dari 5 bidang :

* Menghafal Al-Quran dan menerjemahkan dalam bahasa ibu (persia)
* Menerangkan topik ayal Al-Quran
* Menafsirkan dan menerangkan ayat Al-Quran dengan ayat lainya dalam Al-Quran
* Bercakap-cakap dengan menggunakan ayat-ayat Al-Quran
* Menerangkan makna Al-Quran dengan metode isyarat tangan

Setelah menjalani ujian selama 210 menit, akhirnya tim penguji memberi nilai 93. Dimana nilai ini mengukuhkanya sebagai Doktor Honoris Causa.

Standard Penilaian :
* 60 – 70 Sertifikat diploma
* 70 – 80 Sarjana Kehormatan
* 80 – 90 Magister Kehormatan
* 90 ketas Doktoe Kehormatan (honoris cause)

Pada tanggal 19 Februari 1998 Husein menerima ijazah Doktor Honoris Causa dalam bidang Science of The Retention of The Holy Quran.

Buku ini juga disertai VCD yang isinya forum-forum baik di dalam negeri (Iran) maupun di luar negeri yang menceritakan bagaimana bocah cilik ini menunjukkan kehebatanya dalam menghafal dan memahami Al-Quran.

Buku ini juga bercerita tentang masa kecil Husein, dimana kedua orang tuanya juga seorang penghafal Al-Quran. Pada Usia 2 tahun 4 bulan Husein sudah menghafal juz 30 (Juz ‘Amma) secara otodidak, hasil dari rutinitasnya dalam mengikuti ibunya yang menjadi penghafal dan pengajar Al-Quran.

Berikut adalah beberapa dialog dalam buku itu yang menunjukkan kepiawaian bocah ini dalam memahami Al-Quran dan menggunakan ayat-ayat Al-Quran dalam percakapan sehari-hari, dialog ini dilakukan sepulang husein mendapat gelar Doktor dari Inggris

Penanya Bagaimana ujian yang kamu lalui di Inggris ?

Husein ” Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” ( QS 94:6 )

Penanya Apa Tanggapan orang2x di sana ( Inggris ) dalam acara2x Qurani-mu?

Husein ” Mereka Tertawa ” (QS 83:34) [ Maksud Husein org2x di Inggris tuh merasa senang/bahagia ]

Penanya Jika kamu ditanya orang, ‘ buat apa engkau ke inggris ‘ ? apa jawabanmu ?

Husein ” Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu ” ( QS 5:67 )
[ yang dimaksud Husein adalah dia ke Inggris untuk menyampaikan ayat-ayat al-Quran ].

Penanya Engkau belum lulus SD, bagaimana mungkin mendapat gelar doctor ?

Husein ” Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka ” ( QS 3:170 ). [ maksudnya, semua itu adalah karunia Allah ]

Penanya Bagaimana Ilmu itu diajarkan ?

Husein ” Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh ( berjihad ) untuk Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. ” (QS 29:69)
[maksud Husein, bila manusia berusaha mencari dengan bersungguh2x, maka Allah akan membuka jalan ilmu baginya. ]

Penanya Kapan engkau akan menikah ?

Husein ( sambil tersenyum ) ” Dan apabila anak-anak telah sampai umur baligh, maka hendaklah mereka meminta izin. ” ( QS 24:59)
[ maksud Husein akan menikah jika umurnya sudah baligh ]
Dan masih banyak lagi dialog2x yang dijawab oleh Husein menggunakan ayat2x Al Qur’an,diantaranya:

Penanya Apa kabarmu..?
Husein ” Dan penutup doa mereka ialah Alhamdulillahi Rabbil ‘aalamin ” ( QS 10:10).[ Maksud Husein, kabarnya baik2x saja, dan untuk itu, segala puji bagi Allah Pemilik Semesta Alam. ]

Penanya Di manakah Tuhan ?

Husein ” Maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. ” ( QS 2 : 115 )

Penanya Ayat mana dalam Al-Quran yag paling engkau sukai ?

Husein ” Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya deritaanmu, sangat menginginkan ( Keimanan dan Keselamatan ) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. ” (QS 9:128)

Berikut ini endorsment di cover belakang buku:“Keteladanan menjadi kunci utama dalam proses pendidikan, tanpa keteladanan pendidikan hanya akan menjadi transfer of knowledge tapi tidak transfer of value. Kisah dalam buku ini sangat baik untuk dijadikan ibrah (pelajaran) dalam hidup dan kehidupan kita.” ~ Dr Arief Rachman, MPd – Pakar Pendidikan

“Saya telah menggeluti Al-Quran selama lebih dari 20 tahun, namun kini kembali menjadi murid yang harus menulis catatan di buku pelajaran. Apa pun yang ia (Husein) katakan, saya catat. Saya dengan bangga menyatakan diri sebagai murid dari guru yang masih berusia 5 tahun ini!” ~ Ayatullah Mohsen Qiraati, Mufassir Kontemporer Iran.

“Sayyid Husein memiliki kemampuan yang sangat menakjubkan dan para peneliti seharusnya melakukan penelitian mengenai bagaimana metode Husein dalam menghafal dan memahami Al-Quran.” ~ Ayatullah Hashemi Rafsanjani

7 Nov 2011

Jenazahmu, siapa yang akan menyolatkan ?


Andai kita mati, apakah kita bisa menentukan dan memilih-milih orang yang akan berdiri mengisi shaf-shaf di belakang jenazah kita nanti? 

Pertanyaan ini rasanya terdengar aneh dan jelas membingungkan tapi saya memilih menjawab "BISA".  Jangan gusar dulu sahabatku, sabar dulu...buka dulu hati dan pikiranmu sebelum  membelalakkan mata !

Mungkinkah ??
Wah ini menyeramkan, andai si mayat bisa menunjuk dan memilih siapa yang akan menyolatkannya saya jamin semua bakal bubar....Biasanya orang2 yang akan menyolatkan jenazah adalah orang-orang yang kita cintai, kerabat, teman dan sahabat. Sekarang cobalah lihat orang-orang di sekelilingmu, lihatlah teman-teman dekatmu, siapa di antara mereka yang pantas untuk menyolatkanmu apakah si A atau si B, apakah dia memang pantas menyolatkanmu? Janganlah menutup mata dari realita yang ada dan jangan sumbat telingamu dari nasehat yang berharga. Bisa jadi kenyataan yang ada memang pahit dan nasehat yang akan kita dengar akan menyakitkan. Coba lapangkanlah dadamu lunakkan hatimu semoga Allah Ta’ala memberkahimu.....

Kita harus menelan pahitnya permasalahan ini, Salah memilih dan menentukan akan berakibat fatal. Karena itu setelah mengerti permasalahan ini mari segera tentukan, lebih baik dari kita menelan akibatnya di hari kiamat, yang tak mungkin lagi mengulangi kehidupan di dunia. Siapa yang akan memandikanmu, mengafankanmu, mengangkat kerandamu, menyolatkanmu, meletakkanmu di liang lahat dan berdiri di sisi kuburanmu kemudian berdoa untukmu agar Allah meneguhkanmu ketika malaikat menanyaimu ?? Apakah orang2 yang lalai akan perintah Illahi sehingga bergelimang maksiat dan dosa besar ataukah orang yang membukakan untukmu lembaran-lembaran Mushaf Al Qur’an? Tentukan dari sekarang siapa yang akan engkau tunjuk untuk menghantarkan jenazahmu kelak. Pilihlah teman atau sahabat yang akan menyolatkanmu kelak....

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
(( لاتصحب إلا مؤمناً ولا يأكل طعامك إلا تقي))
“Janganlah bersahabat kecuali dengan seorang mukmin dan janganlah memakan makananmu kecuali seorang yang bertakwa”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Al Hakim, dihasankan oleh Al Albany, Shohih Al Jami’ no. 7341)


Beliau shollallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,
(( مثل الجليس الصالح والجليس السوء كمثل صاحب المسك وكير الحداد ، لايعدمك من صاحب المسك أن تشتريه أو تجد ريحه ، وكير الحداد يحرق بدنك أو ثوبك أو تجد منه  ريحاً خبيثاً))
“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk itu laksana berteman dengan penjual minyak wanig dan pandai besi. Seorang penjual minyak wangi engkau bisa membeli darinya atau setidaknya mendapatkan aromanya. Sedangkan pandai besi akan membakar badanmu atau pakaianmu atau engkau mendapatkan darinya bau yang tidak sedap”. (HR. Bukhari)

Coba engkau renungkan buah dari persahabatan yang baik dengan orang yang baik di dunia sebelum manfaatnya di akhirat!

Rasul kita shollallahu ‘alaihi wasallama mengisahkan,  ada tiga orang dari umat sebelum kalian yang melakukan perjalanan, sehingga mereka terpaksa bermalam di sebuah go’a, tatkala mereka telah memasukinya bebatuan dari atas gunung berjatuhan sehingga menutupi pintu gua. Mereka berkata, ‘Sesungguhnya tidak ada yang akan menyelamatkan kalian dari gua ini kecuali setiap kalian berdo’a kepada Allah dengan amal sholehnya’.
Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan di dalam kisah tersebut, bahwasanya orang yang pertama berdo’a dengan amal sholehnya maka terbukalah sedikit pintu gua yang tertutup bebatuan yang longsor itu, akan tetapi mereka belum bisa keluar. Dan yang kedua berdo’a dengan amal sholehnya, lalu batu yang menutup pintu goa bertambah terbuka namun mereka belum juga bisa keluar darinya. Dan yang ketiga juga berdo’a dengan amal sholeh maka terbukalah pintu gua tersebut dan merekapun keluar. (kisah ini diriwayatkan oleh Bukhari)

Perhatikan bagaimana persahabatan ini bermanfaat sehingga Allah Ta’ala mengeluarkan semuanya dengan selamat. Bayangkan saudaraku, kalaulah salah seorang dari mereka tidak memiliki kesalehan, niscaya mereka tidak dapat keluar, bahkan bisa jadi semuanya mati, akibat siapa? Akibat maksiat yang seorang itu.
Rasululllah shollallahu ‘alaihi wasallama bersabda,
(( مامن رجل مسلم يموت فيقوم على نجازته اربعون رجلاً لايشركون بالله شيئاًإلا شفعهم الله فيه ))
“Tidaklah seorang muslim wafat, lalu berdiri menyolatkan jenazahnya empat puluh orang yang tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun melainkan Allah jadikan mereka sebagai syafa’at baginya”. (HR. Muslim)

Hadist ini mencakup dua perkara : Pertama mereka menjadi syafaat baginya maksudnya tulus berdo’a untuknya memohonkan ampuntan untuknya dan kedua : mereka adalah orang-orang yang beriman; akidah mereka bersih dari syirik kecil apalagi yang besar.

Kesempatan masih terbentang di hadapanmu, kita bisa memperhatikan jenazah dan orang-orang yang berjalan mengiringi di belakangnya, keadaan mereka sama seperti keadaan si mayit!! Bukan itu kenyataan yang ada? Bahkan lihatlah, orang yang mengantar jenazahmu ini bisa jadi tidak ikut menyolatkanmu, akan tetapi ia menunggu di luar mesjid. Apabila orang selesai menyolatkanmu dia ikut mengangkatmu untuk memasukkanmu ke liang lahad. Bukankah ini realita yang menyedihkan yang kita saksikan? Bahkan mungkin kita sendiri tidak menyolatkan jenazah salah seorang teman kita?

Mungkin dari kita akan segera mengatakan.....
lantas apa yang harus aku lakukan?  Jalan apa yang harus aku tempuh?

Simaklah kisah berikut ini, yang dikisahkan oleh Nabi kita shollallahu ‘alaihi wasallama, “Dahulu pada masa orang-orang sebelum kalian ada seseorang yang telah membunuh Sembilan puluh sembilah jiwa. Lalu ia bertanya siapa orang yang paling berilmu. Maka ditunjukanlah kepadanya seorang rahib. Ia pun pergi mendatanginya. Ia berkata kepada rabib tersebut, ‘Sesungguhnya aku telah membunuh Sembilan puluh Sembilan jiwa, apakah masih ada taubat untukku? Rahib berkata, ‘Tidak’. Maka ia membunuhnya, genaplah seratus orang dibunuhnya. Kemudian ia menanyakan lagi tentang orang yang paling berilmu (tempatnya bertanya). Ditunjukkanlah kepadanya seorang ‘alim (yang berilmu). Ia mendatanginya dan berkata, ‘Aku telah membunuh seratus orang, apakah masih ada taubat untukku? Ahli ilmu itu menjawab, ‘Ya, siapa yang akan menghalangi antara engkau dengan  taubat?! Pergilah ke negeri ini dan ini, sesungguhnya di sana ada orang-orang yang mengibadati Allah, ibadatilah Allah bersama mereka jangan pulang ke kampungmu, sesungguhnya kampungmu itu tempat yang buruk’. Berangkatlah ia sehingga di pertengahan jalan, Malaikat Maut mendatanginnya, maka malaikat rahmat dan malaikat azab saling berebut untuk membawa ruhnya. Malaikat rahmat berkata, ‘Ia datang kepada kami dengan bertaubat, menghadap Allah dengan hatinya’. Dan malaikat azab berkata, ‘Dia belum melakukan amal kebaikan sama sekali’. Maka Allah mengutus seorang malaikat kepada mereka. Dan memerintahkan kedua malaikat itu mengukur jarak antara ke dua tempat tersebut. Ketempat mana jaraknya yang terdekat denganya maka orang itu untuknya. Maka mereka mengukurnya, mereka mendapatkannya lebih dekat ke negeri yang ditujunya, maka malaikat rahmat membawanya”.

Dalam riwayat lain, “Maka Allah mewahyukan kepada bumi yang ditinggalkannya untuk menjauh dan bumi yang akan ditujunya untuk mendekat”. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Baihaqy dan  Ibnu Majah)

Sahabatku, inilah berkah keta’atan, berkah bersegera bertaubat. Dari kisah ini dapat kita petik pelajaran berharga, bahwasanya amat disukai seseorang yang bertaubat meninggalkan tempat-tempat dia dulu melakukan perbuatan dosa, dan teman-teman yang dulu membantunya berbuat maksiat, serta memutus persahabatan dengan mereka selama mereka tidak berobah masih bergelimang lumpur maksiat. Dan hendaklah ia menggantikan mereka dengan berteman dengan orang-orang yang baik dan sholeh, serta ahli ilmu dan ibadah, dan orang-orang yang bisa dijadikan teladan serta berteman dengan mereka mendatangkan manfaat dunia dan akhirat.

Allah Ta’ala memerintahkan kita bertaubat dan kembali kepadaNya,
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأنهار ﴾ [اتحريم:8].

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nashuhah, mudah-mudahan Robb kamu mengampuni dosa-dosa kamu dan memasukkan kamu ke dalam surge-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai”.

Dari sekarang saudaraku, jangan tutup halaman ini kecuali engkau telah menutup lembahan-lembaran masa lalumu. Untuk membuka lembaran-lembaran baru yang putih bersih ..awali jalanmu menuju Allah, jalan menuju ridhoNya, jalan menuju Daarus Salam.
﴿ وَاللّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلاَمِ وَيَهْدِي مَن يَشَاء إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ ﴾ [يونس : 25Artinya, “Dan Allah menyerumu kepada Daarus Salam dan menunjuki orang-orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus”.
Ya Allah, tunjukilah kami kepada jalanMu yang lurus, dan kumpulkanlah kami kelak di hari kiamat bersama para nabi, orang-orang yang shiddiq, orang-orang yang mati syahit dan orang-orang yang sholeh, merekalah sebaik-sebaik teman, Allahumma Aamiin.....

3 Nov 2011

Musibah yang Menyebabkanku Lumpuh



Cerita dari: ABDULLAH BANI’MAH

Kun Fa Yakun
Pada suatu hari ayahku datang kepadaku dan berkata tentang suatu hal yang aku perbuat. Yaitu sebuah perbuatan maksiat dan sebuah hal yang tidak diinginkan oleh setiap bapak terjadi pada anaknya, maka iapun berkata kepadaku, ” Engkau merokok?!”

Aku berkata kala itu, ”Demi Allah yang Mahaagung, aku tidaklah merokok !!”

Aku bersumpah atas nama Allah bahwa aku tidak merokok, namun aku lupa dengan apa yang disabdakan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam:

الْكَبَائِرُ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَقَتْلُ النَّفْسِ وَالْيَمِينُ الْغَمُوسُ

”Dosa-dosa besar adalah menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh nyawa (orang lain) dan sumpah ghamus.” (HR Bukhari)

Sumpah ghamus adalah sumpah yang di dalamnya ia berdusta dengan sengaja. Sumpah dusta tersebut menjerumuskan pelakunya ke dalam dosa dan berhak untuk diadzab di neraka. Sumpah dusta ini tiada baginya tebusan kecuali taubat yang sebenar-benarnya taubat. Wahai saudaraku, jika sumpah seorang pendusta tidak ada baginya tebusan melainkan dengan taubat yang benar, berapa banyakkah dari umat Islam sekarang ini yang berdusta dalam sumpahnya?

Kemudian — ketika itu — aku mengangkat suaraku di hadapan ayahku. Aku mempraktikkan sebuah pepatah ”Yakinkanlah mereka dengan suara yang keras” karena sesungguhnya ayahku tidak melihatku merokok secara langsung. Ia hanyalah mendengar tentangku saja. Aku telah mengangkat suaraku padahal Allah Ta’ala berfirman:

“Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ”ah” dan janganlah kamu membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS Al-Isra: 23)

Subhanallah!! Kata “ah” saja merupakan kedurhakaan yang paling kecil yang dapat mendatangkan kemurkaan Allah. Wahai saudaraku, bagaimanakah halnya tatkala engkau mengangkat suaramu? Tentunya perkataan yang keluar dari mulutmu itu lebih dari sekedar kata “ah”. Dan engkau telah membuat ayahmu marah, padahal Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Ridha Allah pada ridha orangtua dan murka Allah pada murka orangtua.”

Sementara kematian datang seperti kilat, datang hanya di antara dua huruf saja (كن ‘kun’) jadilah maka jadilah. Allah Ta’ala hanya berkata ‘kun’ (jadilah), kata tersebut dapat mengangkat derajat suatu kaum atau merendahkan derajat kaum yang lain, memuliakan atau menghinakan suatu kaum, melapangkan atau menyempitkan rezeki suatu kaum, mematikan atau menghidupkan, dengan kata ‘kun’ saja…

Wahai saudaraku, bagaimana engkau dapat mendurhakai ayahmu atau ibumu jika engkau tidak mengetahui kapan engkau mati?

Ketika aku berkata kepadanya, “Demi Allah aku tidak merokok” dan aku mengangkat suaraku di hadapannya, jadilah suaraku itu lebih tinggi dari suaranya, padahal dia sangat yakin bahwa aku merokok. Lepaslah doa dari ayahku kepadaku, maka ia berkata: “Jika kamu berdusta, semoga Allah mematahkan lehermu.”

Sekiranya saja wahai saudaraku, aku meninggal seketika itu juga sungguh betapa meruginya aku, rugi kehidupanku semuanya. Aku layak mendapatkan api neraka, karena ridha Allah terdapat pada ridha orangtua dan marah Allah terdapat pada marah orangtua.

Baiklah wahai saudaraku…bagaimakah jika halnya aku tidak meninggal…namun tatkala aku kembali ke rumah lantas aku mendapati kedua orangtuaku itu yang lebih dahulu meninggal dunia? Atau seandainya salah seorang dari kalian telah membuat ayahnya murka lalu ia kembali dan mendapatinya telah menjadi mayat? Sekiranya anak yang meninggal dahulu mungkin orangtuanya masih bisa memaafkan kesalahannya. Tetapi jika ayahnya meninggal terlebih dahulu, siapa yang akan memaafkannya? Bagaimana ia bertemu Rabbnya kelak pada hari kiamat?

Keesokan harinya aku pergi ke laut untuk berenang bersama adikku dan teman-temanku. Selesai berenang di laut, kami pergi ke kolam renang dekat pantai. Kolam renang masih dalam keadaan tertutup. Teman-temanku hampir pulang. Aku tidak berputus asa dan melarang mereka pulang. Aku punya ide untuk memanjat pagar. Akhirnya teman-temanku senang dengan ideku. Kami memanjat pagar dan masuk ke kolam renang.

Kedalaman air kolam satu setengah meter dan ada pula yang tiga meter. Tinggiku saat itu seratus delapan puluh dua senti meter dalam keadaan sehat wal afiat. Saat itu aku terjun melompat ke kolam renang. Allah telah menetapkan “Jadilah Anda lumpuh” maka seketika itu juga aku lumpuh.

Dapatkah Anda membayangkan, berapakah waktu yang ditempuh saat aku terjun sampai aku lumpuh? Hanya hitungan detik. Aku bertanya kepadamu, bagaimana jika Allah memutuskan saat itu “Jadilah anda mati”? Jika aku mati saat itu, di mana tempatku? Di surga atau di neraka? Sebelumnya aku telah berbuat dosa dengan sumpah palsu, aku durhaka kepada orang tuaku dengan meninggikan suaraku di hadapan ayahku; aku terlambat shalat Shubuh padahal ayahku telah membangunkanku saat Shubuh tiba, tapi aku mengatakan “ya” dan setelah ayahku pergi aku tidur lagi sampai bangun kesiangan dan shalat terlambat. Padahal Allah berfirman,

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya…” (QS Al-Ma’un: 4-5)

Aku bergaul dengan teman-teman yang tidak baik. Jika aku meninggal saat itu, bukankah aku meninggal dalam keadaan su’ul khatimah (akhir yang buruk)? Allah Maha Penyayang, Allah memberikan kesempatan kepadaku untuk bertaubat. Saat aku meluncur ke kolam renang, kepalaku membentur dasar kolam renang dan kudengar suara leher patah dengan jelas beberapa kali. Seketika itu juga aku lumpuh total tidak bisa menggerakkan badanku. Darah keluar dari hidungku. Aku juga tidak bisa berbicara. Teman-temanku dan adikku Haitsam yang ikut bersama kami tidak ada yang tahu kalau aku dalam keadaan sekarat. Ada seorang temanku yang curiga dan berkata kepada adikku bahwa aku belum juga muncul dari dasar kolam. Adikku menjawab, “Kakakku gemar menyelam, nanti juga akan muncul.” Kemudian adikku keluar dari kolam dan mengambil sebatang rokok dari saku bajunya dan menyalakan korek api untuk merokok menjauh dari kolam renang.

Aku sempat bertahan dan sadar sampai sekitar beberapa menit. Biasanya aku mampu menyelam selama dua sampai dua setengah menit. Tapi saat itu aku berjuang untuk bertahan hidup dan menahan nafas lebih dari tiga menit. Aku sempat mengeluarkan nafas agar gelembung udara di air bisa sampai di atas kolam dan terlihat oleh teman-temanku dan segera menolongku.

Dalam keadaan sadar tersebut terlihat di benakku rekaman film hidupku selama sembilan belas tahun. Sejak masa kecilku sampai aku mengalami musibah ini. Aku banyak melakukan kemaksiatan. Terakhir terlihat dalam film itu kejadian beberapa waktu yang lalu ketika aku bersedekah kepada ibu pemulung dan membelikan makanan untuknya. Ibu pemulung tersebut terharu dengan perbuatanku tersebut dan menengadahkan kedua tangannya mendoakanku. Selesai makan ibu itu menengadahkan kedua tangannya kembali dan mendoakanku kemudian pergi. Selesai melihat rekaman kejadian ibu pemulung tersebut, Allah lapangkan dadaku, maka aku teringat hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam,

” من كان آخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة ” رواه أبو داود

“Barangsiapa akhir ucapannya La ilaha illallah maka ia akan masuk surga.” (HR Abu Daud dan dimuat oleh Syaikh Albani dalam kitab Shahih Abu Daud )

Aku mengucapkan dua kalimat syahadat dengan menggerakkan bibirku. Setelah itu aku kemasukan air dan pingsan tak sadarkan diri dalam air. Adikku selesai merokok kembali ke kolam renang dan belum melihatku muncul dari dasar kolam. Ia lalu mencariku dan menemukanku pingsan dalam air. Segera ia mengangkatku dibantu teman-temanku. Ia berusaha mengeluarkan air dari perutku. Adikku melihat kepalaku dalam keadaan terbalik dan segera membawaku ke rumah sakit.

Dalam perjalanan ke rumah sakit, salah seorang temanku membuat nafas buatan dari mulutnya ke mulutku. Aku sempat siuman dan mengatakan kepada adikku dan teman-temanku bahwa aku lumpuh. Aku berpesan agar adikku menelpon ke rumah, jika ibuku yang mengangkat telpon jangan beritahukan keadaanku tapi jika ayahku yang mengangkat telpon maka beritahukan kepadanya. Adikku menelpon ke rumah dan ayahku yang mengangkat telpon dan segera ayahku ke rumah sakit King Fahd. Tidak lama kemudian ibuku datang ke rumah sakit sambil menangis.

Setelah kejadian tersebut ayahku menyesal, menangis melihat penderitaanku. Aku tidaklah menyalahkan ayahku, aku menyalahkan diriku sendiri. Ini semua merupakan takdir Allah yang mesti aku terima dengan ridha dan berprasangka baik kepada Allah. Ayahku mendoakanku dengan kebaikan setelah kejadian tersebut “Allahu yakhtaru laka ath thayyib” “Semoga Allah memilihkan kebaikan untukmu”, “Allahu yakfika syarraka” “Semoga Allah mencukupimu dari keburukanmu” Ibuku mendoakanku “Semoga Allah mengganti teman-temanmu dengan teman-teman yang saleh.”

semoga artikel ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua , bermanfaat & berfaedah untuk yg membaca,saudara-saudaraku semua kaum muslimin & muslimah, mari kita belajar & menggali ilmu agama islam & sunah-sunah rosulullah s.a.w

Mengapa Kita Membaca Al-Qur’an, Meskipun Kita Tak Mengerti Satupun Kata Bahasa Arab

Seorang muslim tua Amerika tinggal di sebuah perkebunan/area di sebelah timur Pegunungan Kentucky bersama cucu laki-lakinya. Setiap pagi Sang kakek bangun pagi dan duduk dekat perapian membaca Al-qur’an. Sang cucu ingin menjadi seperti kakeknya dan memcoba menirunya seperti yang disaksikannya setiap hari.

Suatu hari ia bertanya pada kakeknya, “Kakek, aku coba membaca Al-Qur’an sepertimu tapi aku tak bisa memahaminya, dan walaupun ada sedikit yang aku pahami segera aku lupa begitu aku selesai membaca dan menutupnya. Jadi apa gunanya membaca Al-quran jika tak memahami artinya?”

Sang kakek dengan tenang sambil meletakkan batu-batu di perapian, menjawab pertanyaan sang cucu, “Cobalah ambil sebuah keranjang batu ini dan bawa ke sungai, dan bawakan aku kembali dengan sekeranjang air.”

Anak itu mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tetapi semua air yang dibawa habis sebelum dia sampai di rumah.

Kakeknya tertawa dan berkata, “Kamu harus berusaha lebih cepat lain kali”. Kakek itu meminta cucunya untuk kembali ke sungai bersama keranjangnya untuk mencoba lagi. Kali ini anak itu berlari lebih cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum sampai di rumah. Dengan terengah-engah dia mengatakan kepada kakeknya, tidak mungkin membawa sekeranjang air dan dia pergi untuk mencari sebuah ember untuk menggati keranjangnya.

Kakeknya mengatakan, “Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air. Kamu harus mencoba lagi lebih keras. ” Dan dia pergi ke luar untuk menyaksikan cucunya mencoba lagi. Pada saat itu, anak itu tahu bahwa hal ini tidak mungkin, tapi dia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat mungkin, air tetap akan habis sebelum sampai di rumah. Anak itu kembali mengambil / mencelupkan keranjangnya ke sungai dan kemudian berusaha berlari secepat mungkin, tapi ketika sampai di depan kakeknya, keranjang itu kosong lagi. Dengan terengah-engah, ia berkata, “Kakek, ini tidak ada gunanya. Sia-sia saja”.

Sang kakek menjawab, “Nak, mengapa kamu berpikir ini tak ada gunanya? Coba lihat dan perhatikan baik-baik keranjang itu.”

Anak itu memperhatikan keranjangnya dan baru ia menyadari bahwa keranjangnya nampak sangat berbeda. Keranjang itu telah berubah dari sebuah keranjang batu yang kotor, dan sekarang menjadi sebuah keranjang yang bersih, luar dan dalam.

“Cucuku, apa yang terhadi ketika kamu membaca Qur’an? Boleh jadi kamu tidak mengerti ataupun tak memahami sama sekali, tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu menyadari kamu akan berubah, luar dan dalam. Itulah kasih sayang Allah dalam mengubah kehidupan kamu.”

SUBHANALLAH..

30 Okt 2011

Andai Waktu Bisa Kutukar


Kadang sesal itu datang, betapa tercela hidup yang kita lakukan dalam waktu yang sudah sia-sia. Waktu yang kita miliki seharusnya dapat kita gunakan dengan baik , kadang kita  gunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Kebanyakan waktu muda terbuang dengan sia-sia. Seandainya waktu bisa ditukar, ingin rasanya kutukar waktu yang telah terbuang sia-sia untuk dapat ditukar dengan amalan ibadah yang masih sedikit ini. Hasan Al- Banna pernah berkata bahwa Kewajiban yang kalian miliki lebih besar dari pada waktu yang kalian punyai. Jika kita meresapi kata-kata beliau sungguh benar adanya. Jika kita me-list satu persatu apa yang harus kita lakukan dan dibandingkan dengan waktu yang kita punyai maka waktu kita serasa tidaklah cukup.

Ketakutan itu selalu datang, bagaimana dengan waktu yang sudah terbuang dengan sia-sia, bagaimana dengan amalan ibadah yang tanpa mengikuti syariat dengan benar, kemana lagi waktu yang terbuang itu harus kukejar ?? Andai kita tahu , begitu pentingnya waktu hingga Allah SWT bersumpah menggunakan waktu, Al-‘Asr, Al-Lail, Adh-Dhuha. Begitu besarnya perhatian Allah terhadap waktu hingga menamai beberapa surat yang terdapat dalam Kitab-Nya dengan waktu (Al-‘asr). Waktu adalah kehidupan. Manusia hidup dari rangkaian waktu yang tersusun dari detik, menit, jam, hari hingga, tahun. Saat jatah waktu yang Allah berikan kepada seseorang habis, maka berakhirlah hidup seseorang.

Ingatlah, waktu-waktu yang telah kita lewati akan menjadi umur yang kelak akan di pertanggungjawabkan. Rasulullah SAW, bersabda : “Kedua telapak kaki seorang hamba akan selalu berada di hadapan Allah, sehingga hamba itu ditanya tentang empat hal :
(1) tentang umurnya, untuk apa umurnya itu dihabiskan;
(2) tentang jasadnya, untuk apa jasad itu dirapuhkan;
(3) tentang ilmunya, untuk apa ilmu itu dipergunakan;
(4) tentang hartanya, dari mana harta itu diperolehnya, dan untuk apa harta itu dibelanjakannya” (HR. At-Tirmidziy no.2417).

Jadi betapa ruginya andai kita masih menyia-nyiakan waktu yang telah Allah amanahkan kepada kita.
Andai aku tau waktu tak akan pernah bisa kembali, ingin rasanya hari-hariku kupenuhi amalan untuk bekal kehidupan setelah kematianku nanti. Hidupku Matiku hanya untuk_MU...

Kita semua mahkluk hidup diberikan waktu yang sama, dua puluh empat jam dalam sehari. Apapun status, profesi, orang besar maupun kecil bahkan orang gilapun diberikan waktu yang sama tidak kurang dan tidak lebih.Namun dalam memanfaatkan waktu terdapat perbedaan yang sangat signifikan. Kita bandingkan seorang muslim yang taat dia akan memanfaatkan waktu disetiap ruang dan tempat untuk kepentingan ibadah entah itu dalam mencari rizki atau hubungan silaturahim terhadap sesama semuannya dalam konteks beribadah. Namun dalam waktu yang sama seorang yang sakit jiwa bukan hanya tidak dapat mengurus orang lain, bahkan dirinya saja tidak mampu ia urus. Nah disinilah terjadi perbedaan antara yang bermanfaat dengan yang tidak bermanfaat, akankah kita seperti orang sakit jiwa yang selalu menyia-nyiakan waktu ??

Seandaianya waktu bisa di tukar maka sungguh akan ada lebih banyak kemanfaatan yang timbul dari orang-orang yang selalu mengurusi umat dan orang banyak. Namun karena waktu tidak dapat ditukar maka kita hanya bisa berdoa dan berusaha memanfaatkan waktu yang terbatas ini dengan semaksimal mungkin. Waktu itu adalah pedang, begitu sabda Rasulullah SAW. Jika kalian tidak menggunakannya untuk memotong niscaya kalian lah yang akan terpotong. Waktu adalah makhluk Allah SWT yang ketika ia telah berlalu maka ia tidak dapat kembali lagi, walau seper seribu detik. Ia pun tidak dapat di majukan barang sebentar walau di tukar dengan seluruh makhluk Allah yang berada di atas dunia ini.

Mari kita manfaatkan waktu yang sudah terbuang dengan sia-sia, manfaatkan waktu yang sedikit ini dengan amal-amal produktif dan amal-amal yang memberikan manfaat untuk orang lain. Wahai sahabat2ku, dengan tulisan sederhana ini saya sedang memperingatkan diri sendiri khususnya.....semoga juga bermanfaat untuk yang lain....

                                                                     ~Salam ukhuwah~

Wanita Karier atau Ibu Rumah Tangga ?


Pilihan untuk menjadi wanita karier atau seorang Ibu rumah tangga seringkali menjadikan dilema bagi seorang wanita. Andai ia memilih jadi Ibu rumah tangga biasa, lantas bagaimana dengan ilmu yang selama ini didapat dengan susah payah dan bagaimana dengan gelar kesarjanaan yang diperoleh dengan pengorbanan bertahun-tahun, akankah hilang begitu saja. Jika pilihan jatuh pada wanita karier, jangan lupa perhatikan rambu2 syari'at dan mesti diingat bahwa ada tugas-tugas mulia yang mesti dijalankan oleh seorang wanita ketika telah menikah, yaitu menjalankan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu. Tugas inilah yang mestinya diutamakan!!

Dalam Islam, kedudukan wanita (dalam hal ini ibu) sangatlah terhormat dan mulia. Karena dari sentuhan mereka, awal pendidikan manusia dimulai. Islam mengarahkan kaum wanita agar tetap dapat mengutamakan tugas fitrahnya yaitu sebagai seorang ibu dan pengatur rumah tangga. Peran itu sangatlah mulia sebab peran itu menentukan keberhasilan rumah tangga sebagai institusi umat pertama dan umat yang paling utama yang melahirkan anak berkualitas sebagai penerus generasi. Anak seharusnya menjadi lebih baik dari orang tuanya, dan itu bisa diraih jika peran dalam rumah tangga bisa dijalankan dengan sungguh-sungguh dan sebaik mungkin.

Sangat miris rasanya ketika ada sebagian orang yang memandang rendah wanita yang tidak bekerja dan diam di rumah, lagi2 mereka mempersoalkan ketidak produktifan wanita karena menganggap bahwa wanita yang aktif dalam rumah tangga atau kegiatan domestik, yang pekerjaannya hanya reproduksi (melahirkan anak), mengasuh rumah tangga, mengasuh anak dan melayani suami itu tidaklah produktif dan tidak ideal. Wanita tipe ini tidak dapat menghasilkan uang dan tidak mampu mendukung devisa negara maupun rumah tangga, sehingga mereka menjadi bagian yang tersisihkan karena tidak diberi hak publik besar di luar rumah. Dan parahnya ini dikatakan oleh mereka sebagai bentuk emansipasi wanita. Sebuah propaganda emansipasi yang merupakan perangkap nyata, agar wanita mau meninggalkan tugas utama domestiknya (rumah tangga), dan tak mau lagi menentramkan suami atau mengamankan tauhid anak-anak dan keluarganya.

Dalam Islam sebenarnya tidak pernah melarang wanita melakukan tugas apapun. Tapi Islam tetap menuntut agar wanita berusaha menjadi terhormat dan berharga. Kunci tugasnya, beramal dalam koridor keshalihan. Keshalihan inilah yang harus dijaga, diantaranya :
  • Keshalihan yang utama adalah  hal yang nampaknya paling mudah dilakukan adalah peran kariernya sebagai ibu rumah tangga. Dengan menjadi seorang ibu, wanita harus mampu menjalani siklus periode kehamilan, melahirkan, menyusui, hingga mendidik anak2 nya. Periode ini sangat vital bagi kualitas masa depan generasi, dan butuh kesungguhan dalam pelaksanaanya. Dan seorang ibu akan menjadi pilar utama dalam melaksanakan semua impian rumah tangganya. 
  • Keshalihan kedua berupa khidmah pada suami, menjaga ketentramannya, dan mewujudkan keharmonisan keluarga dengan penuh amanah.
  • Keshalihan ketiga, berperan dalam masyarakat dengan profesi yang sesuai dengan potensi dan kodratnya, dalam rangka amar ma’ruf nahy munkar 
Tak sedikit yang mengatakan, ah.wanita karier maupun ibu rumah tangga sama saja ujung2nya anak juga. Ya memang dua2nya seorang ibu yang tentunya sangat berperan dalam tumbuh kembangnya anak. Nah semuanya tinggal kembali pada pribadi masing2 hidup itu adalah pilihan. Semua pilihan ada resiko nya dan butuh konsekuensi. Memilih berkarier dalam rumah tangga sambil membesarkan anak2 untuk saat ini adalah pilihan yang tepat, mungkin akan ada saatnya kebosanan melanda, maka, mari kita menjadi wanita  kreatif, dan terus hidupkan otak dengan aktifitas-aktifitas domestik. Lahan dakwah diluar banyak dan menanti sentuhan tangan-tangan kita, atau berbisnis dengan tetap memprioritaskan keluarga dan anak-anak. Karena bagaimanapun, muslimah juga butuh ruang untuk mengekspresikan diri, agar tetap dinamis, kalau di ajak ngobrol suami juga nyambung dan bergaul di lingkungan teman2 suamipun tak akan ketinggalan zaman.

Jadi silahkan pilih...Setelah memilih..profesionallah, konsekuensi, ikhlas, dan semuanya harus di jalan Allah.Semoga menjadi berkah untuk semua..... .



29 Okt 2011

Satu kata dua cinta


Perjalanan ini kadang membuatku lelah, kadang aku terseok seok, terperosok dan seringkali terjatuh. Pemandangan indah hanya sesaat kulewati, aku sendiri enggan menyapa pernak pernik keindahan dalam perjalananku semua seolah berpacu dengan waktu. Aku selalu mengejar tapi entah apa yang aku kejar, kadang akupun berlari tanpa tujuan yang pasti, hanya suara detak jantung yang berpacu semakin cepat. Tak ada yang patut dibanggakan, semua kenangan, semua suka cita seolah musnah ditelan waktu ditelan hingar bingar dunia. Yang ada hanya sesal dan sesal...hingga akupun tak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan diriku, himpitan, tipuan, desakan, dan sejuta angan2 hanya memenuhi isi kepalaku tanpa aku mampu melepaskan satu persatu.

Aku berjuang mengenalmu, aku berusaha mencintaimu walau kuyakin dalam hati aku selalu mengingatmu tapi sungguh aku tak mampu seperti apa yang kau mau. Aku kalut dan aku begitu gelisah, antara takut dan berbagai rasa bercampur jadi satu, aku lahir sebagai manusia baru...hidup terpuruk dan penuh dusta, itulah aku!! Perjalanan hidup hanya mampu membuatku menderita tapi aku berusaha bisa bertahan untuk melawan semuanya, aku tidak ingin semua orang tau, akupun tak ingin berbagi kesulitan dengan mereka, biarlah ini semua drama cerita hidupku. Gejolak dalam bathin akan menghantarkan semua lamunan menjadi nyata walau entah kapan jawabnya, akupun tak mau risau dengan semua yang ada walau semua tanya tak terjawab. Semua hanya mampu menembus khayal dan angan....

Aku beristrikan seorang wanita yang baik dan sholeh kami menikah karena dijodohkan, tapi hati dan pikiranku selalu terpaut pada mantan kekasih yang pergi meninggalkanku dan dia lebih memilih menikah dengan yang lain dengan alasan "DIJODOHKAN". Hampir 20 tahun pernikahanku berjalan, lambat laun aku mulai menyukai istriku hingga akhirnya aku dikaruniai 4 orang putra putri yang begitu tampan dan manis. Istriku seorang perempuan desa yang sederhana, dia cukup santun dan selalu menuruti apa yang aku mau sebenarnya rumah tangga kami cukup bahagia tapi entah mengapa hati dan pikiraku selalu dibayangi mantan kekasihku hingga kenangan indah sewaktu kami berpacaran selalu kujadikan memori yang abadi dalam pikiranku.

Dua puluh tahun aku hidup dalam kebohongan, aku selalu berkata cinta pada istriku padahal hatiku lebih terpaut pada mantan kekasihku, aku berkata sayang pada istriku padahal disaat aku berdua dengan istriku aku mampu membayangkan mantan kekasihku, aku begitu sadar dengan apa yang aku lakukan. Terkadang rasa sesal itu datang tapi aku tak sanggup menepisnya dalam ingatan, semakin aku berusaha melupakannya semakin kuat aku mengingatnya.

Inilah awal kelelahanku. Tiga tahun yang yang lalu aku dipertemukan dengan mantan kekasihku melalui jejaring sosial dan kamipun mengadakan reuni, betapa bahagianya saat itu hidupku bergairah lagi dalam sekejap aku berubah menjadi lelaki perlente yang siap bertempur demi mantan kekasih hatiku. Kami mulai berhubungan lagi setiap saat di setiap tempat dan waktu kami selalu telphone/sms, photo2 kamipun bertebaran menghiasi layar facebook seolah kami ingin menunjukkan pada dunia bahwa kami sedang bahagia. Aku mulai mengacuhkan istriku, aku mulai terlena dengan duniaku yang baru. Aku tak peduli semua orang membicarakan kelakuan kami, aku begitu terbuai bahkan ketika teman-temanku berusaha menasehatiku aku mulai berdalih membenarkan semua apa yang aku perbuat.

Suatu saat aku dipertemukan dengan seseorang, dia sekarang menjadi mitra kerjaku, dari seringnya kami berhubungan akhirnya kamipun menjadi akrab. Kamipun mulai bercerita hal2 kecil diluar pekerjaan kami dan tanpa diduga ternyata dia adalah suami dari mantan kekasihku, bagai disambar petir di siang hari bolong lemas sekujur tubuhku, jantungkupun berdetak begitu cepat. Sepertinya dia tidak mengenaliku, bahkan dia menceritakan kebanggaannya memiliki istri yang setia tanpa cacat dan cela, sementara aku tahu persis bagaimana istrinya berlaku. Aku dibuat kagum dengan kewibawaannya, dia tidak sedikitpun memandang rendah pada istrinya bahkan dia begitu antusias ketika menceritakan pertemuan pertamanya dengan istrinya. Dari semua itu barulah aku tau kalau ternyata mantan kekasihku itu tidak pernah dijodohkan, kata2 itu dia ucapkan hanya untuk menguatkan alasan untuk memutuskan hubungan kami. Sungguh kecewa aku dibuatnya, sakit kedua kali ini lebih sakit dari yang pertama aku rasakan, inilah hukuman bagiku...

Saat itupun aku mulai tersadar, sungguh wanita yang tak tahu diri ! Mantan kekasihku itu bersuamikan seorang yang betul2 baik dan bijaksana hanya untuk memuaskan nafsu pribadinya dia sanggup mengatakan bahwa keluarganya tidak bahagia dan bersuamikan seorang yang kejam sehingga aku bertambah simpati padanya. Inilah karma untukku, bukankah aku juga seorang lelaki yang kejam beristrikan seorang yang soleh, baik dan setia tapi aku masih dibutakan oleh wanita yang lain.

Setelah kejadian itu, aku putuskan aku harus kembali pada istriku dan aku tak ingin memikirkannya lagi apalagi berniat menikahinya seperti pembicaraan yang sering kami lakukan. Kini akupun tau ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati kemudian terkembang dalam kata dan terurai dalam perbuatan. Akupun tak ingin cintaku pada istriku berhenti dalam hati karena itu hanya akan menjadikan cinta lemah dan tidak berdaya. Aku tak ingin cintaku berhenti dalam kata, karena itu hanya akan menumbuhkan kepalsuan dan menyuburkan bayang2 yang tidak nyata. Kali ini aku ingin cintaku pada istriku benar2 terurai jadi perbuatan sehingga cinta kami menjadi sempurna seperti pohon, akarnya terhunjam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan.

Disertai niat dan dengan penuh penyesalan aku pandangi wajah istriku dan anak2ku yang sedang tertidur lelap, mereka begitu damai dan tenang. Aku tersungkur tak kuasa menahan gejolak dalam hati, rasa sesal, rasa malu dan segala rasa bergemuruh dalam dada, sesak dalam dada mendorong kekuatan lain hampir tumpah semua air mataku. Aku ini memang benar2 manusia tak berguna, aku ini bukan lagi manusia yang bisa bersyukur. Semakin dalam aku merenungi makna cinta, semakin ku temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus nampak setiap saat sepanjang kebersamaan. Yang dilakukan istriku adalah cinta sejati dia selalu memberi tanpa henti dan hubungan kamipun bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan tiada henti yang dilahirkan oleh wanita sholehah ini.

Seperti lelaki itu, ia terus membahagiakan istrinya, begitupun aku, aku ingin istriku bahagia. Akupun memohon maaf kepada istriku tanpa mengatakan semua apa yang terjadi. Dan inilah yang dikatakan istriku "Suamiku tanpa kau katakan semuanya, akupun terlanjur merasakan dan akhirnya mengetahui apa yang sebenarnya terjadi padamu. Tapi aku mempunyai keyakinan dalam suatu perkawinan, ada cinta yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah. Suamiku, aku yakin walau dalam perkawinan kita SATU KATA DUA CINTA,  kedua cinta itulah yang akan menarikmu kembali kepada cinta yang satu karena aku selalu berdoa untuk kebahagiaan suamiku walau apapun yang terjadi" aku begitu terharu mendengar perkataan istriku, begitu mulia hatinya tak sedikitpun terbesit rasa marah dalam hatinya walaupun sebenarnya dia mengetahui apa yang aku perbuat. Semua itu telah mengajajarkan padaku agar aku bisa merubah makna cinta menjadi KASIH. Cinta itu bersemayam di dalam hati (bukan di otak atau pikiran), jika hati kita penuh dengan kasih, cinta tak akan pernah hilang dari dalam diri. Kasih itu sangatlah sabar ; Kasih itu tidak mengenal cemburu ; Kasih itu menerima apa adanya dan memberi yang ada ; Kasih itu komitmen sehingga seseorang yang memiliki kasih tak akan melupakan cintanya ; Kasih itu mengampuni dan memaafkan : Kasih adalah Cinta Sejati karena berasal dari Allah. 

Kisah tersebut memberikan pelajaran pada kita bahwa : "Jika tali telah menegang hati2 itu tandanya akan putus, jika malam sudah sangat pekat maka kegelapan itu berangsur pergi, jika masalah sudah sangat menghimpit maka jalan keluar akan segera muncul dan sebenarnya satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan walaupun ada dalam SATU KATA DUA CINTA

Sungguh, menggapai surga adalah hal yang tidak mudah dan hanya diberikan kepada hamba-hambanya yang terpilih …“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat” (Qs. Al-Baqarah 214).

Sebagai muslimah, banyak hal dapat kita lakukan dan persiapkan untuk berkhidmat di jalan-Nya.

25 Okt 2011

Peringatan bagi orang yang berkuasa tapi takabur



Setelah terbunuh dalam satu serangan, kini jenazah Qaddafi jadi ‘bahan pameran’ dan diletakkan di dalam lemari pendingin di sebuah pusat pembelanjaan di Misrata dan ditonton ribuan orang tanpa penutup. Di Misrata, penduduk berbaris panjang untuk melihat jenazah Qaddafi yang dibaringkan. Terlihat jelas lelaki, perempuan sampai kanak-kanak antri ingin mengambil gambar bersama jenazah Qaddafi yang masih berlumuran darah....MasyaAllah...Hinanya jenazah seorang muslim diperlakukan sedemikian. Sejahat apapun semasa hidup setiap manusia disaat kematiannya perlu dihormati janganlah dendam itu dibawa sampai kematiannya.

Inilah satu peringatan lagi yang Allah berikan pada manusia yang masih hidup agar dapat melihat dengan jelas bagaimana akhir cerita kehidupan dengan seorang pemimpin yang sangat berkuasa, seorang diktaktor yang sangat takabur, semoga Allah mengampunkan dosa-dosanya. Walaupun bagi sebagian orang, lebih2 lagi rakyat Libya tak akan lupa dengan keangkuhannya, kekejiannya dan kesewenang2an dalam memimpin tapi apakah patut mereka memperlakukannya seperti itu ? kemanakah hati mereka?.

Lihatlah, ini baru kejadian di dunia belum lagi di akhirat. Melihat jenazah Muammar Qaddafi yang berlumuran darah hati rasa pilu,  rasa kasian akan timbul, semoga pemimpin angkuh yang masih hidup dan berkuasa dapat menjadikan pelajaran kemudian menginsyafi bahwa keangkuhan itu tak akan lari kemana, berakhir dengan kematian juga, berakhir dengan tiada daya, tiada upaya. Maka benarlah firman Allah,"kamu wahai manusia tiada daya tiada kuasa melainkan yang sedikit Aku beri". Apalah dengan takabbur, bunuh sana bunuh sini, tangkap sana tangkap sini, fitnah sana fitnah sini, siksa sana siksa sini...menyangka semua bisa dilakukan dengan kekuasaan, tiada daya seikitpun jika yang berkuasa menunjukkan kekuasaannya, camkanlah wahai penguasa negri!!

Dalam surat wasiat terakhir mantan pemimpin Libya Moammar Qaddafi, dia minta agar dikebumikan dengan cara Islam, tapi tidak dimandikan. Hal ini jelas bertentangan dengan ritual Islam yang mewajibkan memandikan jenazah dan membungkusnya dengan kain kafan...Namun inilah ciri takabur yang tanpa disadari selalu ditunjukkannya sehingga akhirnya lupa dengan jalan pulang....

Wasiat Qaddafi tersebut ternyata dilaksanakan dengan tidak memandikannya dan menguburkannya dengan kain berwarna hitam itulah wujud dari implementasi wasiat Qaddafi.

Seorang pemimpin ucapannya akan selalu diingat walaupun dia sudah terbujur kaku, dan inilah salah satu komentar Qaddafi yang begitu kontroversial.

1) Tidak ada yang lebih memuaskan saya. Tapi, siapa lagi yang akan memompa minyak yang kita butuhkan? Sialan Amerika. (Maret 1973)
2) Amerika adalah orang baik. Mereka tidak berniat melawan kita dan mereka seperti kita layaknya kita seperti mereka. Aku menyukai mereka..
Saya tahu mereka merupakan masyarakat yang kompleks. Sebagian orang Amerika tidak tahu tentang dunia luar. Mayoritas tidak punya keprihatinan dan tidak ada informasi tentang orang lain. Mereka tidak bisa bahkan menemukan Afrika pada peta.
Saya pikir Amerika yang baik. Tetapi, Amerika akan diambil alih dan dihancurkan dari dalam oleh lobi Zionis. Amerika tidak melihat ini. Mereka mengalami kemunduran. Zionis akan menggunakan ini untuk menghancurkan mereka. (3 Agustus 1986)
3) Perempuan harus dilatih untuk berperang di rumah, menyiapkan sabuk peledak dan meledakkan diri mereka bersama tentara musuh. Siapapun yang memiliki kendaraan harus siap dan tahu cara menginstal bahan peledak. Lalu, mereka mengubahnya menjadi bom mobil. Kita harus melatih perempuan untuk menempatkan bahan peledak di mobil dan meledakkan mereka di tengah-tengah musuh. Meledakkan rumah-rumah sehingga mereka dapat menghancurkan tentara musuh. Perangkap harus disiapkan. Anda telah melihat bagaimana musuh memeriksa bagasi. Kita harus menyiapkan koper agar meledak saat dibuka. Perempuan harus diajarkan untuk menempatkan ranjau di lemari, tas, sepatu, mainan anak-anak sehingga mereka dapat meledakan tentara musuh. (4 Oktober 2003)

Dalam sebuah pernyataannya, Qaddafi berbicara soal Pepsi dan Coca Cola. Dia juga mengklaim dirinya sebagai imam Muslim.

1) Kami memiliki 50 juta Muslim di Eropa. Ada tanda-tanda bahwa Allah akan memberikan kemenangan Islam di Eropa tanpa pedang, tanpa senjata, dan tanpa penaklukan. Eropa akan berubah menjadi benua Muslim dalam beberapa dekade. Pidato (10 April 2006).
2) Hanya ada satu agama, yakni Islam, setelah Muhammad... Semua orang percaya yang tidak mengikuti Islam adalah pecundang.. Khotbah di Niger (30 Maret 2007).
3) Setiap kali saya bertanya tentang Pepsi-Cola atau Coca-Cola, orang langsung mengatakan itu adalah minuman Amerika atau Eropa. Ini tidak benar. Kola adalah Afrika.
Mereka telah mengambil bahan baku murah dari kami. Mereka memproduksi, mereka membuatnya menjadi minuman, dan mereka menjualnya kepada kami untuk harga tinggi.
Mengapa Pepsi-Cola dan Coca-Cola mahal? Karena, mereka telah mengambil kola kami, diproduksi, dan menjualnya kembali kepada kami. Kita harus memproduksi sendiri dan menjualnya kepada mereka. Pidato di Conakry, Guinea (25 Juni 2007).

Dan ternyata ada satu komentarnya yang menjadi ucaan do'a baginya, dia tidak menyadarinya bahwa ucapan takaburnya menjadikan doa untuknya dan maha penguasa mendengarnya
"Saya adalah seorang pemimpin internasional. Saya adalah dekan para penguasa Arab, raja para diraja Afrika dan imam Muslim. Status internasional saya tidak mengizinkan saya untuk turun ke tingkat yang lebih rendah"
Ucapan hanya tinggal ucapan, tapi penentunya adalah YANG MAHA KUASA

Krisis yang terjadi di Libya adalah akibat aksi brutal terhadap rakyatnya yang dilakukan oleh seorang Presiden Muammar Qaddafi. Akibatnya gelombang aksi masa menentang para ditaktor bergulir di kawasan Timur tengah inilah yang terjadi pada Ben Ali_ditartor Tunisia dan Husni Maubarak_ditaktor Mesir dan sekarang Muammar Qaddafi semua tumbang olah rakyatnya. Rezim Qaddafi yang berkuasa lebih dari 41 tahun sehingga menjadi tabiat penguasa zalim di mana pun, kalau sudah duduk di kursi kekuasaan, tidak mau meninggalkannya.

Desakan massa pun disambutnya dengan moncong senjata. Korban pun berjatuhan, sejak aksi kemarahan digelar. Sumber dari Human Right Watch menyebutkan lebih dari 2.000 orang tewas dan ribuan lagi terluka demikian korban berjatuhan terus menerus. Berapa pun jumlahnya, yang jelas Qaddafi telah mempertontonkan kebrutalannya kepada rakyatnya sendiri. Akibat takabur seorang pemimpim yang lupa diri hingga membantai umatnya sendiri.

Setelah tergambarkan seorang pemimpin takabur mari kita lihat Ayat berikut :
 "Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya" 
(TQS al-Isra' [17]: 16)

Seorang penguasa mempunyai kedudukan yang amat strtegis, sikap dan tindakan mereka memberikan pengaruh amat besar bagi corak dan warna masyarakat yang dipimpinnya. Bahkan, merekalah yang menjadi penentunya. Jika mereka taat syariah dan bersedia mengadopsinya dalam kehidupan bernegara,tentu kebaikan akan dirasakan semua penduduknya. Sebaliknya, jika mereka membangkang dan tidak sesuai penerapan syariah, maka syariah pun terabaikan. Terlebih jika seluruh yang lainnya juga tidak peduli. Tatkala itu terjadi,datangnya azab Allah SWT hanya soal waktu. Inilah gambaran yang dapat dipahami dari ayat di atas.

Hal tersebut ditegaskan Rasulullah SAW: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla tidak mengazab manusia secara umum hanya karena perbuatan dosa segelintir orang,  sehingga mereka melihat kemungkaran dan mereka pun mampu untuk mengingkarinya, namun mereka tidak mengingkarinya. Jika mereka telah melakukan hal itu, maka Allah akan menyiksa segelintir orang itu dan juga manusia secara menyeluruh." (HR Ahmad).

Dengan semua ini, Apakah Qaddafi seorang pahlawankah, atau Ayahandakah, atau pemimpin umatkah ?? Walahu'alam...Hanya Allah yang tau, kita sebagai manusia hanya diberi kemampuan untuk mengambil apa yang baik dan membuang apa yang buruk untuk diterapkan dalam kehidupan ini. Semoga arwah Almarhum Muammar Qaddafi diampuni segala dosa dan khilafnya...marilah kita lebur segala rasa tidak ada lagi kebencian yang tertanam hati,, hantarkan arwahnya iringilah dengan do'a bagaimanapun ia adalah seorang MUSLIM...

8 Okt 2011

22 Sifat Buruk Bangsa Yahudi

BERHATI-HATILAH SAUDARAKU......
SEKARANG BANYAK NAMA UNTUK MENYAMARKAN KATA YAHUDI !!

Dalam Alquran sedikitnya disebutkan 22 sifat buruk bangsa Yahudi, yakni:

1. Keras hati dan dzalim (Al-Baqarah:75,91,93,120,145,170; An-Nisa:160; Al-Maidah:41)
2. Kebanyakan fasik dan sedikit beriman kepada Allah SWT (Ali Imran:110; An-Nisa:55)
3. Musuh yang paling bahaya bagi orang-orang Islam (Al-Maidah:82)
4. Amat mengetahui kekuatan dan kelemahan orang-orang Islam seperti mereka mengenal anak mereka sendiri (Al-An’am:20)
5. Mengubah dan memutarbalikkan kebenaran (Al-Baqarah:75,91,101,140,145,211; Ali Imron:71,78; An-Nisa:46; Al-Maidah:41)
6. Menyembunyikan bukti kebenaran (Al-Baqarah:76,101,120,146; Ali Imron:71)
7. Hanya menerima perkara-perkara atau kebenaran yang dapat memenuhi cita rasa atau nafsu mereka (Al-Baqarah:87,101,120,146; Al-Maidah:41)
8. Ingkar dan tidak dapat menerima keterangan dan kebenaran AlQuran (Al-Baqarah:91,99; Ali Imron:70)
9. Memekakkan telinga kepada seruan kebenaran, membisukan diri untuk mengucapkan perkara yang benar, membutakan mata terhadap bukti kebenaran dan tidak menggunakan akal untuk menimbangkan kebenaran (Al-Baqarah:171)
10. Mencampuradukkan yang benar dan yang salah, yang hak dan yang batil (Ali Imran:71)
11. Berpura-pura mendukung orang Islam tetapi apabila ada di belakang orang-orang Islam, mereka mengutuk dengan sekeras-kerasnya (Al-Baqarah:76; Ali Imran:72,119)
12. Hati meraka sudah tertutup akan Islam karena dilaknat oleh Allah SWT yang disebabkan oleh kekufuran mereka sendiri (Al-Baqarah:88,120,145,146)
13. Kuat berpegang pada rasa kebangsaan mereka dan mengatakan bahwa mereka adalah bangsa yang istimewa yang dipilih oleh Tuhan dan menyakini agama yang selain daripada Yahudi adalah salah (Al-Baqarah:94,111,113,120,135,145; Al-Maidah:18)
14. Tidak akan ada kebaikan untuk seluruh manusia jika mereka memimpin (An-Nisa:53)
15. Tidak suka, dengki, iri hati terhadap orang-orang Islam (Al-Baqarah:90,105,109,120)
16. Mencintai kemewahan dan kehidupan dunia, bersifat tamak dan rakus, menginginkan umur yang panjang dan mengejar kesenangan serta takut akan kematian (Al-Baqarah:90,95,96,212)
17. Berkata bohong, mengingkari janji dan melampaui batas (Al-Baqarah:100,246,249 Ali Imran:183,184; An-Nisa:46)
18. Berlindung di balik mulut yang manis dan perkataan yang baik (Al-Baqarah:204,246; Ali Imron:72; An-Nisa:46)
19. Mengada-ada perkara-perkara dusta dan suka kepada perkara-perkara dusta (Ali Imran:24,94,183,184; Al-Maidah:41)
20. Berlaku sombong dan memandang rendah terhadap orang-orang Islam (Al-Baqarah:206,212,247)
21. Tidak amanah dan memakan hak orang lain dengan cara yang salah (Ali Imran:75,76; At-Taubah:34)
22. Selalu melakukan kerusakan dan menganjurkan peperangan (Ali Imran:64)

1 Okt 2011

Menyeimbangkan Syahwat, Hati dan Otak


Pentingnya menyeimbangkan Syahwat, Hati dan Otak adalah agar tidak terjadi kepincangan antara ketiganya, jika terjadi dominasi antara satu dan lainnya kecuali "Hati" maka nafsulah yang akan berkuasa. Jika nafsu yang berkuasa, jangan tanya disitulah para syetan akan bercengkrama!! Syahwat itu letaknya dibawah perut, sedangkan otak letaknya diatas perut dan Hati terletak diantara keduanya maka titik keseimbangan antara keduanya ada didalam hati. Syahwat ini biasanya digerakkan melalui otak, otak inilah yang biasa memimpin jalannya syahwat jadi jika otaknya kotor maka hancurlah syahwatnya. Untuk itulah perlunya mencuci otak, dimana tempat pencuciannya yaitu dalam sujud" dan ruku' yang panjang dalam hidup kita.

Sejatinya Iman yang paling utama adalah Hati, dan hati yang baik adalah hati yang tunduk yang mengikuti wahyu dari Allah SWT. Perhatikan ketika kita ruku, gerakan itu dimaksud untuk mensejajarkan antara Syahwat, Hati dan Otak sehingga saat itulah terjadi suatu proses balancing dalam kehidupan kita. Sedangkan ketika kita Sujud maka Otak akan menempel pada Bumi, inilah proses "Tawadhu" yang ada pada diri seorang muslim dia benar2 tunduk dari segala kesombongan, keangkuhan dan segala embel2 duniawi yang selalu mempengaruhi jalannya perputaran otak dan peranan Hati tetap berada diantara keduanya maka Hatilah yang akan bekerja sebagai penengah yang baik.

Mengapa begitu pentingnya ruku dan sujud dalam shalat ini dan Rasulullahpun bersabda bahwa :
“Pencuri yang paling buruk adalah yg mencuri dalam shalatnya.”Para sahabat bertanya apakah yg dimaksud dgn mencuri dalam shalat. Dijawabnya, “Yaitu orang yang tdk menyempurnakan ruku dan sujud dalam shalatnya.” (HR.adDarami–atTarghib)
 
Artinya kita harus menyeimbangkan antara syahwat,hati dan otak. Kita tidak lagi bisa mendewakan salah satu dari ketiganya semuanya harus tetap dijaga sesuai porsinya. Jika otak yang terlalu berlebih maka manusia cenderung jadi lupa diri timbulah perasaan sombong karena segala sesuatu menurut pandangannya bisa ditakar sesuai logika, sedangkan dalam memahami Wahyu Allah tidak selalu harus mengedepankan logika. Sebaliknya karena saking inginnya menempatkan porsi HATI di tempat yang tinggi lantas kita melupakan dorongan syahwat terhadap pasangan hidupnya dan menutupnya rapat2 sehingga menjadi lumpuh dan mati rasa....Astagfirullahaladzim...yang terpenting adalah tempatkanlah hati tetap berada di tengah2 sebagai pusat penyeimbang dalam kehidupan kita dan jadikanlah hati sebagai pusat rasa ketika kita beribadah kepada Allah SWT sehingga Insya Allah...Allah tetap menjaga hati kita dan otakpun selalu bersih sehingga syahwat terkendali.

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai HATI, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (di kepala mereka yang bersinergi dengan otak, tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (di kepala mereka yang bersinergi dengan otak, tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak (yang hampir selalu berorientasi pada syahwat), bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (Q.S. 7 : 179)





18 Sep 2011

Ini kan hanya sekedar di facebook


Amati perilaku dalam berfacebook
Diam2 memperhatikan gelagat2 masyarakat di dunia ini menarik juga, tentunya perhatian terbaik bisa melalui pengalaman hidup sendiri atau bisa jadi lewat penulusuran di dunia maya. Banyak sekali yang tanpa sengaja diperlihatkan bahkan diperdengarkan, yang menjadi highlight kali ini berhubungan dengan lisan kita, meskipun hanya sekedar lewat status, komentar dalam ber facebook atau blog sekalipun tetap saja itu adalah lisan kita...dan suatu saat lisan inilah yang akan diminta tanggung jawabnya di pengadilan akhir nanti.

Ada kalanya facebook ini hanya digunakan sebagai media untuk menuangkan keluh kesah bahkan tak sedikit dijumpai ajang perang mulut bahkan saya sempat melihat status yang bunyinya " Bagi Mr.x yang ingin membunuh saya.......".  Wuih...serem amat, jika hal itu terjadi maka jadilah facebook ini tempatnya membengkakkan hati juga tempat dimana nama baik seseorang dicemarkan dengan sewenang-wenang. Bayangkan page-page yang mengecam , mencaci dan menghina orangpun demikian banyaknya bahkan tak sedikit dijadikan tempat untuk mengolok-olok Nabi kita Muhammad SAW...Astagfirullahal'adzim. 
Jika kita masuk kemudian melihat komentar2 didalamnyapun huh...bukan main pedasnya, mencaci, memaki...sekedar melampiaskan kekesalan hati. Adakah kita pernah terlibat didalamnya ? Ya Allah jangan biarkan kami melakukan perbuatan yang sia-sia.


Jangan !! Jangan sekali2 mencaci orang, jangan pula mengejek orang apalagi mengumpat orang walau hanya sekedar di facebook yang sebagian orang beranggapan ga kenal ini kok, ini kan hanya sekedar dunia maya...si maya juga ga masalah kok !! Ingatlah, Allah itu maha tajam perhatian_Nya, maha adil timbangannya,


Manfaat facebook
Facebook bisa menjadi ajang saling bertemu teman lama ataupun mendapatkan teman baru. Facebook juga bisa dijadikan tempat jual beli, bisa dijadikan media promosi yang sangat efektif. Yang lebih menarik facebook kerap dijadikan tempat diskusi dan salah satu fiturnya biasanya dilakukan dalam group yang berfungsi sebagai forum dan kita bisa berdiskusi dengan siapapun. Yang tak kalah pentingnya facebook bisa dijadikan tempat untuk mencari dukungan ingat kasus kriminalisasi KPK atau uang koin PRITA, dari mana pendukung itu datang...ya dari facebook lah..

Manfaatkan lisan ini secara baik walau hany sekedar di facebook, jika tidak ia akan membakar si empunya lisan itu sendiri. Dalam hal ini Imam Al-Ghazali mengemukakan ada banyak macam bahaya lidah yang harus diperhatikan manusia.

  • Perkataan yang tidak bermanfaat akan membuat hati menjadi kasar. Hati2, mereka yang banyak bercakap2 maka banyak bohongnya. Padahal ciri2 orang beriman (QS 23-3) adalah mereka yang senantiasa menghindarkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat sehingga menyebabkan pertengkaran dan dendam.
  • Banyak bicara yang sifatnya sia-sia akan menimbulkan permusuhan antara kelompok dan golongan, biasa dibumbui ucapan yang mengandung makian dan cacian tak jarang mengutuk seseorang atau satu golongan.
Allah berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum merendahkan (mentertawakan) kaum yang lain. Boleh jadi (yang ditertawakan itu) lebih baik dari mereka (yang mentertawakan). Jangan pula sekelompok wanita mentertawakan kelompok wanita yang lain, boleh jadi (yang diperolok-olok itu) lebih baik dari mereka dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu memanggil dengan gelaran-gelaran yang buruk,”” (QS 49: 11).
  • Membuka rahasia orang lain kemudian berjanji palsu atau bersumpah palsu, semua itu akan merusak nilai-nilai amanah.
Rasulullah bersabda: 
”Waspadalah terhadap pembohong! Sebab pembohong dan orang-orang yang zalim sama-sama dalam neraka.” (HR Ibnu Majah)
Seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah :
”Apa penyebab terbesar orang masuk neraka?” Nabi menjawab: ””Kerana lidah dan kemaluannya.” (HR Turmudzi).
Mudah-mudahan kita semua dapat mengendalikan diri. Lisan itu ibarat racun, dia bisa membunuh dengan cara memfitnah dan menghina hingga musuh ditemui dan lisan juga ibarat pisau, dia mudah melukai teman hingga berkecil hati dan menangis tergores karenanya.Mari kita jaga lisan kita !!
Abaikan hal-hal yang kurang bermanfaat
Amatlah risih ketika melihat teman2 kita memposting photo2 dengan adegan mesra di facebook, janganlah mengumbar kemesraan di Fb sebab hal demikian sepantasnya hanya menjadi komsumsi pribadi jangan jadikan tontonan khalayak ramai. Jangan pula bangga mempertontonkan hal2 yang tidak pantas. Boleh jadi untuk sebagian orang yang hobby memposting status2 galau adalah bentuk curhat agar beban lepas tapi ingatlah orang lain akan lebih sering menggunakan persepsi daripada empati sehingga jangan salah jika orang lain lebih senang menghakimi dari pada memahami.

Apabila kita menemui status yg penuh dengan keluhan mari kita abaikan jangan terus ikut memojokkan karena sesungguhnya kita tak pernah tau apa yang terjadi dibalik keluarnya status tersebut.

Nasehat atau Nafsu
Dekati nasehat daripada mengumbar nafsu, Nasehat itu laksana obat dia akan menyembuhkan walaupun pahit tapi nafsu dia akan mengikis habis perilaku baik menuju sesat. Hindari mengumbar nafsu melalui facebook, dalam kehidupan segala sesuatu dapat dengan mudah memancing amarah, hanya karena baca status yang merasa ditujukan pada diri sendiri langsung bereaksi dan membuat orang hilang arah. Di saat kita ingin marah coba tahan sejenak dan cari tahu lebih banyak apa yang mendasari status keluar jangan langsung dikomentari secara frontal dengan tambahan informasi yang kita cari dengan jalan bertanya pada si pembuat status mungkin kemarahan menjadi batal.

Rasulullah SAW pernah memberikan tiga buah nasehat kepada sahabatnya Abu Dzar jundup bin junadah dan Abu abdurrahman bin jabal :
"Bertaqwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya dan pergaulilah manusia dengan ahklak terpuji " (HR.Tarmidzi)

Jadi dimanapun dan kapanpun kita harus menjaga ketaqwaan kita, taqwa di facebook memang sulit untuk dilakukan dan harus dilakukan dengan usaha yang ekstra keras. Akan sangat mudah ketaqwaan itu ketika kita bersama orang lain yang pandai berbagi dalam kebaikan dan pandai dalam menasehati. Sebagai contoh ketika kita berkumpul dalam suatu majelis dzikir maka pikiran dan pandangan kita akan terjaga dengan baik tetapi bila kita berkumpul dengan orang2 yang pandai mengumbar nafsu amarah otomatis maksyiatpun akan mudah dilaksanakan.


Adab - adab dalam berfacebook
1.    Sopan
Baik di dunia nyata maupun dunia maya, perkenalan tentunya harus sopan dan jujur. Ketika berteman dengan teman-teman atau sahabat lainnya, janganlah melupakan peran teman anda sebagai penghubung anda yang bisa menjelaskan bahwa anda mengetahui profil mereka melalui teman anda. Dalam pertemanan berlaku sopan dan jujur dalam arti sopan dan berakhlak yang baik, serta bila bersenda gurau berlakulah mengucapkan yang hak atau jujur.

2.    Janganlah mengungkap tentang kegagalan suatu hubungan
Bila kita sedang patah hati atau putus cinta atau kesal setengah mati karena sesuatu hal atau kekasih pergi dengan perempuan lain, sebaiknya simpan saja di ruangan pribadi. Janganlah mengubarnya di jejaring ini (diungkapkan dalam status). Janganlah bertanya pada orang-orang di dunia maya yang diakses oleh orang banyak. Biasanya seseorang yang kesal atau gagal dalam sesuatu hubungan mengucapkan kata-kata yang kotor, kata-kata yang rendah dan bila diucapkan secara langsung dengan suara yang keras dan memaki-maki.

3.    Jangan curhat dan buka rahasia
Curhat memang menyenangkan, namun sebaiknya lihat-lihat tempat bila ingin curhat. Cobalah gunakan cara yang konvensional (bisa lewat Hp atau saking terpaksanya lakukan lewat inbox). Jangan menulis hal-hal yang sangat pribadi ini ke status, karena akan merugikan diri sendiri...dan orang lain akan dengan mudah menilai siapa sesungguhnya pribadi kita ini.

4.    Jangan menghina, mencaci dan menyebarkan fitnah
Seperti di dunia nyata, di dunia maya pun dituntut untuk menjaga tutur kata yang baik. Bila anda mencaci maki dengan kata yang kasar, bisa-bisa anda dinilai sebagai orang yang menyebalkan, dan tentunya akan menjatuhkan reputasi anda di mata teman-teman. Perbuatan menghina dan mengejek diharamkan dan dilarang keras oleh ajaran agama Islam sebagaimana Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sesuatu kaum menghina kepada kaum yang lain, karena barangkali yang dihinakan itu bahkan lebih baik dari yang menghinakan. Jangan pula golongan wanita menghina kepada golongan wanita yang lain, karena barangkali yang dihinakan itu bahkan lebih baik dari yang menghinakan” (Al-Hujurat ayat 11). “Janganlah kau ikuti orang yang suka mencela serta berjalan (kesana kemari) menyebarkan fitnah” (Al-Qalam ayat 11).

5.    Kenali perbedaan antara wall (status) dengan message.
Suatu pernyataan yang menyangkut hubungan pribadi anda sebaiknya tidak perlu terlalu diekspos. Ingat kan ini juga dibaca oleh orang banyak, dan kalimat-kalimat nya mungkin lebih cocok jika disampaikan melalui message di inbox.

6.    Jangan terlalu sering mengeluh.
Hindari mengeluh di facebook. Ingat status kita dibaca oleh banyak orang, jagalah jari2 anda agar tidak mengetik sembarangan. Daripada berkeluh kesah, sebaiknya tuliskan hal-hal yang positif yang membuat orang lain bersemangat dan bermotivasi.

7.    Membalas setiap pesan 
Jawablah pesan dari teman anda jika mereka menanyakan sesuatu. Abaikan saja jika ada yang mengirimkan pesan negative dan jangan terpancing serta membuang waktu anda dengan menanggapi orang tersebut. Sama saja di dunia nyata dengan dunia maya juga dalam bersilaturahmi ke teman atau saudara, walau sekedar bercakap-cakap, Islam sebagai agama yang sempurna mengajarkan adab bertamu yaitu “mengucapkan salam. Dengan mengucapkan salam berarti anda mendoakan semoga tuan rumah memperoleh keberkahan dan keselamatan.

8.    Hargai usaha orang lain.
Hargailah usaha orang lain yang membuat status, tulisan, kutipan, petunjuk, saran ataupun kritik yang membangun. Allah berfirman, :“Kami (Allah) mencatat apa-apa yang telah mereka lakukan dahulu-dahulu dan apa-apa yang merupakan bekas dari amalan-amalannya itu” (Yaa Siin ayat 12). “Akan diberitahukanlah kepada manusia pada hari kiamat itu apa-apa saja amalan yang dilakukannya dahulu atau belakangan” (Al-Qiyamah ayat 13).

Himbauan
Setiap hari tentu kita memiliki banyak paradigma/pandangan terhadap sesuatu ataupun orang lain dalam dunia ini. Tergambar jelas dari bagaimana sebuah respon itu akan kita berikan terhadap orang tersebut. Begitu banyaknya sikap dan perilaku yang ditampilan mengkondisikan kehidupan duniawi yang syarat dengan kompleksitas. Baik atau buruknya sebuah respon yang kita berikan bergantung bagaimana persepsi yang berada di otak kepala. Pahamilah paradigma dan karakter dari dua sisi yang saling mengikat satu sama lain. Apa yang kita sampaikan sangat berkaitan dengan siapa kita. Menjadi berarti melihat dalam dimensi kemanusiaan. Dan kita tidak bisa mengubah cara pandang kita tanpa sekaligus mengubah keberadaan kita, dan sebaliknya.

Yang harus lebih diperhatikan adalah komponen-komponen saringan proses pikiran kita mulai dari menerima informasi sampai dengan membuatnya menjadi perilaku, mana yang perlu kita perbaiki apakah nilai-nilai kita atau mungkin juga pengalaman-pengalaman kita ??

Peganglah pedoman ini dalam berfacebook
A  = Amati perilaku dalam berfacebook
M = Manfaat facebook
A  = Abaikan hal-hal yang kurang bermanfaat
N  = Nasehat atau Nafsu
A  = Adab- adab berfacebook
H  = Himbauan

Jangan lagi katakan, Ini kan hanya sekedar di facebook lantas kita bisa sesuka hati berbuat tapi katakan facebook ternyata bermanfaat bagi hidupku dan kita tidak bisa sesuka hati tetap ada norma, adab yang harus dipegang dengan baik!!

10 Sep 2011

What's wrong with polygamy ??


Poligami selalu menjadikan hot isu yang disorot tajam di kalangan feminis tak terkecuali feminis islam, tak terbatas tempat dimanapun ketika dikemukakan isu tsb selalu berakhir dengan perdebatan yang sengit bahkan tak jarang si pencetus gagasan hingga isu itu mencuat selalu menjadi sasaran kemarahan kaum feminis. Tak jarang kita melihat entah itu dalam sebuah diskusi ataupun percakapan sehari-hari bahkan dalam sebuah status di dunia mayapun serempak bagi kebanyakan kaum Hawa menjadikan polemik yang berkepanjangan dan tak berkesudahan, mereka histeris mendengar kata poligami dan sebagian seolah menolak akan adanya sebuah ayat yang menghalalkan adanya poligami. Padahal dengan penolakan satu ayatpun menjadikan hilangnya keimanan dalam dirinya karena nyata-nyata mengingkari ketentuan Allah yang telah ditulis dalam Al'Quran. Maka berhati-hatilah...

Perspektif poligami menurut Islam
Poligami adalah syariat Islam yang merupakan sunnah Rasulullah SAW, tentunya dengan syarat sang suami memiliki kemampuan untuk adil diantara para istri, sebagaimana pada ayat yang artinya:

“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”(QS An-Nisa, ayat ke-3)

Berlaku adil dalam bermuamalah dengan istri-istrinya, yaitu dengan memberikan kepada masing-masing istri hak-haknya dalam hal ini adil adalah menyamakan hak yang ada pada para istri dalam perkara-perkara yang memungkinkan untuk disamakan di dalamnya.  Tetapi  adil yang dimaksud dalam surah An Nisa ayat 3 tersebut, bukanlah adil dalam hal perasaan didalam hati, sebab tak ada manusia yang mampu berbuat adil dalam hal perasaan, karena urusan hati manusia tak akan mungkin bisa dibagi sama rata dan itu sudah menjadi urusan Allah.

Jika tidak mampu berlaku adil, maka sebagaimana ayat lainnya...
"Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung.." (An-Nisa': 129)

"Jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja..." (An-Nisa': 3)

Nah ayat-ayat itu sudah cukup tegas mengatakan syarat dari poligami, yang menjadi pertanyaan sekarang adakah yang mampu berlaku adil ??

Mari kita tinjau dari sisi yang lain, sebetulnya dalam Islam ada  beberapa alasan seorang suami mempertimbangkan langkah Poligami diantaranya :
  • Ada manusia yang kuat keinginannya untuk mempunyai keturunan, akan tetapi ia dikaruniai rezki isteri yang tidak bisa mempunyai anak (mandul) karena sakit atau sebab lainnya. Apakah tidak lebih mulia bagi seorang isteri dan lebih utama bagi suami untuk menikah lagi dengan orang yang disenangi untuk memperoleh keinginan tersebut dengan tetap memelihara isteri yang pertama dan memenuhi hak-haknya.
  • Ada juga di antara kaum lelaki yang kuat keinginannya dan kuat syahwatnya, akan tetapi ia dikaruniai isteri yang dingin keinginannya terhadap laki-laki karena sakit atau masa haidnya terlalu lama dan sebab-sebab lainnya. Sementara lelaki itu tidak tahan dalam waktu lama tanpa wanita. Apakah tidak sebaiknya diperbolehkan untuk menikah dengan wanita yang halal daripada harus berkencan dengan sahabatnya atau daripada harus mencerai yang pertama.
  • Selain itu jumlah wanita terbukti lebih banyak daripada jumlah pria, perlu diingat ada saatnya nanti perbandingan jumlah laki2 dan perempuan adalah 1 : 50. Bila hal ini terjadi maka di sinilah letak kemaslahatan sosial dan kemaslahatan bagi kaum wanita itu sendiri, yaitu untuk menjadi bersaudara dalam naungan sebuah rumah tangga daripada usianya habis tanpa merasakan hidup berumah tangga. Merasakan ketentraman dalam berumah tangga, menemukan cinta kasih dan pemeliharaannya, serta nikmatnya menjadi seorang ibu adalah dambaan setiap wanita, karena panggilan fitrah inilah maka setiap wanita selalu ingin merasakan berada di tengah-tengah kehidupan berumah tangga.
Beberapa keuntungan bagi kaum wanita yang patut menjadi bahan renungan yaitu para wanita dituntut untuk turut juga memikirkan kaum sesamanya yang realistisnya jumlah wanita lebih banyak dari pria apabila tidak adanya ayat Al-quran dan sunnah Rasulallah yang menggambarkan diperbolehkannya poligami, maka bayangkan nasib mereka....mari kita renungkan :
  • Akan semakin banyak kaum wanita yang akan menghabiskan usianya dalam kepahitan karena tidak pernah merasakan kehidupan berkeluarga dan menjadi ibu. Sehingga mereka menjadi bebas (melacur, untuk menjadi umpan dan permainan kaum laki-laki yang rusak. Muncullah pergaulan bebas yang mengakibatkan banyaknya anak-anak haram, anak-anak temuan yang kehilangan hak-hak secara materi dan moral, sehingga menjadi beban sosial bagi masyarakat. Maka alangkah lebih baik jika ada lelaki yang mampu memelihara dirinya sebagai istri kedua, ketiga atau keempat. Sehingga dapat meringankan beban masyarakat yaitu dengan melindungi wanita yang tidak bersuami dan menempatkannya ke shaf para isteri yang terpelihara dan terjaga.

Siapkah kaum Hawa masa kini dipoligami Adam modern ? 
Poligami itu sesuatu yang diperbolehkan tetapi bukan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan, sehingga setiap pelakunya seolah mencari-cari sejuta alasan untuk melakukannya. Melakukan poligami seperti yang disebutkan dalam Alqur'an maupun sunnah Rasull dalam zaman sekarang ini, sangat sulit untuk diterima akal sehat, namun dari berbagai kejadian yang terjadi di masyarakat pada umumnya saya berpendapat bahwa berpoligami itu merupakan pilihan hidup seseorang.

Jika dalam berpoligami ternyata pelakunya bisa berlaku adil terhadap istri-istrinya, mungkin poligami itu akan menjadi baik. Namun sebaliknya yang terjadi pada kaum Adam modern, mereka melakukan poligami hanya bermaksud untuk mendapatkan kenikmatan semata dari kaum Hawa masa kini. Tentunya type semacam ini jangan harap bisa berlaku adil dalam berpoligami maka mengapa kaum Hawa cenderung berteriak histeris jika dikemukakan masalah ini, ini adalah salah satu akibat dari perilaku dari kaum Adam yang mengabaikan Ayat2 tersebut.

Melihat kenyataan seperti itu jangan salahkan kaum Hawa jika sangat sedikit kaum hawa masa kini yang bersedia dipoligami ( dimadu), oleh Adam modern. Kaum Hawapun sangat mudah terketuk hatinya apabila apa yang dilakukan Adam modern sesuai dengan tuntunan dan betul2 menjalankan sesuai alasan secara islam dalam berpoligami. Yang sangat disayangkan kaum Adam modern dalam melakukan poligami cenderung hanya karena ketidakpuasan dalam berumah tangga dan selalu melihat rumput tetangga lebih hijau alias bling..bling! itulah fakta yang terjadi..!!

Terjawablah sudah, mengapa polemik poligami ini terus berkepanjangan sampai detik ini ?!

8 Sep 2011

Dinamika Dunia Da'wah



Da’wah bisa diartikan sebagai seruan, ajakan atau panggilan. Dalam Islam orang yang melakukan Da'wah berarti dia sedang mempropagandakan suatu keyakinan dalam hal pandagan hidup, Iman dan Agama dengan menyampaikan seruan Islam dan memanggil ummat manusia agar menerima dan mempercayai keyakinan dan pandangan hidup Islam.

Sifat para penda'wah ini bisanya seperti orang yang hendak berperang mereka selalu membela dan mempertahankan diri. Sengketa berdarah atau peperangan dalam Islam yang kita baca dalam sejarah adalah sebagai bukti yang jelas bahwa hak atau kebebasan dalam berda'wah ini tidak boleh diganggu atau dihalang-halangi.

Didalam Islam berda'wah tidak mengenal paksaan karena suatu keyakinan yang dipaksakan, tidak akan mendapat tempat dan daerah yang subur dalam jiwa dan hati manusia.Keyakinan yang dipaksakan bukanlah lagi keyakinan. Orang menerima bukan karena kepercayaan, tapi karena kekuasaan dan ketakutan. Al Qur’anussyarif sangat jelas memberi petunjuk kepada Ummat Islam, bahwa kewajiban mereka hanyalah semata-mata menyampaikan seruan dan ajakan. Si Juru Da’wah tidak menguasai hati dan budi manusia, tidak boleh memaksakan keyakinan. Si Juru Da’wah hanyalah bertugas menaburkan keyakinan, menyemaikan bibit kepercayaan, menyampaikan kebenaran dan mengetok nurani-kemanusiaan.

Berda’wah sebenarnya membuka konfrontasi keyakinan ditengah manusia, membuka kemungkinan bagi manusia untuk menetapkan pilihannya sendiri. Mengantarkan keyakinan dengan keyakinan, menyampaikan seruan agama karena suruhan Agama.

Menjadi situkang-seru atau Juru Da’wah akan selalu dihadapkan pada kegagalan dan kemenangan, tegak dan rebah sesa’at, datang silih berganti. Ada saatnya mendapat pujian dan sanjungan, bukan tidak mungkin suatu saat dia akan terhempas oleh badai celaan dan cacian menjadikan kegiatan berenang antara dua gelombang, berjuang dan lalu ditengah dua-ufuk dunia yang saling bertentangan, sanjungan dan ejekan, pujian dan makian. Itulah senandung hidup seorang penda'wah dulu, kini dan nanti.

Pengalaman maha berharga lambat laun akan mengajarkan bagaimana cara mendekati, menghampiri dan menghadapi manusia yang beraneka ragam, dan pelajaran hidup tentunya akan lebih mematangkan lagi bagaimana cara mengemukakan suatu keyakinan, mendewasakan manusia dan kemanusiaan disitulah dinamika dalam dunia Da'wah. Kegagalan yang kerap dialami akan menjadikan pelajaran berharga sehingga lambat laun akan menemukan bentuknya melalui pengalaman, kegiatan bahkan perjuangan dan ada satu bagian yang paling penting dia harus tetap tegar dan kokoh dalam menghadapinya sehingga tanpa disadari dia akan menemukan titik kelemahan dan kekurangannya sehingga dia tau persis bagaimana caranya menjadi seorang propagandis yang piawai, bagaimana caranya menjadi Shahibud Da’wah, Juru Da’wah yang baik.

Menyadari betapa berat beban dan tanggung jawab, apa risiko dan konsekwensi yang pasti ditemui dalam menunaikan Da’wah Islam, dalam segala artinya. Akhirnya kodrat Zaman banyak menghempaskan juru da'wah dalam rasa sepi karena samudra perjuangan itu begitu luas yang tak tau entah dimana tepinya, penuh dengan amukan taufan dan hempasan badai. Jika terhempas pada titik itu kembalilah dan tetaplah tegak bagai batu karang....

Mengajak manusia menuju agama Allah merupakan salah satu ibadah yang agung, manfaatnya menyangkut orang lain. Bahkan dakwah menuju agama Allah merupakan perkataan yang paling baik. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِّمَّن دَعَآ إِلَى اللهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ الْمُسْلِمِينَ

"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru menuju Allah, mengerjakan amal yang shalih dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". [Fushshilat:33].

Jalan dakwah panjang terbentang jauh ke depan. Duri dan batu terjal selalu mengganjal, lurah dan bukit menghadang. Ujungnya bukan di usia, bukan pula di dunia tetapi Cahaya Maha Cahaya, Syurga dan Ridha Allah... Cinta adalah sumbernya, hati dan jiwa adalah rumahnya

Note : To my best friend, although it's difficult .... the truth remains exciting !!
  • Kepada Allah saya kembalikan segala puji, daripadaNya limpahan Taufik dan Hidayah. 
  • Dengan perkenan ridhaNya, kiranya usaha kecil ini bisa diterima sebagai amal shaleh bagi penulisnya.

4 Sep 2011

Mengapa harus berpikir positif ?


  • Berpikir positif itu ternyata sangat membantu diri sendiri, kita harus lakukan segala sesuatu dimulai dengan membuka pikiran dan meletakkan segala sesuatu pada pikiran yang positif, jangan sekali kali menunggu orang lain apalagi menunggu dunia yang akan mengubah diri kita! Ubahlah semua pikiran negatif dan biasakanlah berpikir positif.
  • Dalam hidup niatkan segala sesuatunya untuk berbagi, jangan menghitung apa yang telah kita berikan untuk orang lain, jika kita berharap lebih atas apa yang telah kita berikan dan kita tidak mendapatkannya maka yang ada kita akan kecewa!!.
  • Jangan terlalu berpikir perspektif, open.. mindset kita!!! Cobalah berusaha  menjadi pendengar yg baik untuk mendengarkan usul/saran/tanggapan/pendapat dari seseorang, cobalah terima apapun bentuk kebaikan maupun keburukan dan jadikan itu perubahan agar diri kita bisa lebih baik.

Cobalah untuk berpikir positif disaat merasa terpojok
Lakukan dengan tenang untuk konsentrasi...apa yang harus kita lakukan ketika posisi kita berada ditempat yang dipersalahkan (jangan sempatkan berpikir sesuatu yang buruk untuk kita, tapi pikirkan semua itu demi kebaikan kita). Cobalah berpikir visioner saat orang-orang yang melihat menstigma diri kita karena ada orang yang menangis di samping kita. Ada kalanya kita tidak bisa melihat masalah dari satu perspektif saja. Begitupun dengan pemecahannya, kita tak usah menunggu pintu yg tertutup untuk dibuka kalau ternyata ada pintu lain yang sudah terbuka. Banyak cara dan pilihan penyelesaian yang bisa kita tempuh, seandainya saja kita mau mencoba! Fokus dan Berpikir! Jangan buat diri kita dikendalikan oleh emosi atau perasaan yang berlebihan. Marah atau menangis boleh saja jika itu akan membantu membuat jadi lega, karena kita manusia biasa, namun tetap saja marah ataupun menangis juga tidak akan  menyelesaikan masalah. Malah mungkin hanya akan menjadi katalisator yang dapat memperkeruh keadaan....dan yang ada kita di cap "EMOSIONAL"

Ingat, tidak selamanya kita harus menggunakan emosi dan menyisihkan pikiran atau logika! ada kalanya keduanya harus berjalan beriringan! Lakukan sesuatu yang bisa kita lakukan, minimal untuk diri kita! Bukan dengan emosional! Jangan mempersalahkan orang disekitar kita atas diri yang kita alami! Kita harus sadar terkadang orang disekitar bisa bersikap egois!(Beruntung jika ada orang yang masih mencoba berusaha untuk berempati).

Dalam Al-Quran dikatakan bahwa "Bersama Kesulitan disitu ada Kemudahan". Pernahkah kita berpikir mengapa dua hal yang berbeda bisa terjadi dalam waktu yang bersamaan ? Begitu juga pernahkah kita berpikir bahwa DUNIA dan AKHIRAT ini sesungguhnya terjadi dalam waktu yang bersamaan pula. 
Bukankah menurut Allah dalam catatanNya di lauh Mahfudz bahwa segala sesuatunya sudah SELESAI TERCATAT dengan SEMPURNA? Allah itu MAHA MENGETAHUI, maka pasti Ia paham apa yang telah, sedang, dan akan terjadi. Artinya, bagi DIA semua sudah terjadi. Hanya saja, dari sudut pandang manusia, masih banyak hal yang belum terjadi, masih butuh PROSES, masih ada "masa lalu", "masa kini", dan "masa depan".

Untuk itulah karena SEGALA SESUATU ITU SUDAH TERJADI, maka disinilah kita berusaha harus jadi PEMENANG dalam kehidupan di dunia ini. Tak heran jika dalam Al-Quran dikatakan bahwa "Sungguh orang-orang yang berTAQWA itu pasti mendapatkan kemenangan".Sadarlah jika kita ingin mendapatkan kemenangan, artinya  kita harus sadar bahwa segala sesuatu itu terjadi BERSAMAAN  maka mulai hari ini kita harus bisa terus menjaga ketaqwaan kita, terus berada dalam frekuensi yang berbahagia atas apa pun yang terjadi dalam kehidupan kita.

Kita harus membiasakan diri untuk berpikir hal2 yang baik agar yang datang pada diri kitapun adalah kebaikan. sebagai contoh ikutilah ilusitrasi berikut ini....

Rena dan Rani harus melakukan perjalanan dari C ke B, karena Rena selalu berpikir positif dia dengan penuh semangat menyiapkan semua persiapan untuk melakukan perjalanan itu. Sebaliknya tidak demikian yang terjadi pada Rani dia selalu membayangkan bahwa perjalanan akan melelahkan melihat jarak yang ditempuh.

Kedua orang tersebut diberikan perbekalan yang sama, ditengah perjalanan terjadilah musibah yang mengharuskan mereka terdampar pada sebuah kota yang asing begi mereka. Apa yang dijumpai kedua orang tersebut ? Mereka didatangi seorang lelaki tua dan mengatakan bahwa ia memerlukan uang untuk ongkos pulang ke kampung halamannya. Rena berpikir memang uangnya terbatas tapi ia harus mendahulukan lelaki tua itu agar ia bisa segera berjumpa dengan keluarganya dan cara berpikir positif Rena menghilangkan segala kekhawatiran yang bakal terjadi pada dirinya dan yang ada dalam pikirannya dia masih mempunyai barang yang lain untuk dijual seandainya dia kehabisan uang.

Berbeda dengan Rani, dia melihat lelaki itu penuh rasa curiga jangankan ingin memberi mendengar keluhan lelaki itupun sudah tak mau. Apa yang dipikirkan Rani, perbekalanku terbatas mana mungkin bisa berbagi dengan si tua itu jangan2 dia ingin berbuat jahat dengan mencuri uangku. Demikian Rani selalu diliputi rasa curiga setiap berjumpa dengan orang asing karena dalam pikirannya yang selalu dipenuhi pikiran negatif orang lain hanya memanfaatkan kesulitan dirinya, tak sekalipun dia berpikir akan ada orang yang bakal menolongnya.

Singkat cerita Rani yang memberikan sebagian uangnya pada lelaki tua itu dan tidak bisa melanjutkan perjalanan karena uang ditangan sudah tidak lagi mencukupi untuk menempuh perjalan sejauh itu tapi dia tetap berpikir positif dan selalu optimis, masih banyak cara untuk menambah perbekalannya.

Bagaimana dengan Rani ? Rani yang selalu diliputi rasa takut akhirnya bergegas melanjutkan perjalanan dengan sisa uang yang ada, tak sedikitpun dia berkomunikasi dengan orang lain karena semua orang mencurigakan baginya. Di tengah perjalanan ketika kendaraan yang ditumpanginya mengisi bahan bakar dengan reflek dia turun dan bergegas dia lari menuju toilet. Keluar dari toilet ketika dia akan membayar uang kepada penjaga toilet betapa terkejutnya ia menyadari tasnya tertinggal didalam bis. Larilah ia dan apa yang terjadi, tas itupun telah raib dan tak ada seorangpun yang tau.

Bagaiman kelanjutan cerita Rena ? Ketika Rena hendak menyebrang hampir saja dia tertabrak mobil yang melintas dan tepat berhenti disamping Rena dan siapa yang keluar, ternyata dia adalah seorang tua yang kemarin sempat diberikan uang olehnya. Singkat cerita orang tua itu telah berjumpa dengan anaknya ketika dia akan kembali ke kampungnya. Setelah pembicaran kesana kemari akhirnya Rena diberikan sejumlah uang yang jumlahnya lima kali lebih besar dari uang yang diberikannya pada orang tua tersebut dan segeralah Rena melanjutkan perjalanan hingga tempat tujuan.

Demikianlah pikiran positif dan negatif bisa mempengaruhi, apa yang bisa kita pelajari dari dua cerita tersebut? Apakah ada sihir yang digunakan dibalik cerita tersebut? Tidak, semuanya merupakan hal yang alami. Jika kita memiliki sikap yang positif, sikap-sikap tersebut akan menghasilkan perasaan-perasaan yang positif, gambaran-gambaran yang konstruktif, dan kita akan melihat dalam mata pikiran kita apa yang kita inginkan. Hal ini akan memberikan pencerahan, lebih banyak kekuatan, dan kebahagiaan. Diri kita juga akan memancarkan kebaikan, kebahagiaan, dan kesuksesan. Bahkan pikiran positif juga akan memberikan beragam manfaat bagi kesehatan kita. Berpikir positif adalah proses bentuk rasa syukur, masih ingatkah jika kita pandai bersyukur maka akan diberikan nik'mat yang berlebih.

Pikiran Positif dan Negatif Menular

Sadarkah bahwa diri kita akan mempengaruhi orang-orang yang kita temui, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini terjadi secara naluriah, dalam pikiran bawah sadar yang terpancar melalui pikiran dan perasaan. Orang di sekeliling kita akan merasakan aura kita yang dipengaruhi oleh pikiran kita, juga sebaliknya. Wajarkah jika kita ingin berada di sekitar orang-orang yang positif dan menghindari orang-orang yang negatif! Orang lebih tergerak untuk membantu kita jika kita bersikap positif, dan mereka tidak menyukai dan menghindari siapapun yang bersikap negatif. Pikiran-pikiran, kata-kata, dan sikap negatif akan menghasilkan mood serta tindakan yang negatif dan tidak menyenangkan. Semua hal ini akan berujung pada satu bentuk kegagalan, frustrasi, dan kekecewaan yang berulang2.


Cobalah berpikir positif
  • Jika ada orang menyudutkan kita dengan kata2 yang kurang enak, katakan pada diri kita bahwa sebenarnya kita harus segera intropeksi dan segeralah memperbaiki diri jangan terburu2 mengatakan bahwa orang itu tidak baik.
  • Selalu visualisasikan situasi yang menguntungkan dan bermanfaat bagi diri sendiri. Gunakan kata-kata positif dalam suara hati kita begitupun ketika kita berbicara dengan orang lain tanamkan pikiran positif terhadap lawan bicara kita. Saat pikiran negatif mulai mempengaruhi pikiran, segeralah waspada dan menggantikan pikiran tersebut dengan pikiran yang lebih konstruktif. Pikiran negatif akan selalu memasuki pikiran kita, dan sekali lagi kita harus mampu melawannya dan menggantikannya dengan pikiran positif. Seakan-akan anda dua gambar di depan kita, dan kita memilih untuk melihat salah satu gambar tersebut dan mengabaikan gambar yang lain. Jika tiba-tiba merasakan perlawanan dari dalam diri maka berusaha mengganti pikiran-pikiran negatif tersebut, jangan menyerah. Tetap fokuskan diri pada pikiran-pikiran yang positif dan menyenangkan.

Camkanlah 
jika kita memberikan kebahagiaan bagi orang lain maka tanpa disadari kitapun akan bahagia......