20 Nov 2011

Husein Tabataba’i


 Husein Tabataba’i Doktor Cilik yang Hafal dan Paham Al Qur’an di Usia 7 TAHUN

Sebuah keajaiban di Abad 20. Menghebohkan dan menggetarkan hati. Tersebut, seorang bocah 7 tahun meraih gelar Doktor Honoris Causa dari Hijaz College Islamic University, Inggris, Karena Hafal dan Faham alquran.
Anak kecil ini bahkan bisa memahami Al-Quran walaupun bahasa ibunya bukan bahasa Arab, anak ini bernama Sayyid Mohammad Hussein Tabātabā’i.

Pada Bulan February 1998, di Kerajaan Inggris tepatnya di Hijaz College Islamic University Husein yang yang waktu itu baru berusia 7 tahun menjalani ujian doktoral. Ujian yang harus dilaluinya terdiri dari 5 bidang :

* Menghafal Al-Quran dan menerjemahkan dalam bahasa ibu (persia)
* Menerangkan topik ayal Al-Quran
* Menafsirkan dan menerangkan ayat Al-Quran dengan ayat lainya dalam Al-Quran
* Bercakap-cakap dengan menggunakan ayat-ayat Al-Quran
* Menerangkan makna Al-Quran dengan metode isyarat tangan

Setelah menjalani ujian selama 210 menit, akhirnya tim penguji memberi nilai 93. Dimana nilai ini mengukuhkanya sebagai Doktor Honoris Causa.

Standard Penilaian :
* 60 – 70 Sertifikat diploma
* 70 – 80 Sarjana Kehormatan
* 80 – 90 Magister Kehormatan
* 90 ketas Doktoe Kehormatan (honoris cause)

Pada tanggal 19 Februari 1998 Husein menerima ijazah Doktor Honoris Causa dalam bidang Science of The Retention of The Holy Quran.

Buku ini juga disertai VCD yang isinya forum-forum baik di dalam negeri (Iran) maupun di luar negeri yang menceritakan bagaimana bocah cilik ini menunjukkan kehebatanya dalam menghafal dan memahami Al-Quran.

Buku ini juga bercerita tentang masa kecil Husein, dimana kedua orang tuanya juga seorang penghafal Al-Quran. Pada Usia 2 tahun 4 bulan Husein sudah menghafal juz 30 (Juz ‘Amma) secara otodidak, hasil dari rutinitasnya dalam mengikuti ibunya yang menjadi penghafal dan pengajar Al-Quran.

Berikut adalah beberapa dialog dalam buku itu yang menunjukkan kepiawaian bocah ini dalam memahami Al-Quran dan menggunakan ayat-ayat Al-Quran dalam percakapan sehari-hari, dialog ini dilakukan sepulang husein mendapat gelar Doktor dari Inggris

Penanya Bagaimana ujian yang kamu lalui di Inggris ?

Husein ” Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” ( QS 94:6 )

Penanya Apa Tanggapan orang2x di sana ( Inggris ) dalam acara2x Qurani-mu?

Husein ” Mereka Tertawa ” (QS 83:34) [ Maksud Husein org2x di Inggris tuh merasa senang/bahagia ]

Penanya Jika kamu ditanya orang, ‘ buat apa engkau ke inggris ‘ ? apa jawabanmu ?

Husein ” Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu ” ( QS 5:67 )
[ yang dimaksud Husein adalah dia ke Inggris untuk menyampaikan ayat-ayat al-Quran ].

Penanya Engkau belum lulus SD, bagaimana mungkin mendapat gelar doctor ?

Husein ” Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka ” ( QS 3:170 ). [ maksudnya, semua itu adalah karunia Allah ]

Penanya Bagaimana Ilmu itu diajarkan ?

Husein ” Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh ( berjihad ) untuk Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. ” (QS 29:69)
[maksud Husein, bila manusia berusaha mencari dengan bersungguh2x, maka Allah akan membuka jalan ilmu baginya. ]

Penanya Kapan engkau akan menikah ?

Husein ( sambil tersenyum ) ” Dan apabila anak-anak telah sampai umur baligh, maka hendaklah mereka meminta izin. ” ( QS 24:59)
[ maksud Husein akan menikah jika umurnya sudah baligh ]
Dan masih banyak lagi dialog2x yang dijawab oleh Husein menggunakan ayat2x Al Qur’an,diantaranya:

Penanya Apa kabarmu..?
Husein ” Dan penutup doa mereka ialah Alhamdulillahi Rabbil ‘aalamin ” ( QS 10:10).[ Maksud Husein, kabarnya baik2x saja, dan untuk itu, segala puji bagi Allah Pemilik Semesta Alam. ]

Penanya Di manakah Tuhan ?

Husein ” Maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. ” ( QS 2 : 115 )

Penanya Ayat mana dalam Al-Quran yag paling engkau sukai ?

Husein ” Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya deritaanmu, sangat menginginkan ( Keimanan dan Keselamatan ) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. ” (QS 9:128)

Berikut ini endorsment di cover belakang buku:“Keteladanan menjadi kunci utama dalam proses pendidikan, tanpa keteladanan pendidikan hanya akan menjadi transfer of knowledge tapi tidak transfer of value. Kisah dalam buku ini sangat baik untuk dijadikan ibrah (pelajaran) dalam hidup dan kehidupan kita.” ~ Dr Arief Rachman, MPd – Pakar Pendidikan

“Saya telah menggeluti Al-Quran selama lebih dari 20 tahun, namun kini kembali menjadi murid yang harus menulis catatan di buku pelajaran. Apa pun yang ia (Husein) katakan, saya catat. Saya dengan bangga menyatakan diri sebagai murid dari guru yang masih berusia 5 tahun ini!” ~ Ayatullah Mohsen Qiraati, Mufassir Kontemporer Iran.

“Sayyid Husein memiliki kemampuan yang sangat menakjubkan dan para peneliti seharusnya melakukan penelitian mengenai bagaimana metode Husein dalam menghafal dan memahami Al-Quran.” ~ Ayatullah Hashemi Rafsanjani

7 Nov 2011

Jenazahmu, siapa yang akan menyolatkan ?


Andai kita mati, apakah kita bisa menentukan dan memilih-milih orang yang akan berdiri mengisi shaf-shaf di belakang jenazah kita nanti? 

Pertanyaan ini rasanya terdengar aneh dan jelas membingungkan tapi saya memilih menjawab "BISA".  Jangan gusar dulu sahabatku, sabar dulu...buka dulu hati dan pikiranmu sebelum  membelalakkan mata !

Mungkinkah ??
Wah ini menyeramkan, andai si mayat bisa menunjuk dan memilih siapa yang akan menyolatkannya saya jamin semua bakal bubar....Biasanya orang2 yang akan menyolatkan jenazah adalah orang-orang yang kita cintai, kerabat, teman dan sahabat. Sekarang cobalah lihat orang-orang di sekelilingmu, lihatlah teman-teman dekatmu, siapa di antara mereka yang pantas untuk menyolatkanmu apakah si A atau si B, apakah dia memang pantas menyolatkanmu? Janganlah menutup mata dari realita yang ada dan jangan sumbat telingamu dari nasehat yang berharga. Bisa jadi kenyataan yang ada memang pahit dan nasehat yang akan kita dengar akan menyakitkan. Coba lapangkanlah dadamu lunakkan hatimu semoga Allah Ta’ala memberkahimu.....

Kita harus menelan pahitnya permasalahan ini, Salah memilih dan menentukan akan berakibat fatal. Karena itu setelah mengerti permasalahan ini mari segera tentukan, lebih baik dari kita menelan akibatnya di hari kiamat, yang tak mungkin lagi mengulangi kehidupan di dunia. Siapa yang akan memandikanmu, mengafankanmu, mengangkat kerandamu, menyolatkanmu, meletakkanmu di liang lahat dan berdiri di sisi kuburanmu kemudian berdoa untukmu agar Allah meneguhkanmu ketika malaikat menanyaimu ?? Apakah orang2 yang lalai akan perintah Illahi sehingga bergelimang maksiat dan dosa besar ataukah orang yang membukakan untukmu lembaran-lembaran Mushaf Al Qur’an? Tentukan dari sekarang siapa yang akan engkau tunjuk untuk menghantarkan jenazahmu kelak. Pilihlah teman atau sahabat yang akan menyolatkanmu kelak....

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
(( لاتصحب إلا مؤمناً ولا يأكل طعامك إلا تقي))
“Janganlah bersahabat kecuali dengan seorang mukmin dan janganlah memakan makananmu kecuali seorang yang bertakwa”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Al Hakim, dihasankan oleh Al Albany, Shohih Al Jami’ no. 7341)


Beliau shollallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,
(( مثل الجليس الصالح والجليس السوء كمثل صاحب المسك وكير الحداد ، لايعدمك من صاحب المسك أن تشتريه أو تجد ريحه ، وكير الحداد يحرق بدنك أو ثوبك أو تجد منه  ريحاً خبيثاً))
“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk itu laksana berteman dengan penjual minyak wanig dan pandai besi. Seorang penjual minyak wangi engkau bisa membeli darinya atau setidaknya mendapatkan aromanya. Sedangkan pandai besi akan membakar badanmu atau pakaianmu atau engkau mendapatkan darinya bau yang tidak sedap”. (HR. Bukhari)

Coba engkau renungkan buah dari persahabatan yang baik dengan orang yang baik di dunia sebelum manfaatnya di akhirat!

Rasul kita shollallahu ‘alaihi wasallama mengisahkan,  ada tiga orang dari umat sebelum kalian yang melakukan perjalanan, sehingga mereka terpaksa bermalam di sebuah go’a, tatkala mereka telah memasukinya bebatuan dari atas gunung berjatuhan sehingga menutupi pintu gua. Mereka berkata, ‘Sesungguhnya tidak ada yang akan menyelamatkan kalian dari gua ini kecuali setiap kalian berdo’a kepada Allah dengan amal sholehnya’.
Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan di dalam kisah tersebut, bahwasanya orang yang pertama berdo’a dengan amal sholehnya maka terbukalah sedikit pintu gua yang tertutup bebatuan yang longsor itu, akan tetapi mereka belum bisa keluar. Dan yang kedua berdo’a dengan amal sholehnya, lalu batu yang menutup pintu goa bertambah terbuka namun mereka belum juga bisa keluar darinya. Dan yang ketiga juga berdo’a dengan amal sholeh maka terbukalah pintu gua tersebut dan merekapun keluar. (kisah ini diriwayatkan oleh Bukhari)

Perhatikan bagaimana persahabatan ini bermanfaat sehingga Allah Ta’ala mengeluarkan semuanya dengan selamat. Bayangkan saudaraku, kalaulah salah seorang dari mereka tidak memiliki kesalehan, niscaya mereka tidak dapat keluar, bahkan bisa jadi semuanya mati, akibat siapa? Akibat maksiat yang seorang itu.
Rasululllah shollallahu ‘alaihi wasallama bersabda,
(( مامن رجل مسلم يموت فيقوم على نجازته اربعون رجلاً لايشركون بالله شيئاًإلا شفعهم الله فيه ))
“Tidaklah seorang muslim wafat, lalu berdiri menyolatkan jenazahnya empat puluh orang yang tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun melainkan Allah jadikan mereka sebagai syafa’at baginya”. (HR. Muslim)

Hadist ini mencakup dua perkara : Pertama mereka menjadi syafaat baginya maksudnya tulus berdo’a untuknya memohonkan ampuntan untuknya dan kedua : mereka adalah orang-orang yang beriman; akidah mereka bersih dari syirik kecil apalagi yang besar.

Kesempatan masih terbentang di hadapanmu, kita bisa memperhatikan jenazah dan orang-orang yang berjalan mengiringi di belakangnya, keadaan mereka sama seperti keadaan si mayit!! Bukan itu kenyataan yang ada? Bahkan lihatlah, orang yang mengantar jenazahmu ini bisa jadi tidak ikut menyolatkanmu, akan tetapi ia menunggu di luar mesjid. Apabila orang selesai menyolatkanmu dia ikut mengangkatmu untuk memasukkanmu ke liang lahad. Bukankah ini realita yang menyedihkan yang kita saksikan? Bahkan mungkin kita sendiri tidak menyolatkan jenazah salah seorang teman kita?

Mungkin dari kita akan segera mengatakan.....
lantas apa yang harus aku lakukan?  Jalan apa yang harus aku tempuh?

Simaklah kisah berikut ini, yang dikisahkan oleh Nabi kita shollallahu ‘alaihi wasallama, “Dahulu pada masa orang-orang sebelum kalian ada seseorang yang telah membunuh Sembilan puluh sembilah jiwa. Lalu ia bertanya siapa orang yang paling berilmu. Maka ditunjukanlah kepadanya seorang rahib. Ia pun pergi mendatanginya. Ia berkata kepada rabib tersebut, ‘Sesungguhnya aku telah membunuh Sembilan puluh Sembilan jiwa, apakah masih ada taubat untukku? Rahib berkata, ‘Tidak’. Maka ia membunuhnya, genaplah seratus orang dibunuhnya. Kemudian ia menanyakan lagi tentang orang yang paling berilmu (tempatnya bertanya). Ditunjukkanlah kepadanya seorang ‘alim (yang berilmu). Ia mendatanginya dan berkata, ‘Aku telah membunuh seratus orang, apakah masih ada taubat untukku? Ahli ilmu itu menjawab, ‘Ya, siapa yang akan menghalangi antara engkau dengan  taubat?! Pergilah ke negeri ini dan ini, sesungguhnya di sana ada orang-orang yang mengibadati Allah, ibadatilah Allah bersama mereka jangan pulang ke kampungmu, sesungguhnya kampungmu itu tempat yang buruk’. Berangkatlah ia sehingga di pertengahan jalan, Malaikat Maut mendatanginnya, maka malaikat rahmat dan malaikat azab saling berebut untuk membawa ruhnya. Malaikat rahmat berkata, ‘Ia datang kepada kami dengan bertaubat, menghadap Allah dengan hatinya’. Dan malaikat azab berkata, ‘Dia belum melakukan amal kebaikan sama sekali’. Maka Allah mengutus seorang malaikat kepada mereka. Dan memerintahkan kedua malaikat itu mengukur jarak antara ke dua tempat tersebut. Ketempat mana jaraknya yang terdekat denganya maka orang itu untuknya. Maka mereka mengukurnya, mereka mendapatkannya lebih dekat ke negeri yang ditujunya, maka malaikat rahmat membawanya”.

Dalam riwayat lain, “Maka Allah mewahyukan kepada bumi yang ditinggalkannya untuk menjauh dan bumi yang akan ditujunya untuk mendekat”. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Baihaqy dan  Ibnu Majah)

Sahabatku, inilah berkah keta’atan, berkah bersegera bertaubat. Dari kisah ini dapat kita petik pelajaran berharga, bahwasanya amat disukai seseorang yang bertaubat meninggalkan tempat-tempat dia dulu melakukan perbuatan dosa, dan teman-teman yang dulu membantunya berbuat maksiat, serta memutus persahabatan dengan mereka selama mereka tidak berobah masih bergelimang lumpur maksiat. Dan hendaklah ia menggantikan mereka dengan berteman dengan orang-orang yang baik dan sholeh, serta ahli ilmu dan ibadah, dan orang-orang yang bisa dijadikan teladan serta berteman dengan mereka mendatangkan manfaat dunia dan akhirat.

Allah Ta’ala memerintahkan kita bertaubat dan kembali kepadaNya,
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأنهار ﴾ [اتحريم:8].

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nashuhah, mudah-mudahan Robb kamu mengampuni dosa-dosa kamu dan memasukkan kamu ke dalam surge-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai”.

Dari sekarang saudaraku, jangan tutup halaman ini kecuali engkau telah menutup lembahan-lembaran masa lalumu. Untuk membuka lembaran-lembaran baru yang putih bersih ..awali jalanmu menuju Allah, jalan menuju ridhoNya, jalan menuju Daarus Salam.
﴿ وَاللّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلاَمِ وَيَهْدِي مَن يَشَاء إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ ﴾ [يونس : 25Artinya, “Dan Allah menyerumu kepada Daarus Salam dan menunjuki orang-orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus”.
Ya Allah, tunjukilah kami kepada jalanMu yang lurus, dan kumpulkanlah kami kelak di hari kiamat bersama para nabi, orang-orang yang shiddiq, orang-orang yang mati syahit dan orang-orang yang sholeh, merekalah sebaik-sebaik teman, Allahumma Aamiin.....

3 Nov 2011

Musibah yang Menyebabkanku Lumpuh



Cerita dari: ABDULLAH BANI’MAH

Kun Fa Yakun
Pada suatu hari ayahku datang kepadaku dan berkata tentang suatu hal yang aku perbuat. Yaitu sebuah perbuatan maksiat dan sebuah hal yang tidak diinginkan oleh setiap bapak terjadi pada anaknya, maka iapun berkata kepadaku, ” Engkau merokok?!”

Aku berkata kala itu, ”Demi Allah yang Mahaagung, aku tidaklah merokok !!”

Aku bersumpah atas nama Allah bahwa aku tidak merokok, namun aku lupa dengan apa yang disabdakan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam:

الْكَبَائِرُ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَقَتْلُ النَّفْسِ وَالْيَمِينُ الْغَمُوسُ

”Dosa-dosa besar adalah menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh nyawa (orang lain) dan sumpah ghamus.” (HR Bukhari)

Sumpah ghamus adalah sumpah yang di dalamnya ia berdusta dengan sengaja. Sumpah dusta tersebut menjerumuskan pelakunya ke dalam dosa dan berhak untuk diadzab di neraka. Sumpah dusta ini tiada baginya tebusan kecuali taubat yang sebenar-benarnya taubat. Wahai saudaraku, jika sumpah seorang pendusta tidak ada baginya tebusan melainkan dengan taubat yang benar, berapa banyakkah dari umat Islam sekarang ini yang berdusta dalam sumpahnya?

Kemudian — ketika itu — aku mengangkat suaraku di hadapan ayahku. Aku mempraktikkan sebuah pepatah ”Yakinkanlah mereka dengan suara yang keras” karena sesungguhnya ayahku tidak melihatku merokok secara langsung. Ia hanyalah mendengar tentangku saja. Aku telah mengangkat suaraku padahal Allah Ta’ala berfirman:

“Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ”ah” dan janganlah kamu membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS Al-Isra: 23)

Subhanallah!! Kata “ah” saja merupakan kedurhakaan yang paling kecil yang dapat mendatangkan kemurkaan Allah. Wahai saudaraku, bagaimanakah halnya tatkala engkau mengangkat suaramu? Tentunya perkataan yang keluar dari mulutmu itu lebih dari sekedar kata “ah”. Dan engkau telah membuat ayahmu marah, padahal Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Ridha Allah pada ridha orangtua dan murka Allah pada murka orangtua.”

Sementara kematian datang seperti kilat, datang hanya di antara dua huruf saja (كن ‘kun’) jadilah maka jadilah. Allah Ta’ala hanya berkata ‘kun’ (jadilah), kata tersebut dapat mengangkat derajat suatu kaum atau merendahkan derajat kaum yang lain, memuliakan atau menghinakan suatu kaum, melapangkan atau menyempitkan rezeki suatu kaum, mematikan atau menghidupkan, dengan kata ‘kun’ saja…

Wahai saudaraku, bagaimana engkau dapat mendurhakai ayahmu atau ibumu jika engkau tidak mengetahui kapan engkau mati?

Ketika aku berkata kepadanya, “Demi Allah aku tidak merokok” dan aku mengangkat suaraku di hadapannya, jadilah suaraku itu lebih tinggi dari suaranya, padahal dia sangat yakin bahwa aku merokok. Lepaslah doa dari ayahku kepadaku, maka ia berkata: “Jika kamu berdusta, semoga Allah mematahkan lehermu.”

Sekiranya saja wahai saudaraku, aku meninggal seketika itu juga sungguh betapa meruginya aku, rugi kehidupanku semuanya. Aku layak mendapatkan api neraka, karena ridha Allah terdapat pada ridha orangtua dan marah Allah terdapat pada marah orangtua.

Baiklah wahai saudaraku…bagaimakah jika halnya aku tidak meninggal…namun tatkala aku kembali ke rumah lantas aku mendapati kedua orangtuaku itu yang lebih dahulu meninggal dunia? Atau seandainya salah seorang dari kalian telah membuat ayahnya murka lalu ia kembali dan mendapatinya telah menjadi mayat? Sekiranya anak yang meninggal dahulu mungkin orangtuanya masih bisa memaafkan kesalahannya. Tetapi jika ayahnya meninggal terlebih dahulu, siapa yang akan memaafkannya? Bagaimana ia bertemu Rabbnya kelak pada hari kiamat?

Keesokan harinya aku pergi ke laut untuk berenang bersama adikku dan teman-temanku. Selesai berenang di laut, kami pergi ke kolam renang dekat pantai. Kolam renang masih dalam keadaan tertutup. Teman-temanku hampir pulang. Aku tidak berputus asa dan melarang mereka pulang. Aku punya ide untuk memanjat pagar. Akhirnya teman-temanku senang dengan ideku. Kami memanjat pagar dan masuk ke kolam renang.

Kedalaman air kolam satu setengah meter dan ada pula yang tiga meter. Tinggiku saat itu seratus delapan puluh dua senti meter dalam keadaan sehat wal afiat. Saat itu aku terjun melompat ke kolam renang. Allah telah menetapkan “Jadilah Anda lumpuh” maka seketika itu juga aku lumpuh.

Dapatkah Anda membayangkan, berapakah waktu yang ditempuh saat aku terjun sampai aku lumpuh? Hanya hitungan detik. Aku bertanya kepadamu, bagaimana jika Allah memutuskan saat itu “Jadilah anda mati”? Jika aku mati saat itu, di mana tempatku? Di surga atau di neraka? Sebelumnya aku telah berbuat dosa dengan sumpah palsu, aku durhaka kepada orang tuaku dengan meninggikan suaraku di hadapan ayahku; aku terlambat shalat Shubuh padahal ayahku telah membangunkanku saat Shubuh tiba, tapi aku mengatakan “ya” dan setelah ayahku pergi aku tidur lagi sampai bangun kesiangan dan shalat terlambat. Padahal Allah berfirman,

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya…” (QS Al-Ma’un: 4-5)

Aku bergaul dengan teman-teman yang tidak baik. Jika aku meninggal saat itu, bukankah aku meninggal dalam keadaan su’ul khatimah (akhir yang buruk)? Allah Maha Penyayang, Allah memberikan kesempatan kepadaku untuk bertaubat. Saat aku meluncur ke kolam renang, kepalaku membentur dasar kolam renang dan kudengar suara leher patah dengan jelas beberapa kali. Seketika itu juga aku lumpuh total tidak bisa menggerakkan badanku. Darah keluar dari hidungku. Aku juga tidak bisa berbicara. Teman-temanku dan adikku Haitsam yang ikut bersama kami tidak ada yang tahu kalau aku dalam keadaan sekarat. Ada seorang temanku yang curiga dan berkata kepada adikku bahwa aku belum juga muncul dari dasar kolam. Adikku menjawab, “Kakakku gemar menyelam, nanti juga akan muncul.” Kemudian adikku keluar dari kolam dan mengambil sebatang rokok dari saku bajunya dan menyalakan korek api untuk merokok menjauh dari kolam renang.

Aku sempat bertahan dan sadar sampai sekitar beberapa menit. Biasanya aku mampu menyelam selama dua sampai dua setengah menit. Tapi saat itu aku berjuang untuk bertahan hidup dan menahan nafas lebih dari tiga menit. Aku sempat mengeluarkan nafas agar gelembung udara di air bisa sampai di atas kolam dan terlihat oleh teman-temanku dan segera menolongku.

Dalam keadaan sadar tersebut terlihat di benakku rekaman film hidupku selama sembilan belas tahun. Sejak masa kecilku sampai aku mengalami musibah ini. Aku banyak melakukan kemaksiatan. Terakhir terlihat dalam film itu kejadian beberapa waktu yang lalu ketika aku bersedekah kepada ibu pemulung dan membelikan makanan untuknya. Ibu pemulung tersebut terharu dengan perbuatanku tersebut dan menengadahkan kedua tangannya mendoakanku. Selesai makan ibu itu menengadahkan kedua tangannya kembali dan mendoakanku kemudian pergi. Selesai melihat rekaman kejadian ibu pemulung tersebut, Allah lapangkan dadaku, maka aku teringat hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam,

” من كان آخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة ” رواه أبو داود

“Barangsiapa akhir ucapannya La ilaha illallah maka ia akan masuk surga.” (HR Abu Daud dan dimuat oleh Syaikh Albani dalam kitab Shahih Abu Daud )

Aku mengucapkan dua kalimat syahadat dengan menggerakkan bibirku. Setelah itu aku kemasukan air dan pingsan tak sadarkan diri dalam air. Adikku selesai merokok kembali ke kolam renang dan belum melihatku muncul dari dasar kolam. Ia lalu mencariku dan menemukanku pingsan dalam air. Segera ia mengangkatku dibantu teman-temanku. Ia berusaha mengeluarkan air dari perutku. Adikku melihat kepalaku dalam keadaan terbalik dan segera membawaku ke rumah sakit.

Dalam perjalanan ke rumah sakit, salah seorang temanku membuat nafas buatan dari mulutnya ke mulutku. Aku sempat siuman dan mengatakan kepada adikku dan teman-temanku bahwa aku lumpuh. Aku berpesan agar adikku menelpon ke rumah, jika ibuku yang mengangkat telpon jangan beritahukan keadaanku tapi jika ayahku yang mengangkat telpon maka beritahukan kepadanya. Adikku menelpon ke rumah dan ayahku yang mengangkat telpon dan segera ayahku ke rumah sakit King Fahd. Tidak lama kemudian ibuku datang ke rumah sakit sambil menangis.

Setelah kejadian tersebut ayahku menyesal, menangis melihat penderitaanku. Aku tidaklah menyalahkan ayahku, aku menyalahkan diriku sendiri. Ini semua merupakan takdir Allah yang mesti aku terima dengan ridha dan berprasangka baik kepada Allah. Ayahku mendoakanku dengan kebaikan setelah kejadian tersebut “Allahu yakhtaru laka ath thayyib” “Semoga Allah memilihkan kebaikan untukmu”, “Allahu yakfika syarraka” “Semoga Allah mencukupimu dari keburukanmu” Ibuku mendoakanku “Semoga Allah mengganti teman-temanmu dengan teman-teman yang saleh.”

semoga artikel ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua , bermanfaat & berfaedah untuk yg membaca,saudara-saudaraku semua kaum muslimin & muslimah, mari kita belajar & menggali ilmu agama islam & sunah-sunah rosulullah s.a.w

Mengapa Kita Membaca Al-Qur’an, Meskipun Kita Tak Mengerti Satupun Kata Bahasa Arab

Seorang muslim tua Amerika tinggal di sebuah perkebunan/area di sebelah timur Pegunungan Kentucky bersama cucu laki-lakinya. Setiap pagi Sang kakek bangun pagi dan duduk dekat perapian membaca Al-qur’an. Sang cucu ingin menjadi seperti kakeknya dan memcoba menirunya seperti yang disaksikannya setiap hari.

Suatu hari ia bertanya pada kakeknya, “Kakek, aku coba membaca Al-Qur’an sepertimu tapi aku tak bisa memahaminya, dan walaupun ada sedikit yang aku pahami segera aku lupa begitu aku selesai membaca dan menutupnya. Jadi apa gunanya membaca Al-quran jika tak memahami artinya?”

Sang kakek dengan tenang sambil meletakkan batu-batu di perapian, menjawab pertanyaan sang cucu, “Cobalah ambil sebuah keranjang batu ini dan bawa ke sungai, dan bawakan aku kembali dengan sekeranjang air.”

Anak itu mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tetapi semua air yang dibawa habis sebelum dia sampai di rumah.

Kakeknya tertawa dan berkata, “Kamu harus berusaha lebih cepat lain kali”. Kakek itu meminta cucunya untuk kembali ke sungai bersama keranjangnya untuk mencoba lagi. Kali ini anak itu berlari lebih cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum sampai di rumah. Dengan terengah-engah dia mengatakan kepada kakeknya, tidak mungkin membawa sekeranjang air dan dia pergi untuk mencari sebuah ember untuk menggati keranjangnya.

Kakeknya mengatakan, “Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air. Kamu harus mencoba lagi lebih keras. ” Dan dia pergi ke luar untuk menyaksikan cucunya mencoba lagi. Pada saat itu, anak itu tahu bahwa hal ini tidak mungkin, tapi dia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat mungkin, air tetap akan habis sebelum sampai di rumah. Anak itu kembali mengambil / mencelupkan keranjangnya ke sungai dan kemudian berusaha berlari secepat mungkin, tapi ketika sampai di depan kakeknya, keranjang itu kosong lagi. Dengan terengah-engah, ia berkata, “Kakek, ini tidak ada gunanya. Sia-sia saja”.

Sang kakek menjawab, “Nak, mengapa kamu berpikir ini tak ada gunanya? Coba lihat dan perhatikan baik-baik keranjang itu.”

Anak itu memperhatikan keranjangnya dan baru ia menyadari bahwa keranjangnya nampak sangat berbeda. Keranjang itu telah berubah dari sebuah keranjang batu yang kotor, dan sekarang menjadi sebuah keranjang yang bersih, luar dan dalam.

“Cucuku, apa yang terhadi ketika kamu membaca Qur’an? Boleh jadi kamu tidak mengerti ataupun tak memahami sama sekali, tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu menyadari kamu akan berubah, luar dan dalam. Itulah kasih sayang Allah dalam mengubah kehidupan kamu.”

SUBHANALLAH..

30 Okt 2011

Andai Waktu Bisa Kutukar


Kadang sesal itu datang, betapa tercela hidup yang kita lakukan dalam waktu yang sudah sia-sia. Waktu yang kita miliki seharusnya dapat kita gunakan dengan baik , kadang kita  gunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Kebanyakan waktu muda terbuang dengan sia-sia. Seandainya waktu bisa ditukar, ingin rasanya kutukar waktu yang telah terbuang sia-sia untuk dapat ditukar dengan amalan ibadah yang masih sedikit ini. Hasan Al- Banna pernah berkata bahwa Kewajiban yang kalian miliki lebih besar dari pada waktu yang kalian punyai. Jika kita meresapi kata-kata beliau sungguh benar adanya. Jika kita me-list satu persatu apa yang harus kita lakukan dan dibandingkan dengan waktu yang kita punyai maka waktu kita serasa tidaklah cukup.

Ketakutan itu selalu datang, bagaimana dengan waktu yang sudah terbuang dengan sia-sia, bagaimana dengan amalan ibadah yang tanpa mengikuti syariat dengan benar, kemana lagi waktu yang terbuang itu harus kukejar ?? Andai kita tahu , begitu pentingnya waktu hingga Allah SWT bersumpah menggunakan waktu, Al-‘Asr, Al-Lail, Adh-Dhuha. Begitu besarnya perhatian Allah terhadap waktu hingga menamai beberapa surat yang terdapat dalam Kitab-Nya dengan waktu (Al-‘asr). Waktu adalah kehidupan. Manusia hidup dari rangkaian waktu yang tersusun dari detik, menit, jam, hari hingga, tahun. Saat jatah waktu yang Allah berikan kepada seseorang habis, maka berakhirlah hidup seseorang.

Ingatlah, waktu-waktu yang telah kita lewati akan menjadi umur yang kelak akan di pertanggungjawabkan. Rasulullah SAW, bersabda : “Kedua telapak kaki seorang hamba akan selalu berada di hadapan Allah, sehingga hamba itu ditanya tentang empat hal :
(1) tentang umurnya, untuk apa umurnya itu dihabiskan;
(2) tentang jasadnya, untuk apa jasad itu dirapuhkan;
(3) tentang ilmunya, untuk apa ilmu itu dipergunakan;
(4) tentang hartanya, dari mana harta itu diperolehnya, dan untuk apa harta itu dibelanjakannya” (HR. At-Tirmidziy no.2417).

Jadi betapa ruginya andai kita masih menyia-nyiakan waktu yang telah Allah amanahkan kepada kita.
Andai aku tau waktu tak akan pernah bisa kembali, ingin rasanya hari-hariku kupenuhi amalan untuk bekal kehidupan setelah kematianku nanti. Hidupku Matiku hanya untuk_MU...

Kita semua mahkluk hidup diberikan waktu yang sama, dua puluh empat jam dalam sehari. Apapun status, profesi, orang besar maupun kecil bahkan orang gilapun diberikan waktu yang sama tidak kurang dan tidak lebih.Namun dalam memanfaatkan waktu terdapat perbedaan yang sangat signifikan. Kita bandingkan seorang muslim yang taat dia akan memanfaatkan waktu disetiap ruang dan tempat untuk kepentingan ibadah entah itu dalam mencari rizki atau hubungan silaturahim terhadap sesama semuannya dalam konteks beribadah. Namun dalam waktu yang sama seorang yang sakit jiwa bukan hanya tidak dapat mengurus orang lain, bahkan dirinya saja tidak mampu ia urus. Nah disinilah terjadi perbedaan antara yang bermanfaat dengan yang tidak bermanfaat, akankah kita seperti orang sakit jiwa yang selalu menyia-nyiakan waktu ??

Seandaianya waktu bisa di tukar maka sungguh akan ada lebih banyak kemanfaatan yang timbul dari orang-orang yang selalu mengurusi umat dan orang banyak. Namun karena waktu tidak dapat ditukar maka kita hanya bisa berdoa dan berusaha memanfaatkan waktu yang terbatas ini dengan semaksimal mungkin. Waktu itu adalah pedang, begitu sabda Rasulullah SAW. Jika kalian tidak menggunakannya untuk memotong niscaya kalian lah yang akan terpotong. Waktu adalah makhluk Allah SWT yang ketika ia telah berlalu maka ia tidak dapat kembali lagi, walau seper seribu detik. Ia pun tidak dapat di majukan barang sebentar walau di tukar dengan seluruh makhluk Allah yang berada di atas dunia ini.

Mari kita manfaatkan waktu yang sudah terbuang dengan sia-sia, manfaatkan waktu yang sedikit ini dengan amal-amal produktif dan amal-amal yang memberikan manfaat untuk orang lain. Wahai sahabat2ku, dengan tulisan sederhana ini saya sedang memperingatkan diri sendiri khususnya.....semoga juga bermanfaat untuk yang lain....

                                                                     ~Salam ukhuwah~

Wanita Karier atau Ibu Rumah Tangga ?


Pilihan untuk menjadi wanita karier atau seorang Ibu rumah tangga seringkali menjadikan dilema bagi seorang wanita. Andai ia memilih jadi Ibu rumah tangga biasa, lantas bagaimana dengan ilmu yang selama ini didapat dengan susah payah dan bagaimana dengan gelar kesarjanaan yang diperoleh dengan pengorbanan bertahun-tahun, akankah hilang begitu saja. Jika pilihan jatuh pada wanita karier, jangan lupa perhatikan rambu2 syari'at dan mesti diingat bahwa ada tugas-tugas mulia yang mesti dijalankan oleh seorang wanita ketika telah menikah, yaitu menjalankan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu. Tugas inilah yang mestinya diutamakan!!

Dalam Islam, kedudukan wanita (dalam hal ini ibu) sangatlah terhormat dan mulia. Karena dari sentuhan mereka, awal pendidikan manusia dimulai. Islam mengarahkan kaum wanita agar tetap dapat mengutamakan tugas fitrahnya yaitu sebagai seorang ibu dan pengatur rumah tangga. Peran itu sangatlah mulia sebab peran itu menentukan keberhasilan rumah tangga sebagai institusi umat pertama dan umat yang paling utama yang melahirkan anak berkualitas sebagai penerus generasi. Anak seharusnya menjadi lebih baik dari orang tuanya, dan itu bisa diraih jika peran dalam rumah tangga bisa dijalankan dengan sungguh-sungguh dan sebaik mungkin.

Sangat miris rasanya ketika ada sebagian orang yang memandang rendah wanita yang tidak bekerja dan diam di rumah, lagi2 mereka mempersoalkan ketidak produktifan wanita karena menganggap bahwa wanita yang aktif dalam rumah tangga atau kegiatan domestik, yang pekerjaannya hanya reproduksi (melahirkan anak), mengasuh rumah tangga, mengasuh anak dan melayani suami itu tidaklah produktif dan tidak ideal. Wanita tipe ini tidak dapat menghasilkan uang dan tidak mampu mendukung devisa negara maupun rumah tangga, sehingga mereka menjadi bagian yang tersisihkan karena tidak diberi hak publik besar di luar rumah. Dan parahnya ini dikatakan oleh mereka sebagai bentuk emansipasi wanita. Sebuah propaganda emansipasi yang merupakan perangkap nyata, agar wanita mau meninggalkan tugas utama domestiknya (rumah tangga), dan tak mau lagi menentramkan suami atau mengamankan tauhid anak-anak dan keluarganya.

Dalam Islam sebenarnya tidak pernah melarang wanita melakukan tugas apapun. Tapi Islam tetap menuntut agar wanita berusaha menjadi terhormat dan berharga. Kunci tugasnya, beramal dalam koridor keshalihan. Keshalihan inilah yang harus dijaga, diantaranya :
  • Keshalihan yang utama adalah  hal yang nampaknya paling mudah dilakukan adalah peran kariernya sebagai ibu rumah tangga. Dengan menjadi seorang ibu, wanita harus mampu menjalani siklus periode kehamilan, melahirkan, menyusui, hingga mendidik anak2 nya. Periode ini sangat vital bagi kualitas masa depan generasi, dan butuh kesungguhan dalam pelaksanaanya. Dan seorang ibu akan menjadi pilar utama dalam melaksanakan semua impian rumah tangganya. 
  • Keshalihan kedua berupa khidmah pada suami, menjaga ketentramannya, dan mewujudkan keharmonisan keluarga dengan penuh amanah.
  • Keshalihan ketiga, berperan dalam masyarakat dengan profesi yang sesuai dengan potensi dan kodratnya, dalam rangka amar ma’ruf nahy munkar 
Tak sedikit yang mengatakan, ah.wanita karier maupun ibu rumah tangga sama saja ujung2nya anak juga. Ya memang dua2nya seorang ibu yang tentunya sangat berperan dalam tumbuh kembangnya anak. Nah semuanya tinggal kembali pada pribadi masing2 hidup itu adalah pilihan. Semua pilihan ada resiko nya dan butuh konsekuensi. Memilih berkarier dalam rumah tangga sambil membesarkan anak2 untuk saat ini adalah pilihan yang tepat, mungkin akan ada saatnya kebosanan melanda, maka, mari kita menjadi wanita  kreatif, dan terus hidupkan otak dengan aktifitas-aktifitas domestik. Lahan dakwah diluar banyak dan menanti sentuhan tangan-tangan kita, atau berbisnis dengan tetap memprioritaskan keluarga dan anak-anak. Karena bagaimanapun, muslimah juga butuh ruang untuk mengekspresikan diri, agar tetap dinamis, kalau di ajak ngobrol suami juga nyambung dan bergaul di lingkungan teman2 suamipun tak akan ketinggalan zaman.

Jadi silahkan pilih...Setelah memilih..profesionallah, konsekuensi, ikhlas, dan semuanya harus di jalan Allah.Semoga menjadi berkah untuk semua..... .



29 Okt 2011

Satu kata dua cinta


Perjalanan ini kadang membuatku lelah, kadang aku terseok seok, terperosok dan seringkali terjatuh. Pemandangan indah hanya sesaat kulewati, aku sendiri enggan menyapa pernak pernik keindahan dalam perjalananku semua seolah berpacu dengan waktu. Aku selalu mengejar tapi entah apa yang aku kejar, kadang akupun berlari tanpa tujuan yang pasti, hanya suara detak jantung yang berpacu semakin cepat. Tak ada yang patut dibanggakan, semua kenangan, semua suka cita seolah musnah ditelan waktu ditelan hingar bingar dunia. Yang ada hanya sesal dan sesal...hingga akupun tak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan diriku, himpitan, tipuan, desakan, dan sejuta angan2 hanya memenuhi isi kepalaku tanpa aku mampu melepaskan satu persatu.

Aku berjuang mengenalmu, aku berusaha mencintaimu walau kuyakin dalam hati aku selalu mengingatmu tapi sungguh aku tak mampu seperti apa yang kau mau. Aku kalut dan aku begitu gelisah, antara takut dan berbagai rasa bercampur jadi satu, aku lahir sebagai manusia baru...hidup terpuruk dan penuh dusta, itulah aku!! Perjalanan hidup hanya mampu membuatku menderita tapi aku berusaha bisa bertahan untuk melawan semuanya, aku tidak ingin semua orang tau, akupun tak ingin berbagi kesulitan dengan mereka, biarlah ini semua drama cerita hidupku. Gejolak dalam bathin akan menghantarkan semua lamunan menjadi nyata walau entah kapan jawabnya, akupun tak mau risau dengan semua yang ada walau semua tanya tak terjawab. Semua hanya mampu menembus khayal dan angan....

Aku beristrikan seorang wanita yang baik dan sholeh kami menikah karena dijodohkan, tapi hati dan pikiranku selalu terpaut pada mantan kekasih yang pergi meninggalkanku dan dia lebih memilih menikah dengan yang lain dengan alasan "DIJODOHKAN". Hampir 20 tahun pernikahanku berjalan, lambat laun aku mulai menyukai istriku hingga akhirnya aku dikaruniai 4 orang putra putri yang begitu tampan dan manis. Istriku seorang perempuan desa yang sederhana, dia cukup santun dan selalu menuruti apa yang aku mau sebenarnya rumah tangga kami cukup bahagia tapi entah mengapa hati dan pikiraku selalu dibayangi mantan kekasihku hingga kenangan indah sewaktu kami berpacaran selalu kujadikan memori yang abadi dalam pikiranku.

Dua puluh tahun aku hidup dalam kebohongan, aku selalu berkata cinta pada istriku padahal hatiku lebih terpaut pada mantan kekasihku, aku berkata sayang pada istriku padahal disaat aku berdua dengan istriku aku mampu membayangkan mantan kekasihku, aku begitu sadar dengan apa yang aku lakukan. Terkadang rasa sesal itu datang tapi aku tak sanggup menepisnya dalam ingatan, semakin aku berusaha melupakannya semakin kuat aku mengingatnya.

Inilah awal kelelahanku. Tiga tahun yang yang lalu aku dipertemukan dengan mantan kekasihku melalui jejaring sosial dan kamipun mengadakan reuni, betapa bahagianya saat itu hidupku bergairah lagi dalam sekejap aku berubah menjadi lelaki perlente yang siap bertempur demi mantan kekasih hatiku. Kami mulai berhubungan lagi setiap saat di setiap tempat dan waktu kami selalu telphone/sms, photo2 kamipun bertebaran menghiasi layar facebook seolah kami ingin menunjukkan pada dunia bahwa kami sedang bahagia. Aku mulai mengacuhkan istriku, aku mulai terlena dengan duniaku yang baru. Aku tak peduli semua orang membicarakan kelakuan kami, aku begitu terbuai bahkan ketika teman-temanku berusaha menasehatiku aku mulai berdalih membenarkan semua apa yang aku perbuat.

Suatu saat aku dipertemukan dengan seseorang, dia sekarang menjadi mitra kerjaku, dari seringnya kami berhubungan akhirnya kamipun menjadi akrab. Kamipun mulai bercerita hal2 kecil diluar pekerjaan kami dan tanpa diduga ternyata dia adalah suami dari mantan kekasihku, bagai disambar petir di siang hari bolong lemas sekujur tubuhku, jantungkupun berdetak begitu cepat. Sepertinya dia tidak mengenaliku, bahkan dia menceritakan kebanggaannya memiliki istri yang setia tanpa cacat dan cela, sementara aku tahu persis bagaimana istrinya berlaku. Aku dibuat kagum dengan kewibawaannya, dia tidak sedikitpun memandang rendah pada istrinya bahkan dia begitu antusias ketika menceritakan pertemuan pertamanya dengan istrinya. Dari semua itu barulah aku tau kalau ternyata mantan kekasihku itu tidak pernah dijodohkan, kata2 itu dia ucapkan hanya untuk menguatkan alasan untuk memutuskan hubungan kami. Sungguh kecewa aku dibuatnya, sakit kedua kali ini lebih sakit dari yang pertama aku rasakan, inilah hukuman bagiku...

Saat itupun aku mulai tersadar, sungguh wanita yang tak tahu diri ! Mantan kekasihku itu bersuamikan seorang yang betul2 baik dan bijaksana hanya untuk memuaskan nafsu pribadinya dia sanggup mengatakan bahwa keluarganya tidak bahagia dan bersuamikan seorang yang kejam sehingga aku bertambah simpati padanya. Inilah karma untukku, bukankah aku juga seorang lelaki yang kejam beristrikan seorang yang soleh, baik dan setia tapi aku masih dibutakan oleh wanita yang lain.

Setelah kejadian itu, aku putuskan aku harus kembali pada istriku dan aku tak ingin memikirkannya lagi apalagi berniat menikahinya seperti pembicaraan yang sering kami lakukan. Kini akupun tau ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati kemudian terkembang dalam kata dan terurai dalam perbuatan. Akupun tak ingin cintaku pada istriku berhenti dalam hati karena itu hanya akan menjadikan cinta lemah dan tidak berdaya. Aku tak ingin cintaku berhenti dalam kata, karena itu hanya akan menumbuhkan kepalsuan dan menyuburkan bayang2 yang tidak nyata. Kali ini aku ingin cintaku pada istriku benar2 terurai jadi perbuatan sehingga cinta kami menjadi sempurna seperti pohon, akarnya terhunjam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan.

Disertai niat dan dengan penuh penyesalan aku pandangi wajah istriku dan anak2ku yang sedang tertidur lelap, mereka begitu damai dan tenang. Aku tersungkur tak kuasa menahan gejolak dalam hati, rasa sesal, rasa malu dan segala rasa bergemuruh dalam dada, sesak dalam dada mendorong kekuatan lain hampir tumpah semua air mataku. Aku ini memang benar2 manusia tak berguna, aku ini bukan lagi manusia yang bisa bersyukur. Semakin dalam aku merenungi makna cinta, semakin ku temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus nampak setiap saat sepanjang kebersamaan. Yang dilakukan istriku adalah cinta sejati dia selalu memberi tanpa henti dan hubungan kamipun bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan tiada henti yang dilahirkan oleh wanita sholehah ini.

Seperti lelaki itu, ia terus membahagiakan istrinya, begitupun aku, aku ingin istriku bahagia. Akupun memohon maaf kepada istriku tanpa mengatakan semua apa yang terjadi. Dan inilah yang dikatakan istriku "Suamiku tanpa kau katakan semuanya, akupun terlanjur merasakan dan akhirnya mengetahui apa yang sebenarnya terjadi padamu. Tapi aku mempunyai keyakinan dalam suatu perkawinan, ada cinta yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah. Suamiku, aku yakin walau dalam perkawinan kita SATU KATA DUA CINTA,  kedua cinta itulah yang akan menarikmu kembali kepada cinta yang satu karena aku selalu berdoa untuk kebahagiaan suamiku walau apapun yang terjadi" aku begitu terharu mendengar perkataan istriku, begitu mulia hatinya tak sedikitpun terbesit rasa marah dalam hatinya walaupun sebenarnya dia mengetahui apa yang aku perbuat. Semua itu telah mengajajarkan padaku agar aku bisa merubah makna cinta menjadi KASIH. Cinta itu bersemayam di dalam hati (bukan di otak atau pikiran), jika hati kita penuh dengan kasih, cinta tak akan pernah hilang dari dalam diri. Kasih itu sangatlah sabar ; Kasih itu tidak mengenal cemburu ; Kasih itu menerima apa adanya dan memberi yang ada ; Kasih itu komitmen sehingga seseorang yang memiliki kasih tak akan melupakan cintanya ; Kasih itu mengampuni dan memaafkan : Kasih adalah Cinta Sejati karena berasal dari Allah. 

Kisah tersebut memberikan pelajaran pada kita bahwa : "Jika tali telah menegang hati2 itu tandanya akan putus, jika malam sudah sangat pekat maka kegelapan itu berangsur pergi, jika masalah sudah sangat menghimpit maka jalan keluar akan segera muncul dan sebenarnya satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan walaupun ada dalam SATU KATA DUA CINTA

Sungguh, menggapai surga adalah hal yang tidak mudah dan hanya diberikan kepada hamba-hambanya yang terpilih …“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat” (Qs. Al-Baqarah 214).

Sebagai muslimah, banyak hal dapat kita lakukan dan persiapkan untuk berkhidmat di jalan-Nya.

25 Okt 2011

Peringatan bagi orang yang berkuasa tapi takabur



Setelah terbunuh dalam satu serangan, kini jenazah Qaddafi jadi ‘bahan pameran’ dan diletakkan di dalam lemari pendingin di sebuah pusat pembelanjaan di Misrata dan ditonton ribuan orang tanpa penutup. Di Misrata, penduduk berbaris panjang untuk melihat jenazah Qaddafi yang dibaringkan. Terlihat jelas lelaki, perempuan sampai kanak-kanak antri ingin mengambil gambar bersama jenazah Qaddafi yang masih berlumuran darah....MasyaAllah...Hinanya jenazah seorang muslim diperlakukan sedemikian. Sejahat apapun semasa hidup setiap manusia disaat kematiannya perlu dihormati janganlah dendam itu dibawa sampai kematiannya.

Inilah satu peringatan lagi yang Allah berikan pada manusia yang masih hidup agar dapat melihat dengan jelas bagaimana akhir cerita kehidupan dengan seorang pemimpin yang sangat berkuasa, seorang diktaktor yang sangat takabur, semoga Allah mengampunkan dosa-dosanya. Walaupun bagi sebagian orang, lebih2 lagi rakyat Libya tak akan lupa dengan keangkuhannya, kekejiannya dan kesewenang2an dalam memimpin tapi apakah patut mereka memperlakukannya seperti itu ? kemanakah hati mereka?.

Lihatlah, ini baru kejadian di dunia belum lagi di akhirat. Melihat jenazah Muammar Qaddafi yang berlumuran darah hati rasa pilu,  rasa kasian akan timbul, semoga pemimpin angkuh yang masih hidup dan berkuasa dapat menjadikan pelajaran kemudian menginsyafi bahwa keangkuhan itu tak akan lari kemana, berakhir dengan kematian juga, berakhir dengan tiada daya, tiada upaya. Maka benarlah firman Allah,"kamu wahai manusia tiada daya tiada kuasa melainkan yang sedikit Aku beri". Apalah dengan takabbur, bunuh sana bunuh sini, tangkap sana tangkap sini, fitnah sana fitnah sini, siksa sana siksa sini...menyangka semua bisa dilakukan dengan kekuasaan, tiada daya seikitpun jika yang berkuasa menunjukkan kekuasaannya, camkanlah wahai penguasa negri!!

Dalam surat wasiat terakhir mantan pemimpin Libya Moammar Qaddafi, dia minta agar dikebumikan dengan cara Islam, tapi tidak dimandikan. Hal ini jelas bertentangan dengan ritual Islam yang mewajibkan memandikan jenazah dan membungkusnya dengan kain kafan...Namun inilah ciri takabur yang tanpa disadari selalu ditunjukkannya sehingga akhirnya lupa dengan jalan pulang....

Wasiat Qaddafi tersebut ternyata dilaksanakan dengan tidak memandikannya dan menguburkannya dengan kain berwarna hitam itulah wujud dari implementasi wasiat Qaddafi.

Seorang pemimpin ucapannya akan selalu diingat walaupun dia sudah terbujur kaku, dan inilah salah satu komentar Qaddafi yang begitu kontroversial.

1) Tidak ada yang lebih memuaskan saya. Tapi, siapa lagi yang akan memompa minyak yang kita butuhkan? Sialan Amerika. (Maret 1973)
2) Amerika adalah orang baik. Mereka tidak berniat melawan kita dan mereka seperti kita layaknya kita seperti mereka. Aku menyukai mereka..
Saya tahu mereka merupakan masyarakat yang kompleks. Sebagian orang Amerika tidak tahu tentang dunia luar. Mayoritas tidak punya keprihatinan dan tidak ada informasi tentang orang lain. Mereka tidak bisa bahkan menemukan Afrika pada peta.
Saya pikir Amerika yang baik. Tetapi, Amerika akan diambil alih dan dihancurkan dari dalam oleh lobi Zionis. Amerika tidak melihat ini. Mereka mengalami kemunduran. Zionis akan menggunakan ini untuk menghancurkan mereka. (3 Agustus 1986)
3) Perempuan harus dilatih untuk berperang di rumah, menyiapkan sabuk peledak dan meledakkan diri mereka bersama tentara musuh. Siapapun yang memiliki kendaraan harus siap dan tahu cara menginstal bahan peledak. Lalu, mereka mengubahnya menjadi bom mobil. Kita harus melatih perempuan untuk menempatkan bahan peledak di mobil dan meledakkan mereka di tengah-tengah musuh. Meledakkan rumah-rumah sehingga mereka dapat menghancurkan tentara musuh. Perangkap harus disiapkan. Anda telah melihat bagaimana musuh memeriksa bagasi. Kita harus menyiapkan koper agar meledak saat dibuka. Perempuan harus diajarkan untuk menempatkan ranjau di lemari, tas, sepatu, mainan anak-anak sehingga mereka dapat meledakan tentara musuh. (4 Oktober 2003)

Dalam sebuah pernyataannya, Qaddafi berbicara soal Pepsi dan Coca Cola. Dia juga mengklaim dirinya sebagai imam Muslim.

1) Kami memiliki 50 juta Muslim di Eropa. Ada tanda-tanda bahwa Allah akan memberikan kemenangan Islam di Eropa tanpa pedang, tanpa senjata, dan tanpa penaklukan. Eropa akan berubah menjadi benua Muslim dalam beberapa dekade. Pidato (10 April 2006).
2) Hanya ada satu agama, yakni Islam, setelah Muhammad... Semua orang percaya yang tidak mengikuti Islam adalah pecundang.. Khotbah di Niger (30 Maret 2007).
3) Setiap kali saya bertanya tentang Pepsi-Cola atau Coca-Cola, orang langsung mengatakan itu adalah minuman Amerika atau Eropa. Ini tidak benar. Kola adalah Afrika.
Mereka telah mengambil bahan baku murah dari kami. Mereka memproduksi, mereka membuatnya menjadi minuman, dan mereka menjualnya kepada kami untuk harga tinggi.
Mengapa Pepsi-Cola dan Coca-Cola mahal? Karena, mereka telah mengambil kola kami, diproduksi, dan menjualnya kembali kepada kami. Kita harus memproduksi sendiri dan menjualnya kepada mereka. Pidato di Conakry, Guinea (25 Juni 2007).

Dan ternyata ada satu komentarnya yang menjadi ucaan do'a baginya, dia tidak menyadarinya bahwa ucapan takaburnya menjadikan doa untuknya dan maha penguasa mendengarnya
"Saya adalah seorang pemimpin internasional. Saya adalah dekan para penguasa Arab, raja para diraja Afrika dan imam Muslim. Status internasional saya tidak mengizinkan saya untuk turun ke tingkat yang lebih rendah"
Ucapan hanya tinggal ucapan, tapi penentunya adalah YANG MAHA KUASA

Krisis yang terjadi di Libya adalah akibat aksi brutal terhadap rakyatnya yang dilakukan oleh seorang Presiden Muammar Qaddafi. Akibatnya gelombang aksi masa menentang para ditaktor bergulir di kawasan Timur tengah inilah yang terjadi pada Ben Ali_ditartor Tunisia dan Husni Maubarak_ditaktor Mesir dan sekarang Muammar Qaddafi semua tumbang olah rakyatnya. Rezim Qaddafi yang berkuasa lebih dari 41 tahun sehingga menjadi tabiat penguasa zalim di mana pun, kalau sudah duduk di kursi kekuasaan, tidak mau meninggalkannya.

Desakan massa pun disambutnya dengan moncong senjata. Korban pun berjatuhan, sejak aksi kemarahan digelar. Sumber dari Human Right Watch menyebutkan lebih dari 2.000 orang tewas dan ribuan lagi terluka demikian korban berjatuhan terus menerus. Berapa pun jumlahnya, yang jelas Qaddafi telah mempertontonkan kebrutalannya kepada rakyatnya sendiri. Akibat takabur seorang pemimpim yang lupa diri hingga membantai umatnya sendiri.

Setelah tergambarkan seorang pemimpin takabur mari kita lihat Ayat berikut :
 "Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya" 
(TQS al-Isra' [17]: 16)

Seorang penguasa mempunyai kedudukan yang amat strtegis, sikap dan tindakan mereka memberikan pengaruh amat besar bagi corak dan warna masyarakat yang dipimpinnya. Bahkan, merekalah yang menjadi penentunya. Jika mereka taat syariah dan bersedia mengadopsinya dalam kehidupan bernegara,tentu kebaikan akan dirasakan semua penduduknya. Sebaliknya, jika mereka membangkang dan tidak sesuai penerapan syariah, maka syariah pun terabaikan. Terlebih jika seluruh yang lainnya juga tidak peduli. Tatkala itu terjadi,datangnya azab Allah SWT hanya soal waktu. Inilah gambaran yang dapat dipahami dari ayat di atas.

Hal tersebut ditegaskan Rasulullah SAW: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla tidak mengazab manusia secara umum hanya karena perbuatan dosa segelintir orang,  sehingga mereka melihat kemungkaran dan mereka pun mampu untuk mengingkarinya, namun mereka tidak mengingkarinya. Jika mereka telah melakukan hal itu, maka Allah akan menyiksa segelintir orang itu dan juga manusia secara menyeluruh." (HR Ahmad).

Dengan semua ini, Apakah Qaddafi seorang pahlawankah, atau Ayahandakah, atau pemimpin umatkah ?? Walahu'alam...Hanya Allah yang tau, kita sebagai manusia hanya diberi kemampuan untuk mengambil apa yang baik dan membuang apa yang buruk untuk diterapkan dalam kehidupan ini. Semoga arwah Almarhum Muammar Qaddafi diampuni segala dosa dan khilafnya...marilah kita lebur segala rasa tidak ada lagi kebencian yang tertanam hati,, hantarkan arwahnya iringilah dengan do'a bagaimanapun ia adalah seorang MUSLIM...

8 Okt 2011

22 Sifat Buruk Bangsa Yahudi

BERHATI-HATILAH SAUDARAKU......
SEKARANG BANYAK NAMA UNTUK MENYAMARKAN KATA YAHUDI !!

Dalam Alquran sedikitnya disebutkan 22 sifat buruk bangsa Yahudi, yakni:

1. Keras hati dan dzalim (Al-Baqarah:75,91,93,120,145,170; An-Nisa:160; Al-Maidah:41)
2. Kebanyakan fasik dan sedikit beriman kepada Allah SWT (Ali Imran:110; An-Nisa:55)
3. Musuh yang paling bahaya bagi orang-orang Islam (Al-Maidah:82)
4. Amat mengetahui kekuatan dan kelemahan orang-orang Islam seperti mereka mengenal anak mereka sendiri (Al-An’am:20)
5. Mengubah dan memutarbalikkan kebenaran (Al-Baqarah:75,91,101,140,145,211; Ali Imron:71,78; An-Nisa:46; Al-Maidah:41)
6. Menyembunyikan bukti kebenaran (Al-Baqarah:76,101,120,146; Ali Imron:71)
7. Hanya menerima perkara-perkara atau kebenaran yang dapat memenuhi cita rasa atau nafsu mereka (Al-Baqarah:87,101,120,146; Al-Maidah:41)
8. Ingkar dan tidak dapat menerima keterangan dan kebenaran AlQuran (Al-Baqarah:91,99; Ali Imron:70)
9. Memekakkan telinga kepada seruan kebenaran, membisukan diri untuk mengucapkan perkara yang benar, membutakan mata terhadap bukti kebenaran dan tidak menggunakan akal untuk menimbangkan kebenaran (Al-Baqarah:171)
10. Mencampuradukkan yang benar dan yang salah, yang hak dan yang batil (Ali Imran:71)
11. Berpura-pura mendukung orang Islam tetapi apabila ada di belakang orang-orang Islam, mereka mengutuk dengan sekeras-kerasnya (Al-Baqarah:76; Ali Imran:72,119)
12. Hati meraka sudah tertutup akan Islam karena dilaknat oleh Allah SWT yang disebabkan oleh kekufuran mereka sendiri (Al-Baqarah:88,120,145,146)
13. Kuat berpegang pada rasa kebangsaan mereka dan mengatakan bahwa mereka adalah bangsa yang istimewa yang dipilih oleh Tuhan dan menyakini agama yang selain daripada Yahudi adalah salah (Al-Baqarah:94,111,113,120,135,145; Al-Maidah:18)
14. Tidak akan ada kebaikan untuk seluruh manusia jika mereka memimpin (An-Nisa:53)
15. Tidak suka, dengki, iri hati terhadap orang-orang Islam (Al-Baqarah:90,105,109,120)
16. Mencintai kemewahan dan kehidupan dunia, bersifat tamak dan rakus, menginginkan umur yang panjang dan mengejar kesenangan serta takut akan kematian (Al-Baqarah:90,95,96,212)
17. Berkata bohong, mengingkari janji dan melampaui batas (Al-Baqarah:100,246,249 Ali Imran:183,184; An-Nisa:46)
18. Berlindung di balik mulut yang manis dan perkataan yang baik (Al-Baqarah:204,246; Ali Imron:72; An-Nisa:46)
19. Mengada-ada perkara-perkara dusta dan suka kepada perkara-perkara dusta (Ali Imran:24,94,183,184; Al-Maidah:41)
20. Berlaku sombong dan memandang rendah terhadap orang-orang Islam (Al-Baqarah:206,212,247)
21. Tidak amanah dan memakan hak orang lain dengan cara yang salah (Ali Imran:75,76; At-Taubah:34)
22. Selalu melakukan kerusakan dan menganjurkan peperangan (Ali Imran:64)

1 Okt 2011

Menyeimbangkan Syahwat, Hati dan Otak


Pentingnya menyeimbangkan Syahwat, Hati dan Otak adalah agar tidak terjadi kepincangan antara ketiganya, jika terjadi dominasi antara satu dan lainnya kecuali "Hati" maka nafsulah yang akan berkuasa. Jika nafsu yang berkuasa, jangan tanya disitulah para syetan akan bercengkrama!! Syahwat itu letaknya dibawah perut, sedangkan otak letaknya diatas perut dan Hati terletak diantara keduanya maka titik keseimbangan antara keduanya ada didalam hati. Syahwat ini biasanya digerakkan melalui otak, otak inilah yang biasa memimpin jalannya syahwat jadi jika otaknya kotor maka hancurlah syahwatnya. Untuk itulah perlunya mencuci otak, dimana tempat pencuciannya yaitu dalam sujud" dan ruku' yang panjang dalam hidup kita.

Sejatinya Iman yang paling utama adalah Hati, dan hati yang baik adalah hati yang tunduk yang mengikuti wahyu dari Allah SWT. Perhatikan ketika kita ruku, gerakan itu dimaksud untuk mensejajarkan antara Syahwat, Hati dan Otak sehingga saat itulah terjadi suatu proses balancing dalam kehidupan kita. Sedangkan ketika kita Sujud maka Otak akan menempel pada Bumi, inilah proses "Tawadhu" yang ada pada diri seorang muslim dia benar2 tunduk dari segala kesombongan, keangkuhan dan segala embel2 duniawi yang selalu mempengaruhi jalannya perputaran otak dan peranan Hati tetap berada diantara keduanya maka Hatilah yang akan bekerja sebagai penengah yang baik.

Mengapa begitu pentingnya ruku dan sujud dalam shalat ini dan Rasulullahpun bersabda bahwa :
“Pencuri yang paling buruk adalah yg mencuri dalam shalatnya.”Para sahabat bertanya apakah yg dimaksud dgn mencuri dalam shalat. Dijawabnya, “Yaitu orang yang tdk menyempurnakan ruku dan sujud dalam shalatnya.” (HR.adDarami–atTarghib)
 
Artinya kita harus menyeimbangkan antara syahwat,hati dan otak. Kita tidak lagi bisa mendewakan salah satu dari ketiganya semuanya harus tetap dijaga sesuai porsinya. Jika otak yang terlalu berlebih maka manusia cenderung jadi lupa diri timbulah perasaan sombong karena segala sesuatu menurut pandangannya bisa ditakar sesuai logika, sedangkan dalam memahami Wahyu Allah tidak selalu harus mengedepankan logika. Sebaliknya karena saking inginnya menempatkan porsi HATI di tempat yang tinggi lantas kita melupakan dorongan syahwat terhadap pasangan hidupnya dan menutupnya rapat2 sehingga menjadi lumpuh dan mati rasa....Astagfirullahaladzim...yang terpenting adalah tempatkanlah hati tetap berada di tengah2 sebagai pusat penyeimbang dalam kehidupan kita dan jadikanlah hati sebagai pusat rasa ketika kita beribadah kepada Allah SWT sehingga Insya Allah...Allah tetap menjaga hati kita dan otakpun selalu bersih sehingga syahwat terkendali.

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai HATI, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (di kepala mereka yang bersinergi dengan otak, tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (di kepala mereka yang bersinergi dengan otak, tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak (yang hampir selalu berorientasi pada syahwat), bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (Q.S. 7 : 179)