19 Mei 2011

Penyesalan Terdalam


Rasulullah bersabda, “Tidak diterima sholat wanita dewasa kecuali yang memakai khimar (jilbab) (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, bn Majah)


Bergetar aku membaca sabda Rasululloh tersebut, ingin rasanya aku berteriak demi rasa sesal terdalamku.


Ya Allah..ampuni kami...karena kesombongan kami..
kami telah khilaf dan telah lalai menunaikan kewajiban itu.
Ya Allah..maafkan kami.. karena kebodohan kami..
Hingga buta mata hati kami, hingga tuli pendengaran kami, hingga kami menyia-nyiakan seruanmu itu.


Berulang kali sudah aku menuliskan tentang kewajiban menutup aurat, berulang kali pula tulisan itu seperti angin yang menerpa wajah dan melesat tanpa meninggalkan jejak. Aku sungguh tertarik ketika ada orang2 yang menyerukan kewajiban menutup aurat. Rasanya ingin sekali aku membisikkan pada mereka ayo..ayo... cepat segera lakukan, aku tak ingin nasib kalian sepertiku berakhir pada penyesalan terdalam. Mengingat masa2 itu ketika aku belum menjalankan seruan itu, bayangkan ternyata shalat yang aku jalankan gugur dan ibadahku menjadi sia2 manakala aku tidak menggunakan jilbab.


Inilah yang membuat rasa sesalku begitu dalam, hati rasanya tercabik2. Lantas bagaimana aku harus menebusnya..? Sesal itu tak akan pernah hilang, sesal itu membuahkan pesan berharga agar aku dapat menyerukannya pada saudara2 yang lain. Aku berharap banyak orang yang tergetar hatinya manakala tau bahwa seruan itu begitu dasyatnya.


Akupun sadar proses perubahan itu begitu sulit, pada saat itu akupun mengalami rasa bimbang berbagai pertanyaan selalu megusik hati, antara ingin, ragu. khawatir dan bimbang. Aku mengalami keraguan dan rasa khawatir manakala menyangkut kondisi pekerjaan dimana pada saat itu belum memungkinkan untuk menggunakan jilbab karena dikhawatirkan akan menghambat karir dan mobilitas dalam pekerjaan. Akupun merasakan bimbang karena berbagai pertanyaan dalam hati manakala aku tahu wanita muslim akan berdosa jika tidak menggenakan jilbab meskipun dia taat beribadah dan berahlak baik. Akupun mengalami ketakutan yang teramat sangat ketika dihadapkan pada satu peristiwa yang mengantarkanku mendekat pada ajal kematian, Azab apa yang akan aku terima jika pada saat itu aku meninggal dan belum menggenakan jilbab....? Itulah kemudian pertanyaan yang menyisakan jawaban dalam hati yang kemudian menumbuhkan tekad dan terwujud dalam niat ingin segera menggenakan jilbab.


Proses dari niat dan mewujudkan dalam tindakan yang nyatapun memang tidak mudah dan kitapun harus benar2 menyadari, yang lebih penting lagi harus membulatkan tekad yang kuat dengan niat yang tulus untuk menggenakan jilbab. Memang bukannya suatu jaminan seseorang yang berjilbab itu ahlaknya pasti baik, bukan jaminan pula hatinya pasti baik. Dalam ajaran Islam menutup aurat hukumnya wajib. Dan aurat wanita itu adalah seluruh badan, kecuali muka dan telapak tangan (atau sebagian ulama juga memasukkan kedua telapak kaki). Wajib karena apabila dilakukan, berpahala, dan jika ditinggalkan berdosa, bahkan untuk mencium wangi surgapun tidak bisa.


Rasulullah bersabda, “Para wanita yang berpakaian tetapi (pada hakikatnya) telanjang, lenggak-lengkok, kepala mereka seperti punuk unta, mereka tidak akan masuk surga dan tiada mencium semerbak harumnya (HR. Abu Daud)


Saudara2ku tidakkah kalian menginginkan surga, kalian menjalankan shalat, kalian beramal dan kalian berusaha berbuat baik apakah hanya karena menginginkan surga...? Bagaiman jika semua kebaikan yang telah engkau perbuat ternyata tertolak, jangankan untuk memasuki surga mencium wanginyapun tak akan bisa. Itukah yang kalian harapkan..?


Jika kalian mengharapkan itu semua maka segerakanlah menggunakan jilbab karena memakai jilbab adalah kewajiban, maka siap ataupun tidak siap itu tetap harus dilakukan, sebagaimana shalat dan lainnya. Memakai jilbab harus dengan penuh kesadaran, itu lebih baik dan lebih mulia dari pada yang memakainya karena terpaksa atau karena satu dan dua hal.Islam adalah agama menyeluruh. Seluruh kewajiban harus dilakukan, dan seluruh larangan harus ditinggalkan. Hati baik, akhlak bagus, tentu dapat pahala, karena itu juga kewajiban.



Orang yang baik akhlaknya, tapi tidak menutup aurat, maka gugur pahala dari akhlak baiknya, juga berdosa karena tidak menutup auratnya. Tetapi ingat yang baik itu belum tentu benar, namun yang benar sudah pasti baik. Sahabat2ku yang belum tetapi ingin menutup aurat, segerakanlah janganlah menyesal seperti penyesalanku yang terlampau dalam. Saudaraku jilbab itu sesuatu yang ringan, tapi nyatanya begitu berat dikenakan. Percayalah, sebelum menggenakan memang selalu ada rasa khawatir takut begini takut begitu, tapi semua itu hanyalah perasaan yang dibesar-besarkan karena sesungguhnya syetan paling suka bermain2 dengan perasaan khawatir tersebut.

2 komentar:

  1. Aku juga dulu sulit pada saat ingin memakainya, godaan datang dari berbagai arah. Tapi karena niat yang ihklas karena Allah. Maha besar Allah ternyata menggenakan jilbab itu luar biasa nikmatnya.

    BalasHapus
  2. Terimakasih saudaraku fulan bin fulan...semoga istiqomah dan selalu dalam ridhonya Allah...

    BalasHapus