16 Apr 2011

Hati-hati Syetanpun menyusup Dalam Taubat

Tidak Cukup Sekedar Istigfar
Manusia memang ta luput dari dosa, baik dosa besar yang terlihat terang-terangan maupun dosa kecil yang tersembunyi yang menyusup dalam bathin. Dosa2 tersebut ada ketika maksiat berjalan dan kemungkaran terjadi, sehingga melanggar perintahNya dengan membuat apa2 yang diharamkan. Walau demikian Allah selalu membuka kesempatan dengan memberikan rahmat dengan penuh kasih sayang melalui pintu taubat, pintu taubatpun akan terbuka dengan syarat :
  1. Ikhlas ingin bertaubat
  2. Tidak akan mengulangi perbuatan dosa itu lagi
  3. Menyesal atas perbuatan yang telah dilakukan
  4. Harus mempunyai tekad di dalam hati tidak akan melakukan dosa itu untuk selama-lamanya
  5. Kalau dosa itu melibatkan orang lain, segeralah meminta maaf
  6. Dikerjakan sebelum ajal tiba
Demikianlah karena rahmatnya, begitu mudahnya Allah memberikan syarat untuk bertaubat hingga ada yang bertaubat berpuluh, beratus bahkan ribuan kali tetapi maksiat tetap saja jalan hingga taubat dan maksiat datang silih berganti. Mengapa demikian karena di pintu taubat inilah iblis dan syetan menunggu untuk menipu kita sehingga taubat yang kita lakukan tidak diterima Allah SWT.

Pada suatu ketika, Rasulullah SAW bertanya pada sahabatnya, "Tahukah kalian, siapakah orang yang dianggap bertobat itu ?" Para sahabat serentak menjawab, "Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui". Maka Rasulullahpun bersabda :
- "Barang siapa bertaubat tetapi tidak menambah ibadahnya, ia bukannya telah bertobat"
- "Barang siapa bertaubat tetapi tidak mengubah perilakunya, ia bukannya telah bertobat"
- "Barang siapa bertaubat tetapi tidak mengganti temannya, ia bukannya telah bertobat"
- "Barang siapa bertaubat tetapi tidak menuntut ilmu, tidak membuang sifat riya, tidak menyedekahkan kelebihan yang dimilikinya, ataupun tidak meminta maaf kepada orang yang pernah disakitinya, ia bukannya telah bertaubat".

Dari apa yang disampaikan Rasulullah, nampaknya ucapan istighfar saja belum cukup untuk mendapatkan pengampunan dari Allah. Bayangkanlah apa jadinya kelak, bahwa kita merasa bahwa dosa kita sudah lebur karena sering istighfar, padahal sebenarnya tidak..!

Cara Syetan Bekerja Dalam Taubat
Stetan dan Iblispun bukan saja menghadang manusia di pintu taubat bahkan mereka akan terus memperdaya manusia sehingga benar2 menjauhkannya dari Allah. Hal ini terjadi setelah kita melakukan taubat dengan bersungguh-sungguh dan dengan penuh penyesalan ditambah derai air mata karena perasaan menyesal akan dosa2 yang telah kita perbuat. Kita melakukan terus menerus hingga hati kita merasa bahwa dosa2 telah terhapus dan dengan penuh keyakinan bahwa Allah telah mengampuni melalui taubat yang telah kita lakukan. Sehingga diri kita merasa bahwa diri ini sudah bersih dan merasa suci karena sudah ta berdosa lagi karena taubat yang sering kita lakukan.

Timbulah rasa tenang, rasa aman dan rasa selamat dengan taubat kita sehingga hatipun berkata :
Senangnya hati ini
Tenang rasa di hati
Hilang beban dosa
Kapanpun mati akupun sudah siap
Tinggal pilih lewat pintu surga yang mana...?

Demikianlah perasaan hati, akibatnya kita bertaubat dari satu dosa tetapi dengan mudahnya kita terjerumus kedalam dosa yang lain yang lebih berat lagi. Karena perasaan tidak berdosa adalah suatu dosa yang benar2 tersembunyi dan sangat lembut, hingga perasaan lembut inilah yang digunakan syetan untuk mengelabui manusia. Dosa ini benar2 sangat halus dan tersembunyi sehingga amatlah jarang manusia menyadarinya bila dia sedang berbuat dosa hati dan jarang manusia bertobat dari dosa-dosa hati padahal Allah selalu melihat kedalam hati. Disitulah kelihaian syetan bekerja sehingga mampu merubah hati manusia dari sifat hamba menjadi seorang tuan, karena dengan sifat inilah dia akan memandang orang lain penuh dengan dosa sementara dia palig suci dan bersih dari dosa....Astagfirullahaladzim.. Jauhkanlah hamba dari sifat yang satu ini ya Allah...

Taubatan Nasuha
Untuk menghilangkan perasaan itu lakukanlah Taubatan Nasuha yaitu taubat lahir dan bathin, hingga dengan taubat inilah bertambah tajam sifat kehambaan yang ada pada diri kita. Sehingga setelah melakukan taubat ini kita akan merasakan perasaan lebih takut, lebih berdosa, lebih hina dihadapan Allah karena dosa2 itu mengakibatkan rasa takut, bimbang dan cemas juga perasaan risau kalau2 Allah benar2 murka padanya, sehingga walaupun dia sudah bertaubat rasa sesal itu tetap masih ada dan sebenarnya rasa inilah yang menyebabkan Allah sangat sayang pada hamba2nya....Wallahualam..

Taubat yang tingkatannya paling tinggi di hadapan Allah adalah "Taubat Nasuha", yaitu taubat yang murni. Sebagaimana dijelaskan dalam surat At-Tahrim: 66, "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam sorga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya, sedang cahaya mereka memancar di depan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan 'Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu'".

Rasulullah pernah ditanya oleh seorang sahabat, "Apakah penyesalan itu taubat?", "Ya", kata Rasulullah (H.R. Ibnu Majah). Amr bin Ala pernah mengatakan: "Taubat Nasuha adalah apabila kamu membenci perbuatan dosa sebagaimana kamu pernah mencintainya".
Adapun salah cara kita melakukan taubat adalah dengan melaksanakan shalat sunnat untuk memohon ampunan Allah, secara umum shalat ini disebut shalat sunnat taubat. Bagaimana tatacara shalat taubat dimaksud? Ada beberapa versi yang biasa dilakukan para ulama terutama dalam hal bacaan shalat dan do’anya. Salah satunya yang saya temukan sebagai berikut:
  1. Shalat dua rakaat
Rakaat pertama ba’da fatihah membaca surat al-kafirun.
Rakaat kedua ba’da fatihah membaca surat al-ikhlash.
  1. Setelah shalat baca do’a berikut:
إِلهِى عَبْدُكَ الْعَاصِى أَتَاكَ ÷  مُقِرًّا بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ
فَاِنْ تَغْفِرْ فَأَنْتَ لِذَاكَ أَهْلٌ ÷   وَإِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ يَرْحَمْ سِوَاكَ
ذُنُوْبِيْ كَمَوْجِ الْبَحْرِ بَلْ هِيَ أَكْثَرُ ÷ كَمِثْلِ الْجِبَالِ الشُّمِّ بَلْ هِيَ أَكْبَرُ
وَلكِنَّهَا عِنْدَ الْكَرِيْمِ إِذَاعَفَا  ÷ جَنَاحٌ مِنَ الْبَعُوْضِ بَلْ هِيَ أَصْغَرُ

  1. Membaca sayyidul istighfar 1 kali, yaitu:

أَللّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَإِلهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَااسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّه لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.
  1. Membaca istighfar sebanyak 70 kali
  2. Terus membaca do’a berikut:
أَللّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ خَطِيْئَتِيْ وَجَهْلِيْ وَإِسْرَافِيْ فِيْ أَمْرِيْ وَمَاأَنْتَ أَعْلَمُ بِه مِنِّيْ. أَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ جِدِّيْ وَهَزْلِيْ وَخَطَئِيْ وَعَمْدِيْ وَكُلُّ ذَالِكَ عِنْدِيْ. أَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِه مِنِّيْ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِرُ وَأَنْتَ عَلى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ.

Selanjutnya anda dapat berdo’a dengan do’a-do’a lainnya semampu anda.

Perjuangan mengantarkan kita pada Ridhonya Allah
Kita sering kali lupa dengan hukum keseimbangan, yang pada intinya mengajarkan kepada kita bahwa hasil yang kita nikmati itu, sesuai dengan upaya yang kita lakukan. Hal itu menunjukkan bahwa tidak ada amal yang ringan pelaksanaannya diganjar dengan pahala yang besar, karena kita tahu Allah itu adalah maha pengasih dan maha penyayang. Pengharapan seperti ini, ada bahayanya, karena boleh jadi kita merasa seolah-olah sudah memperoleh banyak pahala, padahal sebenarnya tidak, sehingga kita terlena atau lengah untuk meningkatkan kualitas ibadah kita kepada-Nya.

Memang tampaknya tidak ada cara lain untuk mendapatkan surga selain berjuang keras dalam beramal shaleh yang diridhoiNya. Mari kita hidupkan semangat jihad, untuk memerangi nafsu dan syetan yang selalu berusaha menghadang usaha kita dari berbagai arah sehingga menjadikan kita malas untuk beramal shaleh. Semoga kita selalu dapat menanamkan dalam jiwa kita masing-masing semua nasehat sehingga menjadikan kita mulia.
"Sabar dari menahan nafsu itu berat, tetapi menahan siksaan neraka itu, jauh lebih berat dari pada menahan nafsu"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar