19 Apr 2011

(◕‿◕) Julukannyapun Ustadz Sejuta Gaya (◕‿◕) (◕‿◕)


(◕‿   ◕) Senyum (◕‿   ◕)
Saya yakin julukan ini tak akan membuatnya marah, karena julukan ini dia sendiri yang memploklamirkan, ga salah kalau saya hanya sekedar meneruskan. Ternyata banyak kelucuan dari julukan ini jika ustadz yang lain bangga dengan julukan "ustadz", nah ustadz yang satu ini dengan gayanya bertanya2 apa pantas saya dapat julukan itu dan yang lebih hebat lagi ustadz yang lain dengan bangga menggunakan peci/sorban/baju koko bahkan hingga jidadpun menjadi hitam nah ustadz yang ini dengan gayanya menolak itu semua, ya namanya juga ustadz sejuta gaya...tentunya dia bakal punya sejuta gaya tanpa memperlihatkan secara fisik kalaulah dia sesungguhnya seorang ustadz....

Saya tunjukkan kelebihan dari ustadz yang sudah saya anggap sebagai guru saya ini, bukan hanya sejuta gaya tapi dia juga punya sejuta aksi dalam mengolah kata2 hingga dapat melunakan kekerasan hati, melemahkan sifat sombong, merubah maksiat menjadi manfaat juga merubah keburukan menjadi kebaikan. Walaupun kadang saya melihatnya banyak caci maki, cercaan bahkan hinaan dengan lebay dia akan labrak terus.. Namun suatu saat hampir menjadikan dia frustasi karena sebagian orang hanya memilih bersenang2 tanpa tujuan yang berarti, sementara dia menyerukan kebenaran di tengah keramaian yang penuh orang lalu lalang tapi sebagian orang hanya memandangnya sinis...Sayapun menyadari, ustadz itu kan manusia biasa... yakinlah itulah ujian dalam berda'wah. Meski begitu diapun akan punya aksi dalam bercanda...tanpa mengurangi nilai seorang ustadz. Dijamin ga mati gaya...!!

Baru-baru ini saya melihat kejadian aneh, dimana ada seseorang yang berbicara amat lantang ketika dia sedang menyerukan da'wah dan mengatakan bahwa "Jangan seperti malaikat, sok suci menasehati orang lain untuk menutupi kekurangan diri sendiri"...Astagfirullahal'adzim, Tentu kita wajib untuk saling mengingatkan sesama muslim dalam menyampaikan kebenaran, perkataan seperti itu sama saja dengan menuduh padahal berbantahan dan tindakan merendahkan orang yang sedang menyampaikan suatu kebenaran adalah salah satu bentuk kemungkaran. Bukankah Allah SWT sudah menegaskan dalam firman-Nya tentang arti penting berbaik sangka kepada sesama muslim?

يَا تَوَّابٌأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ رَّحِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka, karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Bila kepada sesama muslim kita wajib berhusnudz-dzan, tentu seharusnya kepada ustadz yang selama ini telah memperjuangkan hukum-hukum Islam dengan gigih, kita harus lebih berhusnudz-dzan lagi. Bukan pada tempatnya untuk terburu-buru menuding seseorang dengan mengatakan sok suci sehingga ta' pantas untuk menyampaikan sesuatu kebenaran. Apalagi sampai secara sengaja mencari-cari kesalahan pemberi da'wah untuk sekedar dijelek-jelekkan. Sungguh sebuah perbuatan yang tercela. Bahkan Allah SWT mengumpamakan mereka yang melakukan perbuatan menjijikkan ini sebagai orang yang tega memakan daging saudaranya sendiri. Masih ingatkah almarhum Gito Rollis, Uje alias ustadz jefry juga Harry Mukti siapakah mereka dulu, karena hidayahlah yang menuntut mereka jadi berubah, sekarang semua orang mendengarkan tausyiahnya tanpa berkomentar "dulu lu siapa..?" Itulah perjuangan da'wah selalu dihadapkan tembok penghalang, jika sudah demikian cobalah seperti semut walaupun terhalang tembok yang tinggi dia akan terus berjalan merambat naik keatas....^keep spirit^


Harus diakui, di lingkungan para ustadz sering terjadi pembicaraan tentang besaran honor di setiap mengisi sebuah acara, hal ini pula yang sering dia bahas dan acap kali membuat dia geram. Sayapun sependapat dengannya masalahnya teman saya pernah menceritakan suatu kejadian selepas mengisi khutbah Jum’at, dimana rekan sesama ustadz bertanya, dapat honor berapa pak? Bahkan sebagian para ustadz sudah sangat mengerti dimana tempat-tempat yang basah dan kering. Bagi ustadz yang ”otaknya” duit, dia sering meninggalkan tugas dakwah yang kira-kira akan memberi honor kecil. Biasanya, dia mewakilkan ke juniornya. Yang dipastikan akan didatangi adalah tempat-tempat basah, seperti perkantoran, masjid-masjid besar, atau momen-momen yang bisa mendatangkan fulus. Bahkan, diantara teman2 suka berkelakar, amplop itu nggak penting, yang penting isinya! Kullu syaiin bil fulus, laisal fulus, kullu syaiin mampus, la tulus tetep fulus..!!........................................ no money no honey..!!
saya yakin dengan seyakin-yakinnya kalau guru saya ini bukanlah type ustadz yang seperti itu karena dia paling benci dengan itu semua, coba di test kalau ga percaya, mau ga dia disogok pake fulus untuk berda'wah...? Model ustadz yang hanya berorientasi fulus ini, penulis sebut sebagai ustadz yang berideologi fulus. Tentu ini adalah sikap menyimpang yang bertolak belakang dengan misi yang diembannya. Meski ustadz adalah manusia biasa yang butuh uang, namun janganlah di setiap dakwahnya terlalu berorientasi dunia. Dunia hanya bersifat sementara, tetapi ilmu dan nilai-nilai dakwah yang disampaikan memiliki kekuatan besar yang bisa merubah wajah dunia...!!
Inilah pesan dari ustadz sejuta gaya, jika dakwah hanya diorientasikan ke uang maka nilai spiritual dakwah akan hilang. Pesan pun tidak akan sampai. Penulis pernah mendengar selentingan: mending kita menjual kafir-kafir sedikit tetapi dapat honor besar, daripada jujur-jujur tapi miskin! Astaghfirullahal ’adzim! Bukakanlah hati-hati mereka agar mereka menjadi penerang yang lurus. Kalau sudah begitu saya lebih memilih ustadz sejuta gaya dari pada ustadz sejuta fulus.... (◕‿◕)
Oleh karena itu, sangat disayangkan para ustadz yang menjadikan profesinya semata-mata mencari penghidupan. Mengharap honor itu tidak dilarang, namun jika semua diukur dengan uang, maka apa kata dunia...? So, ga salah deh julukan sejuta gaya itu, hari gini masyarakat menghargai profesi ustadz dengan fulus, tapi dia masih dengan gayanya akan menolak semua itu karena dia berfikir seorang ustadz tidak boleh berideologi fulus yang kering akan nilai-nilai spiritual....nah itulah sekelumit tentang aksi gayanya dari guru, sahabat juga  teman bahkan saya anggap sebagai kakak..Selamat berjuang terus semoga Allah selalu meridhoi.

Untuk itu saya mewakili teman2 mengucapkan terimakasih untuk ustadz yang senantiasa selalu memberikan pencerahan, jangan pedulikan sebagian orang yang tidak suka dengan da'wah yang anda sampaikan, tetaplah berjuang terus. Sebagai murid saya memberikan penghormatan yang tinggi terhadap guru, sebagai teman saya memberikan kesetiaan terhadap sahabat, sebagai adik saya memberikan kepatuhan terhadap kakak dan akan selalu mengingat semua tausyiahnya. InsyaAllah..karena sayapun bisa berubah karena nasehat. Untuk itu pandai2lah mendekati nasehat, jadikanlah nasehat sebagai pilihan, nasehat itu laksana obat walaupun pahit tapi akan menyembuhkan.
Saya hanya ingin menyampaikan pesan bukan nasehat karena tak pantaslah seorang murid menasehati gurunya (bisa2 tu guru bilang siapa elu..!) Setelah Allah perintahkan kita beriman, lalu beramal saleh,  Allah perintahkan kita untuk saling berwasiat pada kesabaran, kenapa? Karena jalan keimanan, jalan amal saleh, dan jalan berbuat kebenaran memang penuh dengan ujian, godaan, dan onak-duri, disanalah perlu untuk selalu dipupuk jiwa yang teguh dan sabar. Jadi pa ustadz sejuta gaya, harus sabar menghangdapi murid2mu yang banyak gaya ini......(^_~)

Pada Intinya seorang ustdaz harus betul-betul menyadari bahwa tugas dakwah itu adalah tugas yang cukup berat, tugas yang memerlukan energi ketegaran yang cukup tangguh menghadapi berbagai ujian dan cobaan di jalan dakwah. Betapa banyak orang yang terjatuh dan meninggalkannya. Dan betapa banyak pula yang tetap istiqamah walau badai cobaan menghadang, walau kemiskinan, kesulitan menghambat, tapi hati telah teguh dan mantap seteguh karang di lautan yang akan senantiasa kokoh walau diterjang apapun, sampai ia meninggal di jalan dakwah. Tinggalah kita mau pilih yang mana, mau pilih mental seteguh batu karang atau mental kerupuk.....??? (waduh ini murid banyak gaya amat, padahal kalau menimpa dirinya sendiri belum tentu ia bisa setegar batu karang..!!)..kayanya ketularan banyak gaya ni...

Pesan Saya Tetaplah Berda'wah

Tugas Da'wah terasa berat tanpa kesabaran berlebih,
Kesabaran ibarat kuda-kuda pertahanan dalam meniti perjalanan ini.
Bekal kesabaran ta'kan pupus dengan keikhlasan dan kesetiaan hanya pada Allah
Jangan jadikan generasi yang hilang dalam sejarah dakwah ini.

Semaikan dakwah agar subur dengan perjuangan hingga akhir masa
Jadikan kisah-kisah brillian dalam da'wah hingga tumbuh generasi baru
Buktikan kesetiaan pada dakwah karena keyakinan terhadap janji-janji Allah swt.
Seperti yang dicontohkan pendahulu-pendahulu kita...

Pergilah ke hati-hati manusia ajaklah ke jalan Rabbmu,
Nikmati perjalanannya, berdiskusilah dengan bahasa bijaksana
Dan jika seseorang mendapat hidayah karenamu Itu lebih baik dari dunia dan segala isinya…Aamiin..

Jika engkau cinta maka dakwah adalah Faham
Mengerti tentang Islam, Risalah  dan warisan ulama
Jika engkau cinta maka dakwah adalah Ikhlas
Menghiasi hati, memotivasi jiwa untuk berkarya
Jika engkau cinta maka dakwah adalah Amal
Membangun kejayaan ummat yang bernilai bukan ilmu semata
Jika engkau cinta maka dakwah adalah Jihad
Sungguh2 dalam perjuangan, tinggikan kalimat Allah, rendahkan ocehan syaitan.
Jika engkau cinta maka dakwah adalah Tadhhiyah
Bukti kesetiaan dan kesiapan memberi, pantang meminta
Jika engkau cinta maka dakwah adalahTsabat
Hati dan jiwa yang tegar walau banyak rintangan, teguh dalam barisan Istiqomah
Jika engkau cinta maka dakwah adalah Tajarrud
Ikhlas di setiap langkah menggapai satu tujuan
Jika engkau cinta maka dakwah adalah Tsiqoh
Kepercayaan yang dilandasi iman suci penuh keyakinan Kepada Allah, Rasul, Islam, Qiyadah dan Junudnya
Jika engkau cinta maka dakwah adalah Ukhuwwah

Lekatnya ikatan hati berjalin dalam nilai-nilai persaudaraan
Melebur satu dalam dakwah ke jalan Allah, saling berjanji untuk menolong syariat-Nya

You are the best
You are the source of inspiration for many people.....  
don't stop,
face world will be changed because of you....

                                
                           Salam ukhuwah Islamiah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar