2 Apr 2011

Sudah Siapkah Bekal Perjalanan Kita...?


Kehidupan Saat Ini
Dunia memang memberikan berjuta tawaran yang dengan gigihnya akan memperdaya kita, sehingga kita merasa sulit untuk mengatakan tidak terhadap peluang yang masuk sehingga tak sedikit generasi2 penerus di belakang kita terkontaminasi. Meskipun pada akhirnya kitalah yang akan jadi penentunya. Demikianlah kebudayaan, peradaban dunia hingga globalisasi kapitalisme akan mudah memaksa kita untuk ikut serta didalamnya. Begitulah dunia mengajak kita untuk bergulat menjadikan semuannya penuh intrik yang akhirnya menjadikan kita mahkluk yang sulit untuk memilih, hingga akhirnya harus menyerah dan akhirnya kita akan menjadi korban kekejaman dunia.

Semua hal yang menyedihkan itu disebabkan keterbatasan kita dan ketidak berdayaan kita untuk menolak apa yang dunia tawarkan pada kita. Sehingga mengakibatkan kebutaan pada ahlak, bodoh dan tak tahu lagi bagian mana yang harus kita terima. Semuanya sangat menggiurkan dan akhirnya dengan mudahnya kita menyerah pada keadaan yang menggiring kita kearah tersebut. Terkadang begitu banyaknya suara2 berteriak menjunjung nilai kebaikan tapi ternyata teriakan mereka merupakan sumbangan terbesar dalam kekacauan dunia. Banyak sekali orang2 bertopeng yang dengan gencar beraksi, hanya demi keuntungan semata.

Inilah produk dunia masa kini semuanya dikemas dengan sangat apik, budaya telanjang dilegalkan demi HAM, produk infotainment menjadi panutan, bahkan kaum elitepun tak mampu menghindar dari logika global. Disinilah tempat kita berpijak yang dengan kekuatannya akan mampu membungkam mulut2 yang walaupun hati berontak tapi tak kuasa menyaksikan kehebohannya. Kita tak cukup tegar menghalangi semua kebobrokan yang terjadi bahkan nyaris terperosok didalamnya. Itulah kekejaman dunia yang hanya mampu memberikan nik'mat sesaat, akankah kita abadi didalamnya...? mengapa kita begitu mudahnya mengabdi pada kepentingan dunia lantas dengan ringan melepaskan kehidupan yang abadi..? Apa yang terjadi..?

Pengetahuan kita tentang Dunia hanya sebatas memahami sisi lahir dari kehidupan dunia yang luas ini, yaitu tentang kesenangan dan kenikmatannya saja, TIDAK tentang ujian, tanggung jawab, dan persoalan-persoalan penting dunia lainnya yang menghantarkan pada balasan baik di akhirat kelak. Pemahaman ini diakibatkan kebodohan dan ketidaktahuan, bukan pula berarti Allah mengabaikan sisi dari Dunia. Kitalah yang harus pandai mencermati untuk apa sebenarnya kita hidup.

Dimanakah Kita.....?
Saat ini kita berada di dunia dan hidup di dunia tidaklah lama, umumnya berkisar antara 60 sampai 100 tahun bukanlah waktu yang banyak jika kita tak pandai menggunakan kesempatan yang telah Allah berikan. Pada titik mana perjalanan akan berhenti hanya Allah yang tahu.


Dunia dapat dilihat dari dua sisi, untuk itu harus dipahami dengan dua dimensinya secara komprehensif, yaitu dimensi zahir maupun dimensi batin. Dimensi zahir terbatas pada kesenangan dan kenikmatan dunia, sedangkan dimensi batin adalah esensi dunia sebagai tempat beramal menuju kebahagiaan hidup yang sesungguhnya di akhirat. Alangkah ruginya orang yang hanya mengejar kesenangan sementara dalam puluhan tahun dan setelah itu akan menuai kesengsaraan sepanjang penghujung alam barzah yang ratusan tahun bahkan ribuan tahun... Walahu'alam.

Dunia merupakan tempat kita berpijak saat ini, janganlah kita lalai dengan tidak memberi perhatian dan kepedulian tentang urusan akhirat serta tidak mempersiapkan untuk menghadapi kehidupan tersebut dengan menjalankan ketaatan dan amal sholeh sebagai bekal meraih kebahagiaan. janganlah terpedaya seperti yang sebagian orang lakukan tentang urusan kehidupan dunia mereka.

Orang- orang yang hanya mementingkan kehidupan dunia yang mengukur segalanya dengan ukuran material yang mengakibatkan lalai, sedangan ancaman bagi orang yang telah lalai adalah musibah bagi manusia yang beriman. Inilah bukti pemahaman yang sempit tentang kehidupan karena keimanan seseorang seharusnya akan membimbing dan senantiasa mengarahkan untuk juga memperhatikan dan mempersiapkan kehidupan akhirat. Karena, kelengahan terhadap akhirat akan menjadikan kerugian kelak. Begitu juga, kehidupan dunia harus dipahami secara utuh, terutama berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab kemanusiaan, karena Allah menciptakan manusia tidak sia-sia. Maka, hidup di dunia ini tidak boleh disia-siakan dengan melulu mengurusi kesenangan dan kenikmatannya!

Kemanakah Kita....?
Pernahkah kita berfikir bersama hari-hari yang pernah kita lalui, lalu kita merenung sebentar tentang sebuah perjalanan..? Perjalanan yang harus kita tempuh dan di penghujung jalan itu hanya ada dua  pilihan yaitu Bahagia dan sengsara, yang bahagia adalah orang yang pandai mempersiapkan perjalanan itu sebaliknya orang yang sengsara adalah orang yang lalai mempersiapkan perjalanan tersebut.

Kehidupan dunia ini harus mendapat perhatian sewajarnya sesuai dengan tuntunan Allah SWT, karena kehidupan dunia dapat menjadi potret akan keadaan kehidupan seseorang di akhirat kelak. Jika akhir kehidupan dunianya baik, maka begitulah kehidupan yang akan dijalaninya di akhirat kelak. Namun jika penuh dengan dosa dan kemaksiatan, maka tentu hukuman siksa dan azab menjadi makanan yang tidak akan berhenti selama-lamanya di akhirat kelak.

Kehidupan yang abadi adalah kehidupan kelak setelah kematian, tanpa terkecuali dan sudah menjadi Sunnatullah bahwa setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati, hanya tidak ada yang tahu kapan itu akan datang. Karena kematian itu pasti akan tiba, maka Rasulullah SAW memerintahkan kepada kita semua agar selalu mengingatnya dan mempersiapkan diri dengan bekal setelah kematian itu. Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hirairah RA, Rasulullah SAW barsabda : "Perbanyaklah mengingat yang memutuskan kenikmatan (maksudnya kematian)".

Jika kita terlanjur sesumbar bahwa kitalah orang yang cerdas itu, itu semua tidaklah benar jika mereka hanya mementingkan kehidupan dunia yang sesaat. Inilah standart kecerdasan yang sebenarnya, yaitu tidak pernah melupakan sesuatu yang pasti akan tiba dan menyiapkan diri dengan sebenarnya untuk hal itu. Jika hanya sekedar mengingat tidaklah banyak berguna dan tidak bermanfaat. Oleh karena itu cobalah kita bercermin untuk melihat diri kita sendiri, sebelum orang lain, Apakah kita sudah memulai untuk melaksanakan perintah Rasulullah SAW ini...?

Jatuhkanlah pada pilihan yang bijaksana, akankah kita memilih dunia yang hanya sementara ataukah kita ingin memilih kehidupan setelah kematian yang abadi....? Lantas kemanakah kita setelah mati...? Setelah kita melakukan perjalanan di dunia kemudian kita akan sampai pada perjalanan panjang di Alam Barzah. Alam kubur, Alam penantian kita menuju Hari Kebangkitan dan Hari Pembalasan. Alam Barzah adalah Alam yang sangat mengerikan bagi yang tidak mempunyai bekal dan kawan. Bekal dan kawannya adalah amal baik yang tulus diperbuat saat di Dunia.

Sudah Siapkah Bekal Perjalanan kita...?
Inillah keraguan terbesar dalam hidup, apakah kita sudah cukup bekal..?? Dalam hal ini tak akan ada yang bisa tahu kesiapan masing-masing hanya Allah yang tahu, kita wajib berusaha ke arah tersebut dengan sabar dan tekun juga disertai kesungguhan hati.. Insya'Allah....Allah senantiasa memberikan kecukupan akal dan pikiran yang dapat merubah kehidupan ke arah tersebut....Aamiin.

Satu-satunya jalan dalam mempersiapkan bekal tersebut adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT, Dalam pendekatan ini harus dikerjakan dengan tiga perkara yaitu :
1. Melaksanakan Syariat
Aartinya mengerjakan perintah-perintah allah dan menjauhi larangan-laranganNya. Serta mengerti melaksanakan hukum-hukum dalam agama Islam.
2. Melaksanakan Thariqah
Artinya melaksanakan agama lebih berhati-hati dan bersungguh-sungguh melaksanakan perintah dan melatih diri(Riyadlloh) serta ibadah kepada Allah SWT.
3. Haqiqat
Artinya sampainya maksud, sehingga dapat merasakan lezatnya dan nikmatnya ibadah kepada Allah. Dan supaya mendengarkan teladan dan gambaran tiga perkara tersebut.

Selain itupun untuk bekal perjalanan menuju akhirat kelak ada sembilan wasiat yang harus dilakukan yaitu :
1. Bertaubat
2. Qonaa'ah
3. Zuhud
4. Mempelajari Ilmu Syariat
5. Menjaga Kesunatan
6. Berserah diri
7. Berbuat ikhlash
8. Menyepi (Uzlah)
9. Menjaga Waktu

EP : 02042011

1 komentar: