27 Apr 2011

Mengapa Harus Takut Kepada Allah..??


“…janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman”. (TQS. Ali ‘Imrân [3]: 175)

Jika manusia takut kepada manusia apa yang diperbuat, maka mereka akan menghindar untuk tidak bertemu apalagi bertatap muka. Tapi tidak demikian ketika kita memiliki rasa takut kepada Allah maka kita akan senantiasa mengerjakan semua perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Itulah pokok yang menjadi keuntungan di Dunia maupun di Akhirat kelak. Adapaun mengikuti hawa nafsu adalah pokok segala kejahatan sebagai jaring yang dipasang oleh syetan.

Untuk mendekatkan diri kapada Allah, harus memenuhi tiga perkara yaitu :
1. Melaksanakan Syariat
2. Melaksanakan Thariqah
3. Sampailah pada Hakikat

Kajian
Melaksanakan Syariat artinya mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangannya serta mengerti melaksanakan hukum2 agama islam.  Mengapa harus mengerti hukum, sebab jika tidak akan lebih mudah untuk melanggar hukum. "Barang siapa tidak tahu kejahatan, tentu ia berbuat kejahatan disengaja atau tidak" Selain mengerti hukum juga dalam menjalankan syariat harus dilakukan dengan istiqomah.

Sedang melaksanakan Thariqah artinya melaksanakan agama dengan lebih berhati2 dan bersungguh2  dalam beribadah kepada Allah. Dengan berhati2 berarti menjauhi yang suhubat dan melaksanakan keutamaan setelah mengerjakan yang wajib (seperti Shalat Tahajjud, Dluha,rawatib maupun puasa senin kamis). Serta bersungguh2 dalam berdzikir, membaca Al-Qur'an, membaca Shalawat, bertasbih dll.

Untuk hakikat itu sendiri artinya apa yang kita kerjakan dalam beribadah, sampai maksudnya kepada Allah. Sehingga kita dapat merasakan nikmatnya dalam beribadah kepada Allah. Sampainya maksud yaitu sampainya perjalanan kepada yang dimaksud yaitu melihat NurTajalh (nurNya Allah) dengan terang dalam hati nuraninya.

Barang siapa yang berniat mencari mutiara hakikat diperumpamakan seperti mencari mutiara dalam lautan yang sangat dalam. Digambarkan Syariat seperti bahtera kapal yang menjadi alat untuk bisa berlayar di permukaan lautan, thariqah diibaratkan lautan yang ada mutiaranya dan hakikat adalah sebagai mutiara yang dicari didalam lautan. Untuk itu barang siapa yang ingin mencari mutiara hakikat supaya lebih dulu memperbaiki bahteranya yang berupa syariat, karena jika bahtera syariatnya rusak/kurang baik tentu akan tenggelam kedalam lautan thariqah dan tidak akan menemukan mutiara hakikat. Bahkan bisa tersesat dan menyesatkan, karena merasa behwa dirinya sudah baik sebab mencari hakikat tetapi tidak diterima dan tidak diridhoi Allah. Hal demikian sangatlah mudah untuk dijadikan propaganda syetan yang menyesatkan manusia dan dikikuti pula oleh manusia. Demikianlah gambaran orang yang mencari hakikat jika tidak memakai bahtera syariat.

Rasulullah s.a.w. telah bersabda, "Bahwa tidak akan masuk neraka orang menangis karena takut kepada Allah sehingga ada air susu kembali ke tempat asalnya." Dalam sebuah kitab Daqa'iqul Akhbar menerangkan bahwa akan didatangkan seorang hamba pada hari kiamat nanti, dan sangat beratlah timbangan kejahatannya, dan telah diperintahkan untuk dimasukkan ke dalam neraka. Maka salah satu daripada rambut-rambut matanya berkata, "Wahai Tuhanku, Rasul Engkau Nabi Muhammad s.a.w. telah bersabda, siapa yang menangis karena takut kepada Allah s.w.t., maka Allah s.w.t. mengharamkan matanya itu ke neraka dan sesungguhnya aku menangis karena amat takut kepada-Mu."

Akhirnya Allah s.w.t. mengampuni hamba itu dan menyelamatkannya dari api neraka dengan berkat sehelai rambut yang pernah menangis karena takut kepada Allah s.w.t. Malaikat Jibril a.s. mengumumkan, telah selamat Fulan bin Fulan sebab sehelai rambut." Dalam sebuah kitab lain, Bidayatul-Hidayah, diceritakan bahwa pada hari kiamat nanti, akan didatangkan neraka jahanam dengan mengeluarkan suaranya, suara nyala api yang sangat memekakkan telinga, semua umat menjadi berlutut karena kesusahan menghadapinya. Allah s.w.t. berfirman yang bermaksud, "Kamu lihat (pada hari itu) setiap umat berlutut (yakni merangkak pada lututnya). Tiap-tiap umat diseru kepada buku amalannya. (Dikatakan kepadanya) Pada hari ini kamu dibalas menurut apa-apa yang telah kau kerjakan." (Surah al-Jatsiyah ayat 28)

Rabbabaa Laa Tuyigh Quluubanaa Ba'da Idz Hadaitanaa wa Hab Lana Mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal-Wahhaab

2 komentar:

  1. Jika kau tahu rizkimu tak mungkin diambil orang lain, maka kau akan tenang. Jika kau tahu amal-amalmu ta' mungkin dilakukan orang lain, maka kau akan sibuk dengan beramal. Jika kau tahu Allah selalu melihatmu, kau akan malu melakukan maksiat. Jika kau tahu kematian menantimu, maka persiapkan bekal untuk berjumpa dengan Rabbmu.

    BalasHapus
  2. Mengapa manusia selalu menghitung Dosanya..? Sedangkn Allah Maha Pengampun...
    Mengapa manusia tidak boleh bangga melakukan amalan yang sholeh..sementara Allah sangat menganjurkannya........? (Manusia bingung)

    BalasHapus