28 Feb 2011

~Mengapa Harus Takut Untuk Berda'wah~

Jika kita mendengar kata "persahabatan" tentu pikiran kita akan terkenang pada sahabat-sahabat kita, baik itu sahabat semasa kecil, sahabat semasa sekolah, masa kuliah, teman sekantor, teman main atau mungkin sahabat pena sekalipun. Indahnya makna sebuah persahabatan, yang tentunya akan menjadi bagian tersendiri dalam kehidupan kita. Dengan kemajuan jaman yang semakin canggih mengantarkan kita pada Dunia Maya, di Dunia ini tak ubahnya seperti Dunia nyata. Di Dunia inipun kita harus pandai, jeli dan bijak dalam memilih atau memilah teman. Teman yang bagaimanakah yang akan kita jadikan sebagai tempat sharing, sebaiknya pilihlah sahabat yang berpijak pada Ukhwah Islamiyah.

Nah jika kita sudah memilih pada rel Ukhuwah Islamiyah, fokuskan diri kita hanya kepada Allah dan selalu berada dalam koridor ruang hening bersamanya. Peganglah Al-Quran sebagai peta perjalanan untuk melangsungkan kehidupan ini, lengkapi dengan hadist-hadist terpecaya. Setelah itu beriman dan beramal sholihlah, lengkapilah dengan tausyiah yang penuh kesabaran dan selalu saling memaafkan.

Dalam memberikan tausyiah ada seruan da'wah didalamnya, sehingga dalam persahabatan tak hanya bermakna untuk bersenang-senang semata tetapi selalu ada sederet ilmu yang dapat kita berikan demi sebuah perbaikan taupun perubahan.  Hindari kritikan, tuduhan maupun fitnah terbuka kepada Muslim lainnya di depan umum. Jika ingin mengkritik saudaranya yang muslim, lakukan lewat inbox FB, lewat email, atau lewat jalur privasi lainnya, sehingga tidak terjadi perpecahan yang tak perlu antar umat seagama.

Lantas timbulah  pertanyaan, sudahkah kita pantas memberikan tausyiah....?, apakah pantas kita berda'wah....?
Misi keberadaan kita di dunia adalah menjadi rahmat bagi semesta alam, yang mau tak mau membuat kita untuk berjalan di jalan da’wah.

Mengapa harus berda’wah?

Untuk menjawab pertanyaan ini, coba kita lihat Q.S. Luqman 18, di mana Luqman berkata kepada anaknya:
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu merupakan hal-hal yang diwajibkan Allah.
Jalan Da’wah adalah Jalan Terbaik

Di dalam Q.S. Fushshilat 33, Allah mengatakan bahwa jalan da’wah adalah
jalan terbaik
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shalih dan berkata, “sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?”
Karena itu, ironis sekali jika seorang muslim secara sadar meninggalkan jalan ini. Jadi "Mengapa Harus Takut Untuk berda'wah".

Da'wah Secara lughawi berasal dari bahasa Arab, da'wah yang artinya seruan, panggilan, undangan. Secara istilah, kata da'wah berarti menyeru atau mengajak manusia untuk melakukan kebaikan dan menuruti petunjuk, menyuruh berbuat kebajikan dan melarang perbuatan munkar yang dilarang oleh Allah Swt. dan rasul-Nya agar manusia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Syaikh Ali Mahfuzh -murid Syaikh Muhammad Abduh- sebagai pencetus gagasan dan penyusunan pola ilmiah ilmu da'wah memberi batasan mengenai da'wah sebagai: "Membangkitkan kesadaran manusia di atas kebaikan dan bimbingan, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang munkar, supaya mereka memperoleh keberuntungan kebahagiaan di dunia dan di akhirat."

Saya disini ingin menyampaikan satu bentuk Da'wah yang bisa sahabat gunakan dalam melakukan kegiatannya di Dunia maya yaitu dengan Dakwah bit-Tadwin — Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-Tadwin (dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif. Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang da’i, atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwim ini Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada”.

Sahabatku marilah kita fokus kedalam sementara abaikan dunia luar, bersihkan  dan benahi diri sebelum menyalahkan berbagai kondisi luar yang ada. Perbanyaklah gerakan "Ayo bertaubat", "Ayo berukhuwah", bertaubatlah dengan istigfar dan tulus mencintaiNya dengan membersihkan diri kita dalam pertaubatan yang tulus, maka sejatinya kita pun tengah membantu "membersihkan" dunia luar. Islam pun menjadi rahmat bagi semuanya dengan menjalin ukhuwah....

Untuk itulah para sahabat marilah kita isi waktu yang tinggal sedikit ini untuk saling berbagi dalam kebaikan, jadikanlah media yang dimiliki untuk berda'wah walaupun dalam lingkup yang kecil. Jangan simpan kata-kata indah dalam da'wah pada  sahabat-sahabatmu sehingga dia meninggal dunia yang akhirnya hanya datang sesal karena  terpaksa kau catatkan kata-kata indah  itu pada pusaranya. Sebaliknya serukan kata-kata indah yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.

26 Feb 2011

Diskusi Seorang Ibu dan Ustadz


Ibu : "Pa Ustadz saya pengen tanya, saya sudah menikah selama 6 tahun, semula suami saya rajin shalat. Namun setahun kemudian setelah dikaruniai anak, ia jarang shalat malah sekarang sering mabok2kan, penyebabnya karena suami saya di PHK dari tempat kerjanya. Kalau saya suruh shalat, katanya saya terlalu bawel dan bilang segala macam yang menyakitkan hati saya. Nah kalau begitu gimana ya pa Ustadz, saya pernah mendengar katanya kalau suami ga shalat hukumnya haram ketika bersetubuh dengan istrinya. Apakah betul pa Ustadz...?"

Ustadz : "Kalau suamimu ga pernah sholat setan pun bisa takut"

Ibu : "Lho kok begitu....?"

Ustadz : "Setan, Iblis dan sebangsanya hanya sekali dia melanggar perintah Allah neraka jahanam balasannya, nah suamimu berapa kali ga sholat berarti tempatnya lebih rendah dari setan, Iblis dan sebagainya itu.. makanya setanpun takut bergaul dengan mahkluk yang lebih rendah dari dia"

Ibu : "Ah...Pa Ustadz bisa aja, serius ni pa....?!"

Ustadz : " Lha ibu saya juga serius, kalau begitu begini saja bu perbaiki  ajakan dakwah secara lisan, beri keteladan lewat perbuatan Ibu, atau kekhusukan doa ibu untuk suami, sesuai firman Allah, 'Serulah kepada jalan (agama) Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara sebaik-baiknya.  Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang sesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.'(QS An-Nahl:125)
Ibu paham kan dengan ucapan saya..?" 

Ibu : "Saya paham pa Ustadz, terus dengan pertanyaan saya gimana tu pa...?

Ustadz : "Jika seorang wanita menikah dengan pria yang tidak pernah menunaikan shalat jama’ah, begitu pula tidak menunaikan shalat lima waktu di rumahnya, maka nikahnya tidaklah sah. Karena orang yang meninggalkan shalat itu kafir sebagaimana hal ini dijelaskan dalam Al Qur’an, hadits dan dapat dilihat pula dalam perkataan para sahabat. ‘Abdullah bin Syaqiq mengatakan, 'Dulu para shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah pernah menganggap suatu amal yang apabila ditinggalkan menyebabkan kafir kecuali shalat.' Jika laki-laki semacam itu dinyatakan kafir, maka tentu saja wanita muslimah tidak halal baginya."

Ibu : "Oh..begitu ya, apakah ada firman Allah yang mengatakan seperti itu....?"

Ustadz : " Allah Ta’ala berfirman :
فَإِنْ عَلِمْتُمُوهُنَّ مُؤْمِنَاتٍ فَلا تَرْجِعُوهُنَّ إِلَى الْكُفَّارِ لا هُنَّ حِلٌّ لَهُمْ وَلا هُمْ يَحِلُّونَ لَهُنَ
“Maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka.” (QS. Al Mumtahanah: 10)

Ibu : "Jadi gimana dengan nasib saya, masa saya harus bercerai...bagaimana nasib anak saya...?"

Ustadz : "Begini ya bu, kalau suami ibu sudah tak mempan dinasehati...tapi Ibu masih sayang kan sama dia...? (Ibu manggut-manggut)....nah coba katakan seperti ini pada suami ibu 'Kata pa Ustadz Allah sudah tidak mau bertemu denganmu, makanya ada orang yang ga bisa sholat..karena kalau Allah menghendaki bertemu dengan hambanya sesulit apapun pasti ada jalan untuk berjumpa dengannya. Nah Allah saja sudah ga mau ketemu apalagi aku' coba katakan seperti itu, 3 hari lagi boleh kembali kesini "

Ibu itupun bergegas pulang dan dengan bangganya dia mengatakan apa yang diberitahukan Ustadz tersebut pada suaminya. Dengan penuh rasa heran dan congkak suaminyapun berkata "Aku akan buktikan kalau apa yang Ustadz itu sampaikan adalah tidak benar, kapanpun aku mau aku bisa berjumpa dengan Allah" bergegas dia mengambil air wudhu dan melakukan shalat demikian terus dia lakukan dengan penuh harapan dalam hati agar segera bisa bertemu dengan Allah.

Tiba hari ketiga ketika ibu itu hendak berangkat menemui Ustadz, suaminya mengikutinya "Aku akan buat perhitungan dengan Ustadz tersebut" sambil menarik lengan sang istri. Dengan penuh rasa heran si istri mengikuti kemauan suami, setiba di tempat tujuan suami tersebut langsung berteriak...
Suami : "Ustadz, siapa bilang Allah tak mau berjumpa denganku....? tiga hari berturut-turut aku melakukan shalat selalu bertemu dengan Allah..!" sambil tersenyum Ustadzpun berkata pada Ibu yang sedari tadi hanya berdiam

Ustadz : "Ketahuilah Ibu, bahwa setiap perjalanan rumah tangga siapa pun, ibarat dua sisi mata uang, ada sisi bahagia dan sisi duka. Saya turut prihatin atas kondisi rumah tangga Ibu karena suami Ibu jarang salat, Ibu pahami  betul bahwa sumber permasalahannya adalah suami Ibu berbuat  dosa besar yaitu ketika tidak mau shalat, berakibat dia menjauhkan diri dari rahmat, kasih sayang dan  petunjuk Allah SWT, hatinya ternoda oleh dzalim pada diri dan orang lain,  artinya dia tidak takut pada Allah SWT. Tentulah, akan mengundang perbuatan dzalim berikutnya,  misalkan berbohong... Pendek kata, ia menjadi suami yang tidak jujur."

Suami terdiam malu, sambil terus mendengarkan ucapan Ustadz tersebut.

Ustadz : " Ujian Ibu, adalah lewat ujian ketidakshalehan suami. Dalam Alquran menerangkan, “Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya diantara istri-istrimu (pasangan-pasanganmu) dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah terhadap mereka, dan jika kamu maafkan dan berlapang dada dan kamu menutupi kesalahannya, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS At-Taghaabun:14) Dari keterangan surat At-Taghaabun tersebut,  tugas Ibu sekarang adalah mendampingi suami dengan ketidakshalehannya semoga ia  taubat kembali pada Allah SWT.   Ia bisa disebut sebagai‘musuh’ Ibu dalam hal tingkat keimanan  yang berbeda dengan Ibu, sehingga Ibu tetap mesti bersikap hati-hati,  waspada pada ketidakshalehan suami  jangan sampai terbawa tidak shaleh juga, jangan mudah diperdaya olehnya, jangan mau diintimidasi olehnya, terutama membela diri  dengan cara berbohong."

Suami : " Bohong kecil itu hal biasa, Lantas dengan shalat saya bagaimana pa Ustadz..?"

Ustadz : "Oh berarti kamu sudah melakukan shalat..! Bagaimana bentuk Tuhanmu itu...?

Suami : Suami terdiam sesaat dan kemudian dengan sombongnya diapun berteriak "Ah..itu bukan urusan pa Ustadz, yang penting saya sudah ketemu titik."

Ustadz : "Memang kamu sudah ketemu, tapi Allah belum mau  dekat-dekat denganmu sehingga kamu tak dapat merasakan keberadaannya. Begini sajalah, kamu sudah pernah merasakan nik'mat nah jika dalam shalatmu sudah terasa nik'mat sebentar lagi Allah pasti menjumpaimu tapi ada syaratnya kau harus melakukan shalat Taubat terlebih dahulu dan bayangkan saat itu kau mati dan berada dalam kubur seorang diri. belajarlah pada istrimu, Nah tiga hari lagi aku tunggu disini"

Setiba di rumah bergegas suami tersebut mengambil air wudhu dan segera melaksanakan shalat taubat sesuai perintah Ustadz tersebut malampun kian larut dan suami itupun tetap melaksanakan shalat sambil membayangkan keadaannya dalam kubur..tiba-tiba sang istri dikejutkan oleh suara tangis suami, bergegas dia menghampiri sumber suara itu dan dilihatnya suaminya dalam posisinya sujud dengan badan bergetar menahan isak tangis. Serta merta istripun sujud syukur melihat keadaan suaminya, tak luput ucapan syukur "Ya Allah terimakasih telah engkau kembalikan suamiku"

Setelah hari ketiga, si Ibupun dengan langkah pasti bergegas menuju rumah Ustadz..namun begitu kaget ketika dilihatnya sang suami sudah lebih dulu sampai di rumah ustadz. Sambil menunduk suamipun meminta maaf pada pa ustadz.

Ustads : "Bagaimana sekarang kamu masih ingin bertemu dengan Tuhanmu..?"

Suami : "Ustadz, sebetulnya saya malu sekali. Apakah masih pantas orang seperti saya ini bertemu dengan Allah....? tapi Ustadz jujur saja setelah saya melakukan apa yang pa Ustadz bilang hati saya jadi lega, pikiran tambah tenang karena saya sudah bisa merasakan suatu kenikmatan yang lain...tinggal satu lagi yang saya belum dapat"

Ustadz : " Apa itu..?"

Suami : " Pekerjaan pa Ustadz "

Ustadz : " Oh...kalau pekerjaan disini banyak, coba itu tolong sapukan halaman pesantren saya... kebetulan sekali tukang sapunya sudah dua hari sakit..!"

Suami : ".................???"


25 Feb 2011

~Kerajaan baru di Indonesia~

Ada beberapa dari penduduk Indonesia yang dengan gigih membangun suatu kerajaan, dimana sang pemimpin tak mampu lagi digoyahkan. Bagaimana dengan penduduk lain yang masih menyandang nama besar INDONESIA tapi mereka tak ingin berpihak pada kerajaan tersebut, sehingga timbullah perselisihan dan terjadilah konflik. Tapi seorang Raja dengan gigihnya mempertahankan kekuasaannya tak peduli dengan rakyat yang lain, tak peduli dengan timbulnya bibit-bibit konflik yang bakal memicu kerusuhan di negri ini. Dengan tenang Rajapun berkata dengan angkuhnya "Tak akan ada yang bisa menggoyahkanku....!"

Jika seorang pemimpin sudah tidak dikehendaki sebaiknya segera melakukan introspeksi diri, dengan banyaknya desakan dari seluruh penjuru negeri ini yang  memintanya mundur dari jabatan itu menandakan bahwa pemimpin tersebut sudah tidak dikehendaki lagi duduk di kursi yang sama. Mengapa mesti bertahan...? carilah kursi yang lain karena selama engkau duduk di kerajaan tersebut tak ada perubahan yang berarti, engkaupun dipandang tak layak menduduki singgasana tersebut. Cobalah sedikit ada rasa malu dengan berbagai kecurangan yang pernah dilakukan, masih hangat dalam ingatan, belum lagi lupa akan dosa-dosa yang pernah ditorehkan...tak cukupkah itu menjadikan pelajaran....masih belum puaskah.....??

Kasihanilah rakyat kecil mereka hanya butuh tontonan yang segar, jujur dan tak dipenuhi manipulasi. Rakyat sudah sangatlah pandai menilai terbukti dengan hadirnya lagu " Nurdin Turun Dong" dan Rakyat pun tahu diam-diam kau telah menggalang dukungan dan menggelontorkan sejumlah dana agar kelak kau bisa terpilih lagi. Walaupun kau selalu menyangkalnya. Terbukti Sejumlah spanduk berisi kritikan dan hujatan untuk Nurdin Halid dan PSSI selalu mereka kibarkan. Belum lagi beberapa spanduk lain yang bertuliskan 'Revolusi PSSI', 'PSSI Bukan Kerajaan Milik Nurdin Halid', 'Reformasi PSSI Harga Mati', serta 'Untuk Kemajuan Sepakbola Nasional'. Masih tak tergerakkah hatimu, melihat rintihan rakyat seperti itu.....? itulah wajah dari kepemimpinan yang otoriter dan kotor, tak akan salah rakyat menilai....

Bangsa kita mungkin amnesia sejarah, namun tugas kami mengingatkan tentang keburukan dari pemimpin. Alangkah sedihnya kami dipimpin oleh seorang pemimpin dari balik terali besi dan selama menjabat tidak pernah ada prestasi yang ditorehakan, belum lagi maraknya kasus suap wasit,''Biarkanlah rakyat memilih dengan bebas dan adil jangan lagi dipenuhi berbagai Rekayasa, kecurangan dan kemunafikkan"

Sepakbola Indonesia memang kembali dibuat gusar. Ulah ketua umum asosiasi sepakbolanya membuat banyak pihak menutup wajah karena malu. Jika kita melongok jauh ke Eropa sana, tiap ketua umum memiliki prestasi berderet, bukan catatan kontroversi yang panjang. Akan tetapi, hegemoni Pemimpin di PSSI sudah terlalu besar. Untuk memotongnya butuh orang-orang yang berjiwa militan, pembaharu dan revolusioner, sosok yang sudah menjadi dambaan Republik Indonesia saat ini.

Jika memang demikian tinggal kerelaaan Sang Pemimpin saja untuk melepas posisinya di PSSI, untuk sedikit memulihkan citra PSSI yang terus memburuk. Toh visi mulianya membawa Indonesia ke Piala Dunia 2020 bisa diteruskan suksesornya nanti....dan anda tinggal menikmati kesuksesan yang akan diraih dari generasi yang berikutnya....Jika memang hati nuranimu bisa mengatakan "HANYA UNTUK INDONESIAKU"

Rasullulloh SAW pernah mengingatkan : "Idza dhuyi'atil amanah fantazhirissa'ah" artinya : Bila disia-siakan amanah maka tunggulah kehancuran..! Lalu sahabat bertanya "Wakaifa idha'atuha..?" Rasullulloh menjawab : "Idza wusidal amru ila khairi ahlihi fantazhirissa'ah". Bila diserahkan urusan yang bukan pada ahlinya maka tunggulah kehancuran..!! Maksudnya bila diserahkan kepemimpinan kepada yang bukan ahlinya dalam hal ini orang yang ahli memegang amanah maka segala sesuatunya kan hancur. Amanah merupakan suatu tanda orang beriman, apabila seseorang tak mampu memegang amanah pertanda orang itu munafik karena itulah dalam suatu Hadist Rasullulloh SAW bersabda (yang artinya) :"Tanda-tanda orang munafik ada tiga : bila berbicara bohong, bila berjanji mungkir,  bila diberi amanat dia khianat (HR.Bukhari muslim dari Ibnu mas'ud)

Mari kita lihat kedepan, berkacalah pada sejarah...jangan biarkan negri ini hancur sehingga prestasi yang seharusnya mudah diraih gugur semua akibat ego seorang pemimpin. Bangunlah negri ini biarkanlah sepak bola merajai dunia, ciptakanlah bibit- bibit unggul, lihatlah pelosok negri ini masih banyak generasi yang berpotensi untuk dibina dan dikembangkan. Buatlah rakyat bangga dengan menyandang negri INDONESIA adakan REVOLUSI jangan biarkan terlambat. Kita bangun Kerajaan yang bersih yang mampu menorehkan deretan prestasi dan rakyatpun dengan bangga akan selalu membelanya.

24 Feb 2011

~Kumpulan Kata-Kata Bijak~

"Saya mencintai kehidupan, tetapi saya tidak takut akan kematian. Betapapun, sebisa mungkin saya lebih suka meninggal paling belakangan."
Georges Simenon-Pencipta Karakter Detektif Fiksi Inspektur Maigret

Setiap kita tersenyum kepada seseorang, tindakan tersebut merupakan perwujudan dari kasih,
anugerah bagi orang itu, dan sesuatu yang sangat indah."
Bunda Teresa Pelayan Kaum Miskin di Calcuta, India

"Kata-kata yang baik memiliki daya kreatif, kekuatan yang membangun hal-hal mulia, dan energi yang menyiramkan berkat-berkat kepada dunia." Lawrence G Lovasik, Motivator dan Konselor Kerohanian Amerika Serikat

"Harta sejati adalah kesehatan, bukan emas dan perak." Mahatma Gandhi (1869-1948), Pemimpin Besar India

Begitulah cinta, ketika ia terurai jadi perbuatan. Ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati... terkembang dalam kata... terurai dalam perbuatan...

"Elemen terpenting kita bukan pada otak. Namun, pada apa yang menuntun otak kita--kepribadian, hati, kebaikan, dan ide-ide progresif." Fyodor Dostoyevsky (1821-1881)

"Harapan adalah tabir alami untuk menyembunyikan ketelanjangan kebenaran."

Alfred Bernhard Nobel, Penemu-Ilmuwan Swedia

"Kecantikan bukan berada pada raut wajah, dia terpancar bagai serunai sinar dari dalam hati." Kahlil Gibran (1883-1931), Pujangga

Hadapilah setiap tantangan yang menghadang dengan lapang dada, seakan Anda telah tersentuh gairah kemenangan." George S Patton (1885-1945) Jenderal AS di Perang Dunia I dan II
 
"Sekuntum mawar akan menjadi kebunku. Seorang sahabat sejati akan menjadi duniaku." Leo Buscaglia (1924-1998), Sastrawan AS 

"Elemen terpenting kita bukan pada otak. Namun, pada apa yang menuntun otak kita--kepribadian, hati, kebaikan, dan ide-ide progresif."  
Fyodor Dostoyevsky (1821-1881), Novelis Rusia"Cinta dan keajaiban memiliki persamaan besar. Keduanya memperkaya jiwa dan mencerahkan hati." Nora Roberts, Novelis Cinta AS




"Mencintai artinya berbagi kebahagiaan demi kebahagiaan orang yang kita cintai." GW Von Leibnitz, Matematikawan-Penemu Kalkulus

"Hampir semua pria memang mampu bertahan menghadapi kesulitan. Namun, jika Anda ingin menguji karakter sejati pria, beri dia kekuasaan."
Abraham Lincoln (1809-1865), Presiden AS ke-19

 

"Kita tidak bisa mengubah masa lalu. Kita tak bisa mengubah sesuatu yang tak bisa dihindari. Satu hal yang bisa kita lakukan adalah berpegang pada tali yang kita punya. Dan itu adalah perilaku yang benar." Charles R Swindoll, Penulis AS

 

"Suatu nasihat dinilai dari hasil, bukan dari niat." Cicero, Filsuf-Negarawan Masa Romawi

"Hanya ada dua kata yang menuntun Anda pada kesuksesan. Kata-kata itu adalah "ya" dan "tidak." Tidak diragukan, Anda telah sangat ahli untuk berkata "ya." Sekarang, berlatihlah berkata "tidak."Cita-cita Anda bergantung padanya.  Jack Canfield, Penulis Seri Buku Laris Chicken Soup for the Soul

Tak ada yang menyambut satu Januari dengan apatis. Karena hari tu adalah awal dari semua hari menjelang dengan penuh harapan, suatu momen melepas masa yang telah ditinggalkan." Charles Lamb, Sastrawan Inggris

"Berbahagialah selalu. Karena itu adalah salah satu cara menjadi bijaksana." Sidonie Gabrielle, Sastrawan Prancis (1873-1954)

"Bertahan hidup artinya selalu siap untuk berubah; karena perubahan adalah jalan menuju kedewasaan. Dan kedewasaan adalah sikap untuk selalu mengembangkan kualitas pribadi tanpa henti." Henri Bergson, Filsuf Prancis (1859-1941)

"Visi bisa jadi adalah kekuatan terbesar kita. Ia selalu membangkitkan daya dan kesinambungan hidup; Ia membuat kita memandang masa depan dan memberi kerangka tentang apa yang belum kita ketahui." Li Ka Shing, Milyuner Hongkong

"Di masa lalu, pemimpin adalah bos. Namun kini, pemimpin harus menjadi partner bagi mereka yang dipimpin. Pemimpin tak lagi bisa memimpin hanya berdasarkan kekuasaan struktural belaka." Ken Blanchard,Pebisnis-Konsultan

"Jangan pernah menyesal setelah Anda mengungkapkan suatu perasaan. Karena jika demikian, Anda sama saja menyesali kebenaran." Benjamin Disraeli, Mantan PM Inggris-Novelis

Jauhilah kebiasaan menggunjing, karena menyebabkan tiga bencana: pertama, doa tak terkabul. Kedua, amal kebaikan tak diterima. Dan ketiga, dosa bertambah (Riwayat Ali bin Abi Thalib)

"Di tiap jengkal kehidupan, sang hujan memang harus tercurahkan.

Kadang hari-hari memang harus dilalui dalam selingkup awan kelabu dan kedukaan."
Henry Wadsworth Longfellow, Pujangga AS (1807-1882)

Kurangnya loyalitas dalam hal apa pun seringkali menjadi salah satu penyebab
utama kegagalan pada perjalanan hidup kita. Napoleon Hill,Sastrawan AS (1883-1970)

"Perubahan adalah kata lain untuk berkembang atau mau belajar. Dan, kita semua mampu melakukannya jika berkehendak." Prof Charles Handy, Filsuf

"Penampilan fisik hanyalah sekilas dari apa yang sebenarnya tidak terlihat."  Anaxagoras, Filsuf Yunani

"Kadang kala, justru keputusan kecil yang akan mampu merubah hidup kita selamanya." Keri Russell, Aktris "Jalan awal terbaik untuk mewujudkan segala impian Anda adalah bangun dan bangkit dari tempat tidur." Paul Valery, Pujangga Prancis (1875-1941)

"Mereka yang berjiwa lemah tak akan mampu memberi seuntai maaf tulus.
Pemaaf sejati hanya melekat bagi mereka yang berjiwa tangguh." Mohandas Gandhi

"Cinta kadang kala merupakan sebuah keajaiban. Namun keajaiban kadang kala
justru hanya sebuah ilusi." Minoo Javan, Selebriti-Penyanyi

"Perdamaian bukanlah berarti ketidakhadiran peperangan semata; Namun, ia adalah sebuah nilai-setonggak karakter kebaikan, kepercayaan, dan keadilan sejati." Baruch Spinoza, Filsuf (1632-1677)

"Jika seseorang belum menemukan sesuatu untuk diperjuangkan hingga akhir hayatnya,
maka kehidupannya tidak berharga." Martin Luther King Jr,Aktivis HAM AS

"Jika Anda bisa membuat orang lain tertawa, maka Anda akan mendapatkan semua cinta yang Anda inginkan." Art Buchwald,Kolumnis Peraih Hadiah Pulitzer

"Karena bukan di telingaku kau membisik, namun di hatiku.
Karena bukan di bibirku kau mengecup, namun di jiwaku." Judy Garland, Aktris Hollywood (1922-1969)

"Ketika kekuatan akan cinta melebihi kecintaan akan kekuasaan, maka dunia pun menemukan kedamaian."  Jimi Hendrix, Gitaris Rock AS

"Ketahuilah, hal-hal terindah di dunia ini terkadang tak bisa terlihat dalam pandangan atau teraba dengan sentuhan; mereka hanya bisa terasakan dengan hati."
Helen Keller, Penulis Tuna Wicara-Netra AS (1880-1968)

“Jangan menjadi pohon kaku yang mudah patah. Jadilah bambu yang mampu bertahan
melengkung melawan terpaan angin.” (Bruce Lee, Aktor Laga Kungfu)

“Bukti tertinggi pencapaian sebuah nilai adalah memiliki kekuasaan
tak terbatas namun tanpa menyalahgunakannya.” (Thomas Babington, Politisi-Sejarahwan)

Kita tidak dapat memperoleh pikiran yang damai kecuali kita dapat berhubungan dengan
Sumber kedamaian yang yang ada di dalam diri kita. Damai yang kamu miliki dalam dirimu, dan jika kamu mencarinya di luar,kamu tidak akan pernah menemukannya.
(Maha Guru Ching Hai)

Pengetahuan ada dua macam :yang telah kita ketahui dengan sendirinya atau
yang hanya kita ketahui dimana ia bisa didapatkan. (George Bernard Shaw)

Orang yang tidak bisa memaafkan orang lain,sama saja dengan orang yang memutuskan
jembatan yang harus dilaluinya,karena semua orang perlu di maafkan. (Thomas Fuller)

Cinta adalah tamu yang selalu datang tanpa undangan tapi kepergiannya tidak pernah diharapkan.Dan sesungguhnya hati akan merasa memiliki cinta apabila cinta itu telah pergi.

Kebebasan itu berasal dari manusia,tidak dari undang-undang atau institusi. (Clarence Darrow)

Anda belum bisa dibilang kaya sampai Anda memiliki sesuatu yang tidak dapat dibeli uang. (Natalie Portman, aktris)

Saya tidak mengetahui kunci menuju kesuksesan,tetapi kunci menuju kegagalan
adalah berusaha untuk menyenangkan semua orang. (Natalie Portman, aktris)

Nilai seseorang itu ditentukan dari keberaniannya memikul tanggung jawab,
mencintai hidup dan pekerjaannya (Kahlil Gibran)

Uang tidak akan pernah cukup untuk menyembuhkan perasaan sakit dan kebingungan. (Wynona Rider, aktris)

Bekerja dengan rasa cinta berarti melebur diri dengan jiwa sendiri,diri orang lain juga Tuhan (Kahlil Gibran)

Kata yang paling indah bagi umat manusia adalah ‘Ibu’ dan panggilan paling indah adalah ‘Ibuku’. Ini adalah kata penuh harapan dan cinta yang keluar dari kedalaman hati paling dalam. (Kahlil Gibran)

Jika Anda tak dapat memahami teman dalam semua keadaan,maka Anda tak akan pernah dapat memahaminya sampai kapanpun. (Kahlil Gibran)
 
Kerja adalah wujud nyata cinta. Jika kita tak dapat bekerja dengan kecintaan namun hanya dengan kebencian, lebih baik tinggalkan pekerjaan itu,lalu duduklah di gerbang rumah ibadah untuk menerima derma dari mereka yang bekerja dengan suka cita (Kahlil Gibran)

Selalu ada keindahan dalam setiap masalah.Itu adalah salah satu cara kita belajar 
Kecantikan bukan di wajah,melainkan cahaya yang keluar dari dalam hati.  (Kahlil Gibran)

Semua yang dimulai dengan rasa marah, akan berakhir dengan rasa malu. (Benjamin Franklin)

Kalau rumput dapat tumbuh melalui semen,cinta dapat ditemukan setiap saat  dalam hidup Anda. (Cher)

Pada saat-saat tertentu,seringkali sebaiknya kita bergantung pada intuisi. (Natalie Portman, aktris)

Orang yang berjiwa besar memiliki dua hati, satu hati menangis dan yang satu lagi bersabar (Khalil Gibran)

Kesatuan dan kesederhanaan adalah dua sumber kecantikan sejati.
(Johann Joachim Winckelmann)

Rasa sakit akan memudar,tetapi kecantikan sejati akan abadi (Pierre Auguste Renoir)

Cinta sejati tidak datang kepadamu,tetapi harus datang dari dalam dirimu.
(Julia Roberts, aktris)

Anda tidak akan pernah salah selama selalu berpegang pada kebenaran.
(Sharon Stone, aktris)

"Dalam setiap keindahan, selalu ada mata yang memandang. Dalam setiap kebenaran, selalu ada telinga yang mendengar. Dalam setiap kasih, selalu ada hati yang menerima."
Ivan Panin, Matematikawan Rusia (1855-1942)

"Waktu terkadang terlalu lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu cepat bagi yang takut, terlalu panjang bagi yang gundah, dan terlalu pendek bagi yang bahagia. Tapi bagi yang selalu mengasihi, waktu adalah keabadian." Henry Van Dyke, Pujangga AS

"Belajar bagaimana cara belajar adalah keahlian terpenting dalam hidup."
Tony Buzan, Penemu Metode Mind Mapping

Cinta monyet: "Aku mencintai karena aku dicintai".
Cinta sejati: "Aku dicintai karena aku mencintai."
Cinta monyet: "Aku mencintaimu karena aku membutuhkanmu."
Cinta sejati: "Aku membutuhkanmu karena aku mencintaimu."
Erich Fromm, Pakar Sosiologis-Psikologi Sosial Filsuf Humanis

"Di tiap musibah yang menimpa Anda, ingatlah untuk bercermin
dan bertanya tentang daya apa yang bisa Anda upayakan guna menarik
pelajaran positif dari kejadian itu." (Epictetus, Filsuf Yunani)

"Dunia bergerak begitu cepat sekarang. Saat seseorang berkata sesuatu tak bisa dilakukan, sesungguhnya dia sudah diinterupsi orang yang telah dapat melakukannya." Elbert Hubbard (1856-1915), penulis, penerbit, filsuf AS

21 Feb 2011

~ Jangan Panggil Aku Akhi ~

Jangan Panggil Aku Akhi
-maaf-  
Aku tidaklah berjenggot, 
Aku tak bercelana cingkrang 
Aku tak mempunyai tanda hitam di jidat
Aku tak punya peci satupun


Aku hanyalah sahabat...
Aku hanya ingin beribadah dengan hikmat
Agar shalatku tak sampai telat
Agar hafalan surat suratku segera tamat


Karena diri ini masih sering khilaf
Sering berlaku salah sehingga butuh kata maaf


Jangan Panggil Aku Akhi
-maaf-   
Aku tak mampu menjadi Imam
Aku tak sanggup menjadi pemimpin
Aku tak seperti yang kau bayangkan
Aku bukanlah seseorang yang penting


Aku hanyalah sahabat


Sungguh sebutan itu tidaklah tepat...
Sunguh aku janji selalu berusaha jadi orang yang bermanfaat
Sungguh hanya untuk keluarga dan para kerabat
Sungguh untuk kehidupan yang baik dunia walakhirat


karna aku lemah dan jiwa ini masih rapuh
setiap berpeluh aku selalu mengeluh




"Tolonglah wahai sahabat janganlah kau panggil aku Akhi"

Derajat Khu'syuk


Ketika malam semakin beranjak, semua terlelap dalam keheningan mencekam
Kubasuh semua kantuk, dan kutanam niat dalam hati untuk menggapai Ridhomu
Kuhadapkan segenap ragaku, kutegakkan garis pemisah antara iman dan kufur
Ketika pertama kali dihisap, ia adalah pembuka dan penutup sifat manusia


Selalu kutanam petuah dalam hati, demi meraih derajat itu
"Wasiat taqwa kepada Allah, sumber pokok segala urusan."
"Hidup adalah pancaran pikiran, keputusan dan pilihan berbekal ilmu darimu"
"Jika sabar melakukannya, akan didapati derajat khusyuk dalam sujud"


Kuyakin engkau adalah segala kasih dalam kekhilafanku
Tak mampu lagi kubendung air mata ini ketika teringat azabmu
Rasa takut, rasa rendah dan hina ketika manghadapmu
Karena bekal pada akal dan pikiran untuk berbagai hakikat ilmu belumlah cukup


Hanya ingin kuraih ridhomu agar mampu mencapai derajat khu'syuk
Kuselipkan doa dalam sujud yang menjadi sumsumnya ibadah
Kurendahkan hati agar semua anggota badan ikut tunduk dalam keikhlasan
Menyerah dan tunduk pada perintah, atas ketetapan dan keagungan Allah


Selalu kusisipkan doa demi memohon kekuatan untuk mencapai surgamu
Jatuh bangun aku menggapainya, Ingin kuraih derajat itu
Kubuang segala rasa dan segala dosa melebur beriring derai air mata
Walau sulit, ketika hati tak mampu menyatu dalam gerak.


Suci batin  semata tagarrub  kepada Allah dan bertasbih kepadanya.
Kubuang dominasi nafsu dalam hati untuk menuju puncaknya dzikir
Aku tak mampu menggapainya jika tak kau ijinkan
Hanya maut sumber segala kekuatan untuk melepas urusan duniawi


Cukupkanlah jiwa ini, agar hati lapang tentram pikiran tak bercabang
Begitu tinggi puncak itu, yang mampu kuraih hanya dengan ijinmu
Begitu besar harapan itu, yang mampu kuraih hanya dengan rachmatmu
Begitu Nikmat pencapaian itu, tatkala aku mampu meraih derajat khusyuk

Semua daya dan upaya hanya mampu terwujud karenamu
Jangan palingkan hati selain hanya kepada Allah azza wa jalla
Jangan biarkan lalai sehingga larut dalam kesenangan sesaat
Jauhkanlah rasa berbangga dan takabur hingga terjerat dalam Ri'ya













~ Mukjijat Cinta Istri ~

Di Madinah ada seorang wanita cantik shalihah lagi bertakwa. Bila malam mulai merayap menujutengahnya, ia senantiasa bangkit dari tidurnya untuk shalat malam dan bermunajat kepada Allah.Tidak peduli waktu itu musim panas ataupun musim dingin, karena disitulah letak kebahagiaan d...an ketentramannya. Yakni pada saat dia khusyu’ berdoa, merendah diri kepada sang Pencipta, dan berpasrah akan hidup dan matinya hanya kepada-Nya.
 
Dia juga amat rajin berpuasa, meski sedang bepergian. Wajahnya yang cantik makin bersinar oleh cahaya iman dan ketulusan hatinya.
Suatu hari datanglah seorang lelaki untuk meminangnya, konon ia termasuk lelaki yang taat dalam beribadah. Setelah shalat istiharah akhirnya ia menerima pinangan tersebut. Sebagaimana adat kebiasaan setempat, upacara pernikahan dimulai pukul dua belas malam hingga adzan subuh. Namun wanita itu justru meminta selesai akad nikah jam dua belas tepat, ia harus berada di rumah suaminya. Hanya ibunya yang mengetahui rahasia itu. Semua orang ta’jub.
Pihak keluarganya sendiri berusaha membujuk wanita itu agar merubah pendiriannya, namun wanita itu tetap pada keinginannya, bahkan ia bersikeras akan membatalkan pernikahan tersebut jika persyaratannya ditolak. Akhirnya walau dengan bersungut pihak keluarga pria menyetujui permintaan sang gadis.

Waktu terus berlalu, tibalah saat yang dinantikan oleh kedua mempelai. Saat yang penuh arti dan mendebarkan bagi siapapun yang akan memulai hidup baru. Saat itu pukul sembilan malam. Doa ‘Barakallahu laka wa baaraka alaika wa jama’a bainakuma fii khairin’ mengalir dari para undangan buat sepasang pengantin baru. Pengantin wanita terlihat begitu cantik. Saat sang suami menemui terpancarlah cahaya dan sinar wudhu dari wajahnya. Duhai wanita yang lebih cantik dari rembulan, sungguh beruntung wahai engkau lelaki, mendapatkan seorang istri yang demikian suci, beriman dan shalihah.

Jam mulai mendekati angka dua belas, sesuai perjanjian saat sang suami akan membawa istri ke rumahnya. Sang suami memegang tangan istrinya sambil berkendara, diiringi ragam perasaan yang bercampur baur menuju rumah baru harapan mereka. Terutama harapan sang istri untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah.

Setibanya disana, sang istri meminta ijin suaminya untuk memasuki kamar mereka. Kamar yang ia rindukan untuk membangung mimpi-mimpinya. Dimana di kamar itu ibadah akan ditegakkan dan menjadi tempat dimana ia dan suaminya melaksanakan shalat dan ibadah secara bersama-sama. Pandangannya menyisir seluruh ruangan. Tersenyum diiringi pandangan sang suami mengawasi dirinya.

Senyumnya seketika memudar, hatinya begitu tercekat, bola matanya yang bening tertumbuk pada sebatang mandolin yang tergeletak di sudut kamar. Wanita itu nyaris tak percaya. Ini nyatakah atau hanya fatamorgana? Ya Allah, itu nyanyian? Oh bukan, itu adalah alat musik. Pikirannya tiba-tiba menjadi kacau. Bagaimanakah sesungguhnya kebenaran ucapan orang tentang lelaki yang kini telah menjadi suaminya.

Oh…segala angan-angannya menjadi hampa, sungguh ia amat terluka. Hampir saja air matanya tumpah. Ia berulang kali mengucap istighfar, Alhamdulillah ‘ala kulli halin. “Ya bagaimanapun yang dihadapi alhamdulillah. Hanya Allah yang Maha Mengetahui segala kegaiban.”
Ia menatap suaminya dengan wajah merah karena rasa malu dan sedih, serta setumpuk rasa kekhawatiran menyelubung. “Ya Allah, aku harus kuat dan tabah, sikap baik kepada suami adalah jalan hidupku.” Kata wanita itu lirih di lubuk hatinya. Wanita itu berharap, Allah akan memberikan hidayah kepada suaminya melalui tangannya.

Mereka mulai terlibat perbincangan, meski masih dibaluti rasa enggan, malu bercampur bahagia. Waktu terus berlalu hingga malam hampir habis. Sang suami bak tersihir oleh pesona kecantikan sang istri. Ia bergumam dalam hati, “Saat ia sudah berganti pakaian, sungguh kecantikannya semakin berkilau. Tak pernah kubayangkan ada wanita secantik ini di dunia ini.” Saat tiba sepertiga malam terakhir, Allah ta’ala mengirimkan rasa kantuk pada suaminya. Dia tak mampu lagi bertahan, akhirnya ia pun tertidur lelap. Hembusan nafasnya begitu teratur. Sang istri segera menyelimutinya dengan selimut tebal, lalu mengecup keningnya dengan lembut. Setelah itu ia segera terdorong rasa rindu kepada mushalla-nya dan bergegas menuju tempat ibadahnya dengan hati melayang.

Sang suami menuturkan, “Entah kenapa aku begitu mengantuk, padahal sebelumnya aku betul-betul ingin begadang. Belum pernah aku tertidur sepulas ini. Sampai akhirnya aku mendapati istriku tidak lagi disampingku. Aku bangkit dengan mata masih mengantuk untuk mencari istriku. Mungkin ia malu sehingga memilih tidur di kamar lain. Aku segera membuka pintu kamar sebelah. Gelap, sepi tak ada suara sama sekali. Aku berjalan perlahan khawatir membangunkannya. Kulihat wajah bersinar di tengah kegelapan, keindahan yang ajaib dan menggetarkan jiwaku. Bukan keindahan fisik, karena ia tengah berada di peraduan ibadahnya. Ya Allah, sungguh ia tidak meninggalkan shalat malamnya termasuk di malam pengantin. Kupertajam penglihatanku. Ia rukuk, sujud dan membaca ayat-ayat panjang. Ia rukuk dan sujud lama sekali. Ia berdiri di hadapan Rabbnya dengan kedua tangan terangkat. Sungguh pemandangan terindah yang pernah kusaksikan. Ia amat cantik dalam kekhusyu’annya, lebih cantik dari saat memakai pakaian pengantin dan pakaian tidurnya. Sungguh kini aku betul-betul mencintainya, dengan seluruh jiwa ragaku.”

Seusai shalat ia memandang ke arah suaminya. Tangannya dengan lembut memegang tangan suaminya dan membelai rambutnya. Masya Allah, subhanallah, sungguh luar biasa wanita ini. Kecintaannya pada sang suami, tak menghilangkan kecintaannya kepada kekasih pertamanya, yakni ibadah. Ya, ibadah kepada Allah, Rabb yang menjadi kekasihnya. Hingga bulan kedepan wanita itu terus melakukan kebiasaannya, sementara sang suami menghabiskan malam-malamnya dengan begadang, memainkan alat-alat musik yang tak ubahnya begadang dan bersenang-senang. Ia membuka pintu dengan perlahan dan mendengar bacaan Al-Qur’an yang demikian syahdu menggugah hati. Dengan perlahan dan hati-hati ia memasuki kamar sebelah. Gelap dan sunyi, ia pertajam penglihatannya dan melihat istrinya tengah berdoa. Ia mendekatinya dengan lembut tapi cepat. Angin sepoi-sepoi membelai wajah sang istri. Ya Allah, perasaan laki-laki itu bagai terguyur. Apalagi saat mendengar istrinya berdoa sambil menangis. Curahan air matanya bagaikan butiran mutiara yang menghiasi wajah cantiknya.
Tubuh lelaki itu bergetar hebat, kemana selama ini ia pergi, meninggalkan istri yang penuh cinta kasih? Sungguh jauh berbeda dengan istrinya, antara jiwa yang bergelimang dosa dengan jiwa gemerlap di taman kenikmatan, di hadapan Rabbnya.

Lelaki itu menangis, air matanya tak mampu tertahan. Sesaat kemudian adzan subuh. Lelaki itu memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini, ia lantas menunaikan shalat subuh dengan kehusyuan yang belum pernah dilakukan seumur hidupnya.

Inilah buah dari doa wanita shalihah yang selalu memohonkan kebaikan untuk sang suami, sang pendamping hidup.

Beberapa tahun kemudian, segala wujud pertobatan lelaki itu mengalir dalam bentuk ceramah, khutbah, dan nasihat yang tersampaikan oleh lisannya. Ya lelaki itu kini telah menjadi da’i besar di kota Madinah.
Memang benar, wanita shalihah adalah harta karun yang amat berharga dan termahal bagi seorang lelaki bertakwa. Bagi seorang suami, istri shalihah merupakan permata hidupnya yang tak ternilai dan “bukan permata biasa”.

(Dari kumpulan kisah nyata, Abdur Razak bin Al Mubarak)
~Oase Imani~

20 Feb 2011

Bahaya Curhat


Ketika masalah datang dan kita mulai mencari-cari jawaban dari semua permasalahan yang terjadi, tanpa kita sadari kita langsung melakukan searching terhadap siapapun yang terlihat peduli terhadap apa yang kita alami akhirnya CURHAT. Teknik Curhat yang biasa digunakan umumnya hanya akan memperluas jaringan kesulitan dalam permasalahan hidup, apalagi jika diutarakan pada orang yang kurang tepat. Hal ini hanya akan menimbulkan kerugian karena otomatis akan berderet antrian panjang untuk ikut memperluas jaringan kesulitannya.

Jangan ceritakan masalah pada orang lain karena umumnya 80% tidak peduli dan sisanya 20 % lagi akan mendapatkan kesenangan karena anda mendapatkan kesulitan (Lou Haltz)


Seringkali rasa sesak di dada memicu kita untuk segera menceritakan kepada orang lain, hati-hati bila hal ini terjadi biasanya selalu ada dua sisi pendengar, yang baik dan sebaliknya. Jangan lupa selalu ingat pada Allah ketika kita ditimpa masalah seberat apapun segeralah pergi menghadapnya kemudian berserah diri dan mohon ampunlah kepadanya.

Curhat akan menimbulkan dampak yang luar biasa, jika hal ini dilakukan terhadap lawan jenis lambat laun akan menimbulkan rasa simpati dan berujung pada perselingkuhan. Hal ini yang kerap kali dilakukan tanpa sadar dan yang menjadi pokok perbincangan tak lain adalah pasangan hidupnya sendiri. Akibatnya menjurus pada Gibah, ”Gibah itu akar dari segala kejahatan“. Gibah dalam hal ini adalah membincangkan pasangan hidupnya dan lama kelamaan akan menganggap lawan bicara terlihat melebihi dari pasangannya, dari sinilah mulai timbul kesulitan baru yang tanpa disadari akan terasa asyik menikmatinya. Berapa dosa yang dapat dihitung akibat ini mulai dari perselingkuhan, kebohongan, perzinahan dan kadang berujung dengan pembunuhan...Naudzubilahhimindzalik..

Akibat CURHAT seseorang bisa jadi tersangka, masih ingat dengan kejadian-kejadian akibat curhat di Dunia maya..? akhirnya seseorang bisa dijadikan tersangka. meskipun tak sedikit pula yang akhirnya mengundang rasa simpati. Jangan terbiasa curhat pada sembarang orang karena hanya akan merugikan diri sendiri.

Curhatlah hanya pada Allah, atau kalau pun terpaksa harus sharing, maka Curhatlah kepada orang-orang yang menurut Anda ia sangat dekat kepada Allah. Lihatlah kutipan-kutipan berikut ini

“Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya.” (HR. Ath-Thabrani).

"Barang siapa yang tertimpa musibah, lalu menceritakannya kepada orang lain, maka tak kan tertutup keperluannya.” (HR. Abu Dawud dan Turmudzi).

"Siapa saja yang menyerahkan kesusahannya kepada Allah, maka Allah akan memberinya rizki, baik segera atau lambat.” (HR. Abu Dawud dan Turmudzi).


Jika permasalahan timbul segeralah kita menyendiri untuk mengingat Allah sehingga terbaca hikmah kehadiran tanda-tanda-Nya. Jangan sibuk mencari orang lain untuk diajak curhat, menyendiri sambil mengingat Allah akan menjauhkan kita dari gunjingan, karena bergunjing hanya akan menuntun kita pada dosa-dosa lainnya. Menyibukkan diri dalam usaha mencegah curhat (mengeluh, meratapi bahkan menyesali) adalah jihad, bahkan termasuk jihad terbesar. Jihad melawan musuh-musuh Allah mungkin hanya untuk waktu tertentu dalam kehidupan seseorang. Tetapi pertarungan mengendalikan ego hanya akan berakhir ketika hidup orang tersebut berakhir. Usaha untuk membebaskan ego dari kemunafikan, prasasangka, dan bangga diri merupakan sebuah misi kehidupan yang panjang dan terus menerus.

Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW,bersabda,

“Orang kuat itu bukanlah orang yang menang bergulat, tetapi orang yang dapat menahan dirinya ketika marah “(HR.Muslim).

Juga Rasulullah SAW mengingatkan,

“Tidak lurus keimanan seorang hamba hingga kalbunya lurus, dan tidaklah lulus kalbunya hingga lisannya lurus. Dan seseorang tidak akan masuk surga bila tetangganya tidak merasa aman dari berbagai kejahatannya “ (HR.Ahmad). 

Wallahualam. **

16 Feb 2011

Hati Menolak Mata Melihat

Menonton tayangan Televisi yang akhir-akhir ini dipenuhi tayangan yang tidak edukatif, seperti kekerasan, pornografi, mistik, horor, komedi slapstick dan berbagai tontonan diluar batas kewajaran.Tak ketinggalan juga berbagai sinetron yang akrab dengan berbagai kekejaman dimana pemeran utama kerap kali menjadi orang yang tersiksa terus menerus membuat hati saya miris, bagaimana tidak semuanya menjadi tontonan yang sudah dianggap layak dan terbiasa bagi anak-anak yang cenderung mudah meniru apa yang ditontonnya, sehingga kekerasan dianggap hal yang biasa. Belum lagi berbagai video porno/gambar-gambar porno yang kerap muncul secara tiba-tiba di internet ketika kita klik salah satu info menarik yang didalamnya ternyata deretan gambar-gambar porno. Sehingga timbul istilah jebakan Batman atau apalah...yang membuat hati menolak dan dengan terpaksa mata melihat. Bayangkan di Internet saja menurut informasi sudah ada sekitar 66 jebakan batman, yang dengan mudahnya dilihat oleh anak-anak.

Ketika kejadian masalah "video porno artis"  mencuat, wow....reaksi masyarakat begitu hebatnya bahkan di setiap stasiun televisi tak sedetikpun terlewatkan. Begitu banyak hujatan sementara mata ingin melihat, terbukti begitu tingginya lonjakan angka penjualan video porno ini. Kita jangan berlaku layaknya orang munafik. Apa artinya mulut kita menghujat, bila mata kita terus saja melihat gambar dan video porno tersebut. Apa gunanya mulut kita mencaci, bila kita ikut menikmati tayangan mesum tersebut. Apa bedanya kita dengan mereka, yang ada kita sama-sama berdosa. Memori saya masih sangat jelas mengingat kejadian saat itu dimana setiap orang selalu mempergunjingkan masalah video mesum sementara setiap HP tak pernah luput dari video tersebut dan dengan bangganya mempertotonkan miliknya kepada orang lain yang belum pernah melihatnya....Naudzubillahhimindzalik !


Siapa pun mereka, yang mempertotonkan hal-hal yang dilarang (video porno, gambar porno, dan sejenisnya),  sudah jelas dosa dan ancaman hukumannya, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Namun sayangnya, dosa yang mereka lakukan justru diikuti oleh banyak orang dengan membicarakan dan kemudian ingin menontonnya dengan penuh rasa penasaran. Bila hati menolak jangan biarkan mata melihat dan akhirnya mempergunjingkannya  hingga membuat orang yang lemah iman menjadi penasaran dan akhirnya justru ingin melihatnya. Jika itu yang terjadi, siapkanlah diri Anda untuk menanggung dosanya.

Jika hal ini terjadi pada diri kita ketika keinginan untuk melihat-lihat informasi di internet kemudian disuguhi tontonan yang membuat hati menolak, lebih baik kita diam sejenak perbanyak istigfar jangan biarkan mata terus menerus melihat. Jangan mulut kita sibuk mencaci tapi lupa bertanya pada diri sendiri apakah kita juga tidak takut dosa. Apakah membicarakan, melihat gambar, dan menonton tayangan mesum tidak berdosa?

Kiamat semakin mendekat, ini bukan sekedar ungkapan. Tanda-tanda akhir jaman sudah semakin jelas terlihat. Salah dianggap lumrah, dosa dianggap biasa. Pejabat mengkhianati rakyat, korupsi dijadikan hobi dan profesi. Perzinaan tak hanya di kota-kota besar, tapi sudah masuk ke pelosok-pelosok desa. Tontonan dijadikan tuntunan, yang benar-benar tuntunan malah diabaikan. Kanan kiri, depan belakang kita dipenuhi dengan fitnah-fitnah dunia. Hampir tak ada celah lagi untuk menyelamatkan diri, kecuali jika kita membekali diri dengan keimanan dan ketakwaan. Hidup di akhir jaman bukan berarti kita harus terlibat maksiat. Kembali kepada Al-Qur'an dan sunnah nabi adalah satu-satunya jalan agar kita bisa selamat. Insya Allah.

Marilah mulai detik ini kita flashback, lakukan perubahan dan perbaiki diri, perbanyak intropeksi jangan biarkan kita mudah terbawa arus sehingga perbuatan salah dianggap hebat dan menganggap kuno jika kita ketinggalan informasi karena belum melihat tontonan yang menghebohkan. Belajarlah dari pengalaman lihatlah pelaku-pelaku yang terlibat dalam pembuatan maupun pemain dalam video-video tersebut, bagaimana nasib mereka sekarang....? Jangan biarkan hal ini terjadi pada anak-anak kita, jangan biarkan masa depan mereka hancur. Luangkan waktu agar lebih sering memantau perkembangan mereka. Kembalilah pada tuntunan AL Quran dimana segala sesuatunya dapat menjadi penawar maupun obat dari segala macam problematika kehidupan.

15 Feb 2011

Tanya Jawab Antara Ustadz dan Santri Mengenai Perayaan

Santri : " Ustadz, fenomena apa yang terjadi di negri ini. Kenapa ko lebih banyak yang ngerayain Valentine dari pada ngerayain Maulud Nabi....?  Valentine kan bukan budaya Islam atau budaya Indonesia....?"

Ustadz : " Hah...ana juga pusing, hari gini masih banyak yang belum tau kalau perayaan Valentine itu haram hukumnya. Ini pertanda negri ini bobrok atau memang anak mudanya yang pengen kebarat-baratan, bukannya itu budayanya kafir.....Masya..Allah..Kasihan sekaligus kita prihatin sama saudara2 kita umat muslim yang latah ikut2an merayakan hari valentine, mungkin mereka tidak tahu ataukah pura2 tidak tahu bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah sesuatu yang haram yang akan menjerumuskan mereka kedalam kekafiran?

Santri : " Sabar Ustadz.....!!"

Ustadz : "Ana sih udah cukup sabar, yang ana ga sabar liat ente kok sedari tadi  cuma mandangin coklat terus. Dimakan kenapa....?"

Santri : "Nah ini Ustadz yang lagi saya pikirin, nih coklat hadiah valentine juga. Mau dimakan sayang... masalahnya ni coklat pemberian kekasih hati "

Ustadz : " Nah ini yang bahaya, ente tu paling pinter menilai keburukan orang lain, padahal ente sendiri latah ngikut-ngikut kebudayaan kafir. Yang ana ga habis pikir, liat tontonan di TV judulnya memperingati Maulud Nabi, tapi dirayain pake acara dengan lagu-lagu cinta monyet, band-band yang tampil super norak tak luput jeritan penonton bayaran yang super norak. Andaikata Rasulullah tau, apa seneng beliau ngeliat hari kelahirannya diperingati dengan cara seperti itu. Nabi berdakwah dengan gigih di awal periode makkah. dilemparin kotoran unta, dicekik pake sorban, dikencingin dari atap, dilempari batu sampe berdarah-darah, dikepung belasan orang dengan pedang di tangannya, sampe jadi MOST WANTED di Makkah dengan hadiah seratus ekor unta untuk kepalanya, NABI SEMUA PERNAH NGALAMIN INI!! apa mereka ga tau pengorbanan Nabi seperti itu..? Ini sih bener-bener penghinaan !"

Santri : " Iya paling enggak kalau niatnya mau memperingati Maulud Nabi musti dilakukan secara islami begitu, jadi hubungannya dengan Valentine gimana pa Ustadz.....?"

Ustadz : " Ini ni yang sedari tadi ngebuat ana jadi ga sabar, kagak ada hubungan apapun antara Valentine dan Maulud Nabi. Merayakan kedua duanya tak pernah diajarkan oleh Rasululloh. Berpartisipasi sekecil apa pun dalam perayaan Valentine, bahkan sekedar mengucapkannya, adalah haram hukumnya apalagi ikut-ikutan merayakannya, tapi jika hanya sekedar memperingatinya Maulud Nabi ana sih setuju-setuju aja. Secara umum para ulama salaf menganggap perayaan Maulid Nabi itu hukumnya bid`ah. Karena tidak pernah diperintahkan oleh Rasulullah saw dan tidak pernah dicontohkan oleh para shahabat, namun bid'ahnya adalah bid’ah hasanah (sesuatu yang baik)"

Santri : "Saya pernah membaca dari buku terbitan kementrian agama Arab Saudi bahwa Peringatan Maulid Nabi tidak pernah dilakukan dan dicontohkan pada masa Nabi Muhammad SAW maupun pada masa sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW. Dalam buku tersebut diperkuat pula dengan hadist-hadist shahih. Yang ingin saya tanyakan adalah: "Bagaimana dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia apakah ada hadist yang membenarkannya dan bagaimana sikap kita untuk menghadapi sesuatu yang dikatagorikan bid'ah?"

Ustadz : "Secara khusus, Nabi Muhammad SAW memang tidak pernah menyuruh hal-hal demikian. Karena tidak pernah menyuruh, maka secara spesial pula, hal ini tidak bisa dikatakan "masyru'" [disyariatkan], tetapi juga tidak bisa dikatakan berlawanan dengan teologi agama. Yang perlu kita tekankan dalam memaknai aktifitas-aktifitas itu adalah "mengingat kembali hari kelahiran beliau --atau peristiwa-peristiwa penting lainnya-- dalam rangka meresapi nilai-nilai dan hikmah yang terkandung pada kejadian itu". Misalnya, hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Itu bisa kita jadikan sebagai bentuk  mengingat kembali diutusnya Muhammad SAW  sebagai Rasul. Jika dengan mengingat saja kita bisa mendapatkan semangat-semangat khusus dalam beragama, tentu ini akan mendapatkan pahala. Apalagi jika peringatan itu betul-betul dengan niat "sebagai bentuk rasa cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW". 

Santri : "Jadi yang mau memperingati Maulid Nabi hanya dengan satu tujuan, mencontoh prilaku Nabi Kita, bagi yang tidak memperingatinya ya tidak apa2, yang penting perbedaan2 seperti ini jangan sampai membuat ukhuwah silaturahmi kita sebagai sesama muslim tercerai berai karena perkara yang sebenarnya tak perlu dipermasalahkan dan dibesar-besarkan, apalagi dijadikan sebagai bahan perdebatan yang tidak berkesudahan. Begitu mungkin Ustadz kira-kiranya." Ucap santri sambil terus menerus memandangi coklat yang hanya ingin dimakan bersama sang kekasih.

Ustadz : " Tumben ente pinter, Sini coklatnya biar ana makan kebeneran banget udah lama juga ana ga makan coklat..!" Pinta ustadz sambil menarik coklat dari genggaman tangan santri.

Santri : "...........???"





14 Feb 2011

~ Sedikit Asal........~

 Bismillahirohmaanir rohiim...


"Buat pemirsa yang imannya lagi drop,.....sekedar charged al-iman ketika grafiknya turun..... mudah2an belum sampe anjlok  !!"

Segala sesuatu tak ada yang dapat diperoleh dengan mudah, untuk mendapatkan apapun harus penuh perjuangan, diperlukan ketangguhan, ketekunan dan yang lebih penting lagi adalah kontinuitas. Kontinuitas dalam beribadah memang sulit. Perlu pengorbanan, perlu kekuatan mujahadah (kesungguhan) melawan keinginan yang bisa mematahkan kontinuitas ibadah, Perlu kepasrahan dan ketundukan penuh pada Allah, untuk meraih suplai energi yang mampu mengalahkan rasa sombong dan ujub. Perlu kesabaran berlipat untuk bisa bertahan menjalani ragam tantangan dan halangan yang pasti dijumpai dalam memelihara kontinuitas ibadah. Tapi, itulah harga yang mesti dibayar untuk kenikmatan surga di akhirat. Bahkan bukan hanya di akhirat, sesungguhnya buah kontinuitas ibadah itu, meski sedikit, sudah bisa dipetik sejak di dunia.


Jangan berharap hasil jika dikerjakan secara instan, "Mengapa aku sudah berdoa bahkan aku memohon hingga habis air mataku, tetapi permohonanku belum juga dikabulkan..?". Itulah yang kerap kali terjadi, berdoa satu kali  ingin langsung terkabul.  Allah SWT tidak menghendaki yang demikian. Dalam hal ini diperlukan suatu rutinitas dalam berproses dan menjaganya secara kontinyu maka Allah akan menentukan hasilnya.

Yang sedikit asal.......

Ada beberapa alasan mengapa amal yang sedikit tapi berkelanjutan jauh lebih baik daripada amal besar yang tidak berkelanjutan.

1.Menandakan Keikhlasan 
Ibadah yang dilakukan hanya karena sesaat, saat sedang susah, saat sedang butuh, saat ingin dan semua yang bersifat  temporal, yang sifatnya sewaktu-waktu, tidak kontinu, yang hanya disesuaikan dengan keadaan, adalah tanda keikhlasan yang belum sernpurna. Sebab umumnya aktivitas ibadah yang dilakukan tidak secara terus menerus lebih dimotivasi oleh kondisi lahir dan urusan duniawi. Pendekatan diri kepada Allah dilakukan ketika sedang butuh. Ketika sedang mengalami kesulitan, ketika sedang tertimpa musibah, ketika sedang diuji dengan kesempitan, kesusahan, ia meminta agar Allah menolong dan membantunya meringankan penderitaannya, Tapi ketika semua kesulitan itu telah hilang, ia meninggalkan amal-amal ibadah yang sebelumnya dilakukan.
Perhatikan firman Allah swt yang artinya,“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdo’a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat) seolah-olah dia tidak pernah berdo’a kepada Kami untuk (dihilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (Qs. Yunus: 12)

Berbeda dengan hamba Allah yang ikhlas, yang tetap istiqamah melakukan ibadah dan amal shalih. Saat diberi kesulitan ia duduk bersimpuh dan sujud memohon pertolongan Allah. Dan ketika diberi kelapangan ia akan semakin banyak bersyukur dan mendekat pada Allah yang melapangkan kehidupannya.Setiap kita memerlukan rasa nyaman, damai dan tenang. Itulah di antara buah istiqamah dalam kebaikan yang dilakukan. Amal shalih, apalagi yang dilakukan secara terus- menerus, meski sedikit akan menciptakan suasana damai dan tenang di dalam hati.

Rutinitas ibadah dalam berbagai bentuknya akan membina jiwa seseorang menjadi lebih dekat dengan Allah swt. Kontinuitas melakukan ibadah itulah yang membentuk jiwa menjadi seperti itu. Kebahagiaan dan kelezatan dalam hati orang-orang yang dekat dengan Allah tak bisa dirasakan kecuali oleh mereka yang merasakan kebahagiaan itu. Lihatlah perkataan para salafushalih, “Kasihan sekali orang-orang yang lalai itu. Mereka keluar dari dunia tapi mereka belum merasakan puncak manisnya dunia." Puncak manisnya dunia, bagi mereka ada pada kedamaian dan kenikmatan hidup bersama Allah swt. Ada pula yang mengatakan, “Andai para raja dan para pangeran itu mengetahui  kenikmatan apa yang dirasakan oleh para ahli takwa, niscaya mereka akan berusaha merebut kenikmatan itu dengan pedang terhunus." (Ighatsatul Lahfan, Ibnul Qayyim)

Ibnu Taimiyah saat di dalam penjara justru merasakan kenikmatan ujian itu. Dalam sebuah surat kepada murid-muridnya ia menulis, “Kami Alhamdulillah dan syukur pada Allah, berada dalam kenikmatan agung yang setiap hari terus bertambah. Allah memperbarui nikmat-Nya demi nikmatnya yang lain. Saya dalam keadaan baik. Kedua mata saya bahkan lebih baik dari sebelumnya. Kami berada dalam nikmat yang sangat besar, yang tak mampu dihitung dan dihisab."

2. Gunakan Strategi
Seperti hendak berperang saja ko harus menggunakan strategi...? Ibadah yang sedikit tapi dilakukan secara rutin adalah salah satu strategi, karena dengan adanya rutinitas otomatis dalam hati kita tak akan ada ruang sedetikpun tanpa mengingat Allah. Mulut kita selalu dipenuhi dengan dzikir, hati pikiran dan semua gerak tubuh kita semata hanya untuk mengharap ridho Allah.

Allah swt berfirman, “Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus masjid al-Haram, kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah, dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang dzalim. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan." (Qs. at-Taubah: 19-20) 

Dalam hadits shahih disebutkan bahwa iman itu memiliki enam puluh lebih cabang – atau tujuh puluh lebih – yang paling tinggi adalah Laa ilaaha illa Allah, dan yang paling  rendah ialah menyingkirkan penghalang yang ada di jalan.” Hal ini menunjukkan bahwa jenjang iman itu bermacam-macam nilai dan tingkatannya. Orang yang mengetahui sunnah, hukum halal haram, jalan kebaikan dan keburukan, kemudian ia tetap berbaur dengan manusia mengajarkan mereka dan menasihati mereka tentang Islam itu lebih baik daripada ia sendiri melakukan sholat dan menghabiskan waktu untuk membaca Al Quran dan tasbih. Disinilah strategi digunakan dari tujuh puluh cabang lebih gunakanlah tingkatan yang paling tinggi, gunakanlah doa-doa yang paling mujarab dengan kontinuitas yang tinggi. Yang sedikit tapi kontinyu adalah bahan bakar yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan dengan baik.

Orang yang ingin mencari ridha Allah dan memperoleh kebahagiaan akhirat, dan bahkan setiap orang yang pergi mencapai tujuannya tidak akan tercapai kepada tujuannya kecuali dengan dua kekuatan: yakni kekuatan ilmu dan kekuatan amal. Demikian ujar Ibnul Qayyim rahimahullah. Kekuatan ilmu akan menerangkan jalan dan memposisikan pelakunya agar sampai pada tujuannya, terhindar dari bahaya dan tempat-tempat yang terlarang, atau menjadikannya tersesat. Sedangkan kekuatan amal adalah kekuatan untuk istiqamah dan tetap berupaya melanjutkan perjalanan. Upaya untuk bisa bertahan dan istiqamah melanjutkan perjalanan, adalah dengan mengetahui dan memanfaatkan kemudahan yang diberikan Allah dalam beribadah.

Maka, kita harus berupayakan sekuat daya untuk meningkatkan amal perbuatan setiap saat. Berkomitmen pada jalan kebaikan. Sikap berlebihan dan pemaksaan diri dalam melakukan amal, tak jarang dapat mengeluarkan seseorang dari jalur yang benar akibat diterpa kejenuhan dan rasa bosan.

Dengarkan cerita Buraidah yang suatu ketika pergi keluar rumah untuk sebuah keperluan. Kebetulan saat itu ia bertemu dengan Rasulullah dan berjalan bersamanya. “Dia menggandeng tangan saya, dan kami bersama-sama pergi. Kemudian di depan kami ada seorang lelaki yang memperpanjang ruku’ dan sujudnya. Nabi saw bertanya, “Apakah kamu melihat bahwa orang itu melakukan riya?", Abu berkata, ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Kemudian beliau melepaskan tanganku, dan membetulkan kedua tangan orang itu dan mengangkatnya sambil bersabda, "Ikutilah petunjuk yang pertengahan.." (Disebutkan oleh al-Haitsami dan Ahmad dalam Majma Zawaid, 1: 62).

Amal yang kontinu pasti berat dilakukan. Tapi, itu biasanya terjadi hanya pada awalnya saja. Ibarat memutar sebuah roda. Terasa berat hanya pada awal putaran. Tapi pada putaran kedua dan ketiga-nya, roda itu akan lebih mudah diputar. Demikian juga dengan kondisi jiwa manusia.

3. Tinggalkan Yang Sedikit
"Lho.....kok...?" Jangan heran dulu, sedikit dalam hal ini adalah sedikit kwadrat itu yang harus ditinggalkan. "Masudnya....?" Sedikit yang demikian ini yang akan meninggalkan ibadah yang dengan susah payah kita bangun menjadi pudar dan lapuk.
"Nabi Muhammad SAW adalah sebaik-baik suri tauladan bagi kita semua. Sebisa dan semaksimal mungkin, kita mencontoh tutur kata, perilaku, dan perbuatan beliau dalam kehidupan kita sehari-hari. Tidak mudah, namun juga bukan hal yang mustahil, sebab nabi adalah manusia, kita pun manusia meskipun ada bedanya. Kita hanya perlu membuang ‘sedikit’ dari kebiasaan kita agar sesuai dengan kebiasaan nabi."
Sedikit dalam hal ini mengandung perbedaan, pertama beda kita dengan nabi adalah nabi sedikit tidur, sedangkan kita sedikit-sedikit tidur. Jika kita ingin mencontoh nabi, buanglah satu kata sedikit pada kebiasaan kita, dari sedikit-sedikit tidur menjadi sedikit tidur.
Hal yang kedua beda kita dengan nabi adalah nabi sedikit makan, sedangkan kita sedikit-sedikit makan. Jika kita ingin mencontoh nabi, buanglah satu kata sedikit pada kebiasaan kita, dari sedikit-sedikit makan menjadi sedikit makan “. Sedikit-sedikit malas, sedikit-sedikit mengeluh, sedikit-sedikit marah dan masih banyak lagi dari sedikit-sedikit yang lainnya,  inilah yang harus kita tinggalkan menjadi "sedikit asal........ kontinyu" 


" YA Allah, karuniakanlah kesempatan padaku, untuk menikmati amal ibadah yang kontinyu..."




13 Feb 2011

Ambil Teladan Dari lebah

Dalam hal ini saya ingin membahas karakter manusia yang dikehendaki Allah SWT yang dapat berkaca pada seekor lebah. Lebah adalah binatang yang mempunyai karakter yang sangat membanggakan, sehingga Rasulullah pernah berkata bahwa "Orang Mu'mim" layaknya binatang lebah. Karakter dasar manusia sebenarnya cenderung seperti lebah sesuai dengan Surah ke-16 adalah An Nahl yang artinya Lebah.
Rasulullah saw. bersabda, “Perumpamaan seorang mukmin adalah seperti air, mengalir dengan mudah ke mana saja selama di sana tidak ada hal-hal yang dilarang oleh agama atau hal-hal yang dapat mengurangi kadar keberagamaannya.”


Binatang yang satu ini dianggap paling memenuhi kriteria yang diharapkan dari seorang mukmim. Petiklah suri tauladan dari lebah, akan banyak manfaat yang dapat ditiru dari kehidupan lebah ini. Dia akan bahu membahu dalam mendirikan sarangnya. Lebah akan selalu waspada dari penganiayaan burung padahal tak sekalipun ia pernah mengganggunya. Lebah dianggap kecil dan hina oleh semua jenis burung, tetapi sekiranya mereka tahu apa yang ada di dalam perut lebah dan mencicipinya, niscaya mereka akan memuliakan dan menghormatinya.  Seekor lebah hanya akan hidup untuk rajanya dan seekor lebah lebih banyak bekerja pada malam hari.

Contoh contoh itulah yang dikehendaki dari seorang mukmim meskipun orang-orang mengganggu, menghina, dan menzaliminya, seorang mukmin tidak seharusnya membalas kejahatan mereka. Begitu juga tatkala seorang mukmin dianggap bodoh, kecil, rendah, dan hina. Dia akan membalasnya dengan keindahan iman, ketulusan, rahasia-rahasia Tuhan pastilah mereka rela menjadi tanah tempat kakinya berpijak atau mengangkatnya di atas kepala mereka. Seorang muk'mim tidak hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kesenangannya sendiri, ia hidup di dunia ini untuk Allah Swt.. Hidupnya ia pergunakan untuk melakukan ketaatan kepada-Nya serta bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan orang lain.  Demikian juga seorang mukmin. Di waktu malam, saat orang-orang mengurung diri di rumah masing-masing, beristirahat dan tidur, seorang mukmin bangkit melangkahkan kaki mengambil air wudu, salat, lalu bermunajat kepada Tuhan seraya menyerahkan seluruh hidupnya dan mengadukan segala persoalan kepada-Nya.
 
Allah Swt. mengharamkan membunuh dan mengganggu lebah, tetapi menghalalkan manfaat yang dihasilkannya. Begitu pula seorang mukmin. Allah Swt. mengharamkan membunuhnya dan melarang mengganggu harga diri, harta, dan keluarganya, tetapi menghalalkan kebaikan dan manfaat yang diberikannya bagi siapa saja yang berhak menerima. 


Lebah bekerja secara sembunyi-sembunyi. Orang hanya melihat dan menikmati hasilnya. Demikian pula halnya dengan seorang mukmin. Dengan ikhlas ia menyembunyikan amalnya dari penglihatan orang. Mereka baru melihat hasilnya nanti pada hari semua amal ditampakkan, yakni pada Hari Kiamat.

Lebah hanya mengambil apa yang ia butuhkan saja dari sesuatu tanpa merusak sesuatu itu. Begitu juga seorang mukmin. Ia hanya mengambil dari dunia ini apa yang benar-benar diperlukannya saja, yang dapat membawa kebaikan bagi diri, agama, dan hatinya. Apa yang ia ambil dijadikannya bekal untuk akhirat tanpa merusak atau menimbulkan kerugian pada sumber asalnya, dan tidak berlebihan. 

Lebah tidak mau keluar dari sarang untuk memenuhi keperluannya pada hari yang berawan, ketika hujan, saat ada angin kencang, atau tatkala ada petir. Dalam keadaan seperti itu, ia tetap bertahan di sarang sampai keadaan benar-benar normal. Seperti itu pulalah seorang mukmin. Ia selalu berhati-hati dan pandai menahan diri ketika kezaliman merajalela, keharaman tersebar di mana-mana, kekacauan mendominasi suasana, dan keadaan carut-marut. Dalam keadaan yang tidak kondusif seperti itu, ia memilih tinggal di rumah serta menahan mulut dan tangannya, seraya menunggu apa yang akan Allah Swt. lakukan atas keadaan yang tengah berlangsung.

Lebah selalu menjauhi benda-benda yang kotor dan tidak mau hinggap di tempat-tempat yang kotor. Begitu pula seorang mukmin. Ia senantiasa menjaga kesucian diri dari maksiat dan hal-hal yang diharamkan. Ia selalu menjauhi segala sesuatu yang buruk, kotor, dan keji.

Ada sepuluh hal yang dapat menghancurkan dan merusak tatanan kehidupan lebah sehingga aktivitasnya terhenti, yaitu: asap, dingin, panas, awan, api, air, angin, gelap, lumpur, serta gangguan dan serangan dari sesama lebah atau musuh dari luar. 

Demikian juga seorang mukmin. Ada sepuluh hal yang dapat merobek keutuhan hatinya, merusak agamanya, dan menghentikan amalnya yaitu :
  • Kabut kekerasan dan kelalaian hati, 
  • dinginnya rayuan dosa dan maksiat yang menusuk,
  • panasnya hawa nafsu yang membakar,
  • awan keraguan,
  • api kemusyrikan, topan cinta dunia,
  • gelapnya kebodohan, 
  • angin cobaan dan fitnah,
  • bau busuknya keharaman, 
  • lumpur kebejatan, kezaliman dan kemungkaran, 
  • gangguan dari sesama manusia yang secara lahir berbaju iman tetapi hakikatnya penganut bidah dan pengidap kemunafikan, serta gangguan dari musuh, yaitu orang kafir. 
Kita memohon perlindungan kepada Allah Swt. dari segala ancaman membahayakan ini.

Lebah tidak mau berbaur dengan hewan lain yang tidak sejenis meskipun memiliki beberapa sifat yang mirip. Seperti itu pulalah seorang mukmin. Ia tidak akan berbaur dan bergaul akrab dengan orang yang tidak memiliki sifat yang sama walaupun nama dan bentuk mempunyai kemiripan.  Dari perut lebah keluar lebih dari satu cairan yang berbeda-beda warna. Setiap cairan mempunyai manfaat tersendiri yang mengagumkan. Demikian juga halnya dengan seorang mukmin. Dari hatinya keluar banyak ‘cairan’ yang beragam warna dan manfaatnya. Apa yang keluar dari hatinya itu mengalir lewat mulutnya berupa ilmu, hikmah, kata-kata bijak, isyarat, kecerdasan, cinta dan kasih sayang, kejujuran, nasihat, dan sebagainya.

Lebah takut akan dua hal, yaitu: terik matahari yang menyengat di musim panas dan dingin yang menusuk di musim dingin. Begitu juga halnya dengan seorang muk'min. Ia berada di antara dua hal yang ditakutkan, yakni: ajal yang telah ditetapkan Allah Swt.—karena ia tidak tahu apa yang telah Allah Swt. tentukan bagi dirinya dalam ketetapan itu—dan ketetapan yang akan datang—karena ia tidak tahu apa yang Allah Swt. kehendaki bagi dirinya di masa depan.

Rasulullah saw. juga bersabda, “Seorang mukmin laksana lebah; ia memakan yang baik-baik, mengeluarkan yang baik-baik, serta hinggap di ranting tanpa mematahkannya.”

Inilah salah satu sifat mukmin. Ia memakan hanya yang baik dan memberi makan kepada yang lain pun hanya dengan yang baik. Ia orang baik dan memberi kebaikan bagi sesamanya. Ia memberi tanpa diminta, berlapang dada, bersikap santun, dan jauh dari keinginan menyakiti orang. Di mana pun berada, ia tak pernah membuat kerusakan. Tak heran jika persangkaan orang terhadapnya hanya persangkaan yang baik. Dengan sifat-sifat inilah segolongan kaum mukmin dikenal.
Seorang mukmin. Ia berada di antara takut dan harap. Terlalu berharap dapat merusak tatanan keberagamaannya  dan terlalu takut dapat membuatnya putus asa dari rahmat Tuhan.

Demikianlah kita dapat memetik pelajaran dan manfaat dari seekor lebah, tunjukkanlah pada dunia pribadi seorang mukmim yang sesungguhnya tanpa dinodai dengan berbagai tindakan yang kurang terpuji yang seharusnya tak dimiliki seorang "muslim sejati."


Sumber tulisan :
- Berbagai sumber
- Syekh Abû Thâlib al-Makkî (penulis Qut al-Qulub (Nutirisi untuk Hati)).