16 Feb 2011

Hati Menolak Mata Melihat

Menonton tayangan Televisi yang akhir-akhir ini dipenuhi tayangan yang tidak edukatif, seperti kekerasan, pornografi, mistik, horor, komedi slapstick dan berbagai tontonan diluar batas kewajaran.Tak ketinggalan juga berbagai sinetron yang akrab dengan berbagai kekejaman dimana pemeran utama kerap kali menjadi orang yang tersiksa terus menerus membuat hati saya miris, bagaimana tidak semuanya menjadi tontonan yang sudah dianggap layak dan terbiasa bagi anak-anak yang cenderung mudah meniru apa yang ditontonnya, sehingga kekerasan dianggap hal yang biasa. Belum lagi berbagai video porno/gambar-gambar porno yang kerap muncul secara tiba-tiba di internet ketika kita klik salah satu info menarik yang didalamnya ternyata deretan gambar-gambar porno. Sehingga timbul istilah jebakan Batman atau apalah...yang membuat hati menolak dan dengan terpaksa mata melihat. Bayangkan di Internet saja menurut informasi sudah ada sekitar 66 jebakan batman, yang dengan mudahnya dilihat oleh anak-anak.

Ketika kejadian masalah "video porno artis"  mencuat, wow....reaksi masyarakat begitu hebatnya bahkan di setiap stasiun televisi tak sedetikpun terlewatkan. Begitu banyak hujatan sementara mata ingin melihat, terbukti begitu tingginya lonjakan angka penjualan video porno ini. Kita jangan berlaku layaknya orang munafik. Apa artinya mulut kita menghujat, bila mata kita terus saja melihat gambar dan video porno tersebut. Apa gunanya mulut kita mencaci, bila kita ikut menikmati tayangan mesum tersebut. Apa bedanya kita dengan mereka, yang ada kita sama-sama berdosa. Memori saya masih sangat jelas mengingat kejadian saat itu dimana setiap orang selalu mempergunjingkan masalah video mesum sementara setiap HP tak pernah luput dari video tersebut dan dengan bangganya mempertotonkan miliknya kepada orang lain yang belum pernah melihatnya....Naudzubillahhimindzalik !


Siapa pun mereka, yang mempertotonkan hal-hal yang dilarang (video porno, gambar porno, dan sejenisnya),  sudah jelas dosa dan ancaman hukumannya, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Namun sayangnya, dosa yang mereka lakukan justru diikuti oleh banyak orang dengan membicarakan dan kemudian ingin menontonnya dengan penuh rasa penasaran. Bila hati menolak jangan biarkan mata melihat dan akhirnya mempergunjingkannya  hingga membuat orang yang lemah iman menjadi penasaran dan akhirnya justru ingin melihatnya. Jika itu yang terjadi, siapkanlah diri Anda untuk menanggung dosanya.

Jika hal ini terjadi pada diri kita ketika keinginan untuk melihat-lihat informasi di internet kemudian disuguhi tontonan yang membuat hati menolak, lebih baik kita diam sejenak perbanyak istigfar jangan biarkan mata terus menerus melihat. Jangan mulut kita sibuk mencaci tapi lupa bertanya pada diri sendiri apakah kita juga tidak takut dosa. Apakah membicarakan, melihat gambar, dan menonton tayangan mesum tidak berdosa?

Kiamat semakin mendekat, ini bukan sekedar ungkapan. Tanda-tanda akhir jaman sudah semakin jelas terlihat. Salah dianggap lumrah, dosa dianggap biasa. Pejabat mengkhianati rakyat, korupsi dijadikan hobi dan profesi. Perzinaan tak hanya di kota-kota besar, tapi sudah masuk ke pelosok-pelosok desa. Tontonan dijadikan tuntunan, yang benar-benar tuntunan malah diabaikan. Kanan kiri, depan belakang kita dipenuhi dengan fitnah-fitnah dunia. Hampir tak ada celah lagi untuk menyelamatkan diri, kecuali jika kita membekali diri dengan keimanan dan ketakwaan. Hidup di akhir jaman bukan berarti kita harus terlibat maksiat. Kembali kepada Al-Qur'an dan sunnah nabi adalah satu-satunya jalan agar kita bisa selamat. Insya Allah.

Marilah mulai detik ini kita flashback, lakukan perubahan dan perbaiki diri, perbanyak intropeksi jangan biarkan kita mudah terbawa arus sehingga perbuatan salah dianggap hebat dan menganggap kuno jika kita ketinggalan informasi karena belum melihat tontonan yang menghebohkan. Belajarlah dari pengalaman lihatlah pelaku-pelaku yang terlibat dalam pembuatan maupun pemain dalam video-video tersebut, bagaimana nasib mereka sekarang....? Jangan biarkan hal ini terjadi pada anak-anak kita, jangan biarkan masa depan mereka hancur. Luangkan waktu agar lebih sering memantau perkembangan mereka. Kembalilah pada tuntunan AL Quran dimana segala sesuatunya dapat menjadi penawar maupun obat dari segala macam problematika kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar