5 Feb 2011

Perempuan Itu

 Dia adalah seorang penjahat yang berhasil meloloskan diri dalam suatu pengejaran. Rampok, maling dan Jambret adalah pekerjaannya, meskipun dikeroyok sampai berdarah-darahpun dia tak pernah jera. Bahkan dengan arogannya dia selalu berkata dialah preman hebat yang selalu lolos dari kejahatannya. Tak pernah sedikitpun menyesal dan tak ada seorangpun yang berani menasehatinya. Dia seorang  yatim piatu yang hidup sebatang kara di tengah dunia yang serba keras. Sedikitpun tak pernah merasakan kelembutan, sedikit saja lemah maka akan digilas.
Seorang tua dengan tersenyum mendekatinya dan kalimat-kalimatpun keluar dari bibirnya "mengapa kau lari dan lari..?" dengan congkaknya pemuda itupun membuang muka "karena kau tak lebih dari seorang pengecut, kau berani berbuat tapi kau tak pernah sanggup menghadapinya" pemuda itupun masih tetap terdiam "Ada beberapa hal yang harus kau ingat ketika kau melakukan kejahatan supaya kau tidak tertangkap" pemuda itupun bergeser dari tempat duduknya sambil menghampiri orang tua tersebut. "Apa..?" tanyanya ketus.
"Pertama niatkan dalam hatimu sebelum melakukan kejahatan untuk berbuat baik, kedua sebelum melakukan kejahatan mohonlah pada tuhanmu agar kau dimudahkan dalam usahamu, ketiga tinggalkan yang haram" dengan penuh rasa heran pemudapun bertanya "maksudnya..?" "Begini... sebelum kau melakukan jambret atau maling dan sejenisnya kau harus menolong orang terlebih dahulu terutama orang-orang disekitarmu yang pada saat itu benar-benar membutuhkan pertolonganmu kemudian kau cari mesjid lantas mohonlah pada tuhanmu untuk memberi kemudahan dan yang terakhir tingalkan yang haram yaitu jangan sekali-kali mengambil yang bukan bagianmu." pemuda itupun mengangguk-angguk tanda mengerti. Dengan penuh harapan akhirnya pemuda itupun berlalu dengan harapan yang sangat besar dan tertanam dalam hatinya bahwa kali ini dia akan lolos dari pengejaran.
Ditengah kebingungan dia melihat seorang ibu ingin menyeberang jalan, timbul niat dalam hatinya untuk menjambretnya tapi dia segera ingat pesan orang tua tadi dia harus menolong dulu. Setelah dia perhatikan orang-orang disekitarnya sepertinya ko tidak ada yang butuh pertolongannya. Pada akhirnya matanya hanya tertuju pada ibu tersebut yang sedari tadi ingin menyebrang tapi tak bisa. Kemudian iapun memberi pertolongan pada ibu tersebut dengan menyebrangkannya. setelah dia menolongnya ibu tersebut memberikan selembar kertas kepadanya "Datanglah nanti!" demikian perintahnya. Pemuda itupun memperhatikan kertas pemberian ibu tersebut tanpa disadari Ibupun pergi meninggalkannya.
Tak berapa lama terdengar suara azan, dia mulai teringat kembali pesan si tua sambil tengok kanan kiri mulailah ia mendatangi  mesjid yang tak begitu jauh dari tempatnya berpijak, tiba-tiba datang tukang parkir menghampirinya dan mengajaknya untuk ikut shalat berjamaah. Pemuda itupun seperti terhipnotis saat itu juga  mengikuti ajakannya,seusai shalat diapun tak lupa berdoa agar tuhan memberi kemudahan padanya.
Keluar dari mesjid seperti biasa dia berkumpul lagi dengan para preman, dia mendengar bahwa teman-temannya akan  merencanakan perampokan dengan sasaran satu buah rumah mewah yang hanya dihuni oleh seorang janda. Ternyata pemuda itulah yang mendapat tugas menjarah bagian dalam rumah janda kaya tersebut sementara dua orang lainnya berjaga-jaga di bagian luar. Sudah rapi skenario disusun, sesuai hari yang ditentukan mulailah ketiga orang premanpun beraksi.
Ketika pemuda berhasil memasuki rumah bertingkat, pertama-tama aku harus menemukan kotak perhiasan demikian pikirnya. Ketika dia melewati meja makan dia tergiur melihat makanan yang tersaji di meja, kebetulan aku lapar pikirnya ketika hendak makan tiba-tiba dia teringat pesan orang tua itu lagi. Ah...ini kan bukan milikku, nanti aku bisa tertangkap aku tak sanggup membayangkan itu.
Akhirnya dia memutuskan untuk menghampiri sebuah kamar, pasti didalam sini perhiasannya. Baru melangkah beberapa langkah tiba-tiba dia teringat lagi bahwa harus meninggalkan yang haram. Pikir pemuda itu jika dia memasuki kamar dan dijumpainya seorang perempuan pastilah itu menjadi haram baginya. Dalam keraguannya datang dari arah belakang dengan suara keras mengaggetkannya "Siapa kau..?" Hardiknya. Spontan pemuda itupun berbalik arah sehingga terjadi pandangan dua arah antara seorang ibu dan pemuda. Setelah terdiam beberapa detik "Ah...saya tahu, kamu pasti ingin menukarkan kertas yang saya berikan waktu itu" demikian si ibu berkata dengan semangatnya. Pemuda itupun tak bisa berkata-kata, matanya hanya tertuju pada perempuan setengah baya yang berjalan memasuki kamarnya. Tak berapa lama keluarlah perempuan tersebut sambil membawa amplop berwarna coklat dan segera diberikan pada pemuda tersebut. "Ini aku berikan sejumlah uang padamu, agar dapat kau gunakan untuk kebutuhanmu dan mulai saat ini kau kujadikan anak angkatku karena kau telah menolongku. Andai saat itu kau tak membantu aku menyebrang pastilah aku tak akan bisa berjalan lagi karena saat itu aku sudah 2 jam berdiri di pinggir jalan karena kakiku tak bisa digerakkan, begitu kau datang aku seperti punya kekuatan sehingga aku mampu menggerakkan kakiku lagi" Pemuda tersebut tak sanggup lagi berkata-kata dan lemaslah ia terduduk dan tanpa disadari dia bersujud. Disitulah baru dia mulai mengerti apa yang dimaksud orang tua yang dijumpainya kemarin itu.
Akhirnya pemuda itu menjadi anak yang baik dan selalu mengisi hari-harinya di dalam mesjid dan dengan setianya menemani perempuan tua yang sekarang menjadi ibu angkatnya.
EP 05022011
 
 
 
 

1 komentar:

  1. Tulisan ini aku persembahkan untuk anak2 jalanan yang tak kenal dengan kedua orang tuanya dan sekarang hanya dimanfaatkan oleh orang2 yang tak berguna.

    BalasHapus