8 Mei 2011

Prinsip Pribadi Muslim


Prinsip (21-30) Dari 
61 PRINSIP PRIBADI MUKMIN



Klik Catatan Sebelumnya :  


21. Selalu bersyukur

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Dan (ingatlah juga), tatkala Rabb-mu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim {14}:7).

Di antara tanda syukur adalah mengakui bahwa segala nikmat hanya berasal dari Allah, dan tidak menggunakannya di jalan yang dilarang oleh Allah swt. Selain itu, tanda-tanda orang yang bersyukur adalah dia sangat berterima kasih serta menghargai peran orang-orang yang telah membantunya, dan tidak akan pernah melupakan jasa-jasanya.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah bersyukur kepada Allah, orang yang tidak berterima kasih kepada manusia lainnya.”

Imam Ahmad meriwayatkan dari al-Asy’ats bin Qais ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesunggunya manusia yang paling banyak bersyukur kepada Allah adalah mereka yang paling banyak berterima kasih kepada sesama manusia.”

22. Mencintai amalan-amalan sunnah

Salah satu sifat dari orang-orang yang taat kepada Allah swt, adalah mencintai amalan-amalan sunnah. Bagi mereka, amalan sunnah adalah salah satu karunia Allah swt yang dilimpahkan kepada manusia, sebab dengan amalan sunnah ini manusia dapat menambah kedekatan kepada-Nya dan menambah kebajikan yang dilakukannya sehingga pahala yang diraihnya pun bertambah.

Salah satu ibadah sunnah yang senantiasa dipelihara oleh Nabi saw adalah shalat malam. Allah swt berfirman, “Pada sebagian malam hari, kerjakanlah shalat tahajud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu.” (QS. Al-Isra’ {17}:79).

23. Saling memberi nasihat dalam kebaikan

Sifat hamba yang shalih adalah mencintai kebaikan, dan menginginkan kebaikan bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga kepada saudara-saudarinya. Saling memberi nasihat dalam kebaikan adalah salah satu bukti kecintaan antara sesama muslim. Allah memerintahkan kepada manusia untuk saling memberi nasihat dalam kebaikan.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr {103}:1-3).

Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Salah seorang dari kalian tidak akan beriman (secara sempurna), sehingga dia mencintai kebaikan untuk orang lain seperti halnya dia mencintai kebaikan bagi dirinya sendiri.”

Nasihat yang diberikan hendaknya berupa kebaikan, yang mengajak manusia menuju jalan Allah swt, dan menyampaikannya harus dilakukan dengan cara-cara yang bijaksana, sehingga bisa diterima oleh orang lain tanpa menyakitinya.

Imam Asy-Syafi’i pernah berkata, “Barangsiapa memberikan nasihat kepada saudaranya secara sembunyi-sembunyi, maka dia benar-benar menasihatinya dan menghiasi orang tersebut. Sebaliknya, jika dia menasehatinya secara terbuka, berarti dia telah membuka aibnya dan mencacatkannya.”

24. Bersikap lembut

Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala menyukai kelembutan. At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu ad-Darda’ ra bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa dianugerahi sifat lembut, maka dia telah dianugerahi kebaikan. Sedangkan orang yang tidak mendapatkannya berarti terhalang dari mendapatkan kebaikan.”

25. Selalu ceria dan bermuka manis

Wajah yang selalu ceria dan manis akan menyiratkan keramahan seseorang. Salah satu kunci untuk disukai dalam hidup bermasyarakat adalah sikap ramah. Seorang mukmin itu tidak bersikap kasar terhadap orang lain, apalagi terhadap saudara-saudarinya sendiri. Sekiranya seorang muslim bersikap kasar dan menampilkan wajah tidak ramah, maka sudah tentu dia akan dijauhi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berlaku lembut kepada orang lain sehingga perilaku Beliau sangat disukai. Allah swt berfirman, “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu …” (QS. Ali Imran {3}:159).

Tersenyum dengan tulus, menampakkan wajah manis adalah perbuatan makruf, yang dianjurkan oleh Islam, dan tidak boleh diremeh. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Dzar, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kalian meremehkan perkara makruf sekecil apapun, sekali pun hanya dengan menatap saudaramu dengan wajah senyum.”

26. Selalu saling membantu dan menolong

Saling menolong yang didasarkan pada kebajikan dan takwa akan menguatkan ikatan antara sesama manusia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Tolong menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa.” (QS. Al-Ma’idah {5}:2).

27. Selalu tawadhu’ (rendah hati)

Tawadhu’ atau rendah hati adalah salah satu sifat muslim yang shalih yang terpelihara dari sifat sombong, sebesar apapun harta, ilmu, dan kejayaan di dunia yang dimilikinya. Sifat sombong merupakan penghalang bagi seseorang untuk memasuki surga-Nya.

Allah subhanahu wa ta’ala memuji orang-orang yang berjalan di atas muka bumi dengan rendah hati. Allah swt berfirman, “Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb yang Mahapenyayang itu (adalah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati.” (QS. Al-Furqaan {25}:63).

Imam Muslim dan lainnya meriwayatkan dari Iyadh bin Hammad, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati sehingga tidak ada seorang pun yang berbangga atas orang lain, dan tidak ada seseorang yang berbuat zhalim terhadap orang lain.”

28. Teguh dalam keimanan

Keteguhan berasal dari keimanan serta keyakinan yang mantap kepada Allah swt. Hamba yang teguh keimanannya dengan berpegang kepada al-Qur’an dan Sunnah Nabi saw akan selalu konsisten untuk mempertahankan keyakinannya, serta tidak akan merasa ragu atau takut untuk memperjuangkannya.

Keteguhan adalah salah satu modal yang utama dalam berdakwah dan berjuang untuk menegakkan dienul Allah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (dienul) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad {47}:7),

Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (QS. Al-Anfaal {8}:45).

29. Memiliki keyakinan

Sebab, hanya orang-orang yang yakin akan Allah subhanahu wa ta’ala yang mampu memahami tanda-tanda kekuasaan-Nya. DIA Yang Mahasegalanya berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin.” (QS. Al-baqarah {2}:118).

30. Selalu berbaik sangka (husnuzhon)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa.” (QS. Al-Hujuraat {49}:12)

Allah swt memerintahkan kita menjauhi prasangka yang buruk kepada sesame manusia serta menjadikan prasangka yang baik, sebagai dasar dalam berhubungan dengan sesama manusia. Berbaik sangka merupakan dasar untuk menumbuhkan hubungan baik dengan sesama manusia sedangkan berburuk sangka akan mendorong kedengkian dan permusuhan.

Namun begitu, kita TIDAK DI ANJURKAN untuk BERBAIK SANGKA kepada semua manusia SECARA MUTLAK. Adapun terhadap orang yang memusuhi dien, maka tidak ada tempat untuk berbaik sangka kepada mereka. Sebab, berbaik sangka kepada mereka akan membuat kita menjadi tertipu dan mendatangkan kekalahan.

Seorang mukmin harus menjaga agar tidak jatuh ke dalam prasangka buruk orang lain. Karena itulah, kita tidak diperbolehkan meletakkan dirinya di dalam situasi maupun kondisi yang akan menyebabkan orang lain menjadi berburuk sangka.


by : Muhammad Dive

Tidak ada komentar:

Posting Komentar