15 Mei 2011

Gemuruh Di Bumi Lhok Nga


26 Desember 2004
Rihana bangun dengan perasaan kurang enak, pikirannya masih terngiang perkataan Abi. Sore tadi Abi begitu marah pada Rihana, entahlah Rihana tidak begitu paham kenapa Abi bisa begitu marah padanya hingga keluarlah perkataan "Makanya kalau shalat harus khusuk, jika tidak itu akibatnya perbuatan dan perkataan jadi tidak seimbang". Begitu marahnya Abi ketika mendapatiku sedang menonton film pada DVD yang kurang baik. Aku heran mengapa Abi berkata seperti itu, dadakupun serasa sesak. Rihana menarik nafas panjang sambil membulatkan tekad kali ini shalatku harus benar2 khusuk. Mengingat perkataan Abi, Rihana akhirnya menyelesaikan 2 rakaat shalat subuhnya, Aku sekarang paham mengapa Abi berkata seperti itu padaku, memang betul selama shalat pikiranku selalu terbang kemana2 hingga terkadang aku lupa dengan bacaan shalatku...Astagfirullahaladzim. Semua itu membulatkan tekad, aku benar2 ingin shalat dalam keadaan khusuk di shalat Dhuhaku nanti.

Hari ini hari Ahad, cuaca di bumi Lhok Nga begitu cerah. Bergegas Rihana mengambil air wudhu sambil membulatkan tekad dalam hatinya "kali ini harus berhasil" dan hatinyapun berkata Ya Allah bantulah aku agar shalatku sempurna dan benar2 khusuk, barangkali untuk pertama kalinya kepadamu ampuni aku ya Allah...
"Allahu-akbar!" Ketika takbiratul-ihram, persis ucapan itu hilang dari mulut Rihana. Tepat pada saat itu pula dari jarak seratus tiga puluh kilometer dari lhok Nga, dasar lautan retak seketika merekah panjang hingga ratusan kilometer dan Bumipun mnggeliat menggetarkan alam Lhok Nga. Tarian kematian mengiringi amukan alam pertanda kelam menakutkan-mencekam setiap sendi kehidupan.

Rihanapun tetap tak bergeming dia tetap khusuk dalam shalatnya "Allahu-akbar ka-bi-ra......." Seketika itu guncangan menghantam Bumi, bergetar dasyat, menjalar merambat menggetarkan seluruh dunia hingga radius ribuan kilometer. Bumi bak digoyang tangan raksasa dan air lautpun seketika mendidih tersedot kedalam retakan tanah maha luas itu. Tarian kematian semakin mengerikan, ratusan ribu penduduk Aceh dan milyaran penduduk duniapun tak tahu apa sesungguhnya yang terjadi. Pada saat yang sama seribu malaikat bertasbih di atas langit Lhok Nga siap menjemput kematian....

Gempa menjalar dengan kekuatan dasyat, Banda Aceh Rebah Jimpa, Niaspun lebur seketika, Lhoh Ngapun siap menyusul tepat diujung kalimat Rihana "...Wa-ma-mati...." tanahpun bergetar dasyat seakan ingin memuntahkan isinya, gedung2pun hancur, teriakan dimana, orang2 berhamburan, tapi Rihana tetap tak bergeming dia benar2 khusuk dan hanya satu harapannya dia ingin segera sujud. Rihana gemetar meneruskan bacaan shalatnya orang2 dalam rumahpun sudah berhamburan keluar dan bangunan rumahpun ambruk seketika pada saat Rihana sedang sujud bersamaan itu pula gelombang air lautpun datang mengganas tak terbendung siap melumatkan apa2 yang dilewatinya. Rihanapun terbawa oleh dasyatnya gelombang air laut.

Gelombang Tsunami sudah menghantam bibir pantai Lhok Nga, Banda Acehpun sudah tersapu bersih hanya mesjid yang tersisa, orangpun hanya bisa berteriak histeris tak bisa melakukan apapun untuk menyelamatkan diri. Rumah,mobil dan harta benda lainnya bagai sampah yang disapu air tak ada lagi nilai. pohon2 tumbang bagai akar lemah menunjang dan orang2 tak beruntung terperangkap oleh arus kencang mematikan malaikatpun sibuk menjemput maut.

Subhanallah Walhamdulillah Allahu-akbar....Rihanapun tersadar tergolek lemah tak berdaya, diapun mulai menyadari hanya selembar daun pintu kayu yang menopang bobot tubuhnya. Matanya menerawang melihat sekitarnya gelap tanpa cahaya akankah aku berada dalam kuburku, mengapa kuburku gelap seperti ini, berbagai bayangan memenuhi kekosongan ruang pikirannya. Tiba2 tanganya menyentuh air yang kemudian menyadarkannya bahwa dia tengah berada di tengah lautan, ya Allah...sungguhkah ini. Inikah balasan dari shalat khusukku, hingga tersisa antara aku dan Tuhanku. Inikah waktu yang kau berikan untukku agar aku bisa menebus segala kekeliruanku....ya Allah andai itu keinginanmu, selamatkan aku berilah kesempatan agar aku dapat memperbaiki shalatku....

Rihanapun akhirnya ditemukan team penolong setelah 4 hari terapung di tengah lautan, dan betapa senangnya dia bisa dipertemukan lagi dengan Ummi dan adik kecilnya. Dan Abi, rupanya itulah pesan terakhir dari Abi yang telah tertanam di hati Rihana.....

EP 15052011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar