14 Jul 2011

Bersegeralah, kumpulkan bekal menuju akhirat


Baru2 ini kami cukup dikejutkan dengan kepergian teman kami yang sangat mendadak, pagi masih terlihat segar bugar dan siang hari dinyatakan telah tiada. Itulah hidup, menyadarkan kita bahwa kehidupan ini ternyata hanyalah milik Allah. Hanya Allah yang tahu kapan kematian itu akan datang. Sebelum ajal datang, tentunya kita masih diberikan kesempatan untuk memilih dan mengumpulkan perbekalan yang harus kita persiapkan untuk bekal kita diakhirat kelak. Seandainya kita sudah mulai menabung perbekalan maka kitapun harus menjaganya agar bekal itu tetap dan berharap agar perbekalan terus bisa bertambah.

Allah berfirman: “Yaa ayyuhal insaanu, innaka kaadihun ilaa robbika kadhaan famulaaqihi”

“Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya” ( Al Insyiqaaq: 6)

Demikian sebenarnya setiap manusia yang sadar akan hakikat penciptaannya, maka dia akan berusaha untuk mengumpulkan bekal di akherat kelak. Yang menjadi masalah apakah ketika kita bertemu dengan Allah, Dia ridho ataukah murka terhadap kita, tentunya semua tergantung amal ibadah kita di dunia. Untuk itulah diperlukan kesungguhan dalam beribadah selain ketekunan, penguasaan ilmu yang berkaitan dengan ibadah haruslah dicari dengan ikhtiar tanpa batas hingga ajal menjemput. Bagaimana cara kita mempersiapakan bekal menuju akherat, tentunya kita harus memilihnya kemudian mengumpulkannya dan dengan penuh kehati2an menjaganya layaknya harta yang kita punya dari incaran syetan2.

Memilih Amalan Ibadah
Amalan ibadah seperti apakah yang harus kita pilih..?
Nabi bersabda “Man ‘amila amalan, laisa amruna fahuwa raddun”
Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak ada contohnya dari kami, maka amalan itu tertolak (HR. Muslim)

Nah dari uraian hadist tersebut, jelaslah sudah bahwa amalan ibadah yang tidak sesuai dengan ajaran Nabi akanlah sia-sia. Bahkan dengan mengamalkan amalan yang tidak sesuai dengan tuntunan Nabi, tidak hanya beresiko untuk ditolak melainkan dapat mengakibatkan dosa. Jika sudah demikian alangkah malangnya nasib kita, dalam pikiran kita dengan bangganya kita sudah melakukan amalan dan kita tidak menyadarinya bahwa sebenarnya amalan yang kita lakukan adalah Bid'ah. Oleh sebab itu kita harus benar2 waspada dengan selalu memilah amalan yang sesuai dengan Qur'an dan hadist.

Mengumpulkan Amalan 
Imam Bukhari dengan kekuatan istimbathnya, membuat sebuah bab dalam kitab Shahihnya, Bab “Al-Ilmu qobla qouli wal ‘amali” Bab wajibnya berilmu sebelum berucap dan beramal.

Jika kita sudah  pegang ilmunya, maka tinggalah kita mengumpulkan amalannya dalam arti mengamalkanya secara terus menerus. Ada tiga perkara yang bisa kita jadikan bekal untuk kehidupan di akherat seperti diceritakan Yahya bin Mu'adz Ar Razi yaitu salah seorang penasihat yang terpercaya dan tidak diragukan lagi kemakrifatannya. Beliau meriwayatkan nasehat tentang tiga perkara yang merupakan bekal untuk negeri akhirat. Berikut nasehatnya: "Sungguh beruntung orang yang meninggalkan dunia sebelum dunia meninggalkannya, orang yang menyediakan kuburan sebelum ia memasukinya dan orang yang mendapatkan ridha Tuhannya sebelum ia menemui-Nya."

Maksudnya adalah:
Bahwa keberuntungan bagi orang yang meninggalkan dunia (harta) sebelum dunia meninggalkannya adalah membelanjakan harta yang dimilikinya untuk kebaikan sebelum ia meninggal dunia atau sebelum dunia habis dari dirinya. Adapun menyediakan kuburan sebelum memasukinya adalah dengan cara beramal ketika masih hidup dengan amalan-amalan yang dapat menghiasi kuburnya. Sedangkan ntuk mendapatkan ridha Tuhannya sebelum ia menemui-Nya adalah dengan mengerjakan perintah Allah dan larangan-Nya sebelum ia dipanggil oleh Tuhannya.

Menjaga amalan
Dalam menjaga amalan, semuanya mengarah pada hati dan pikiran kita. Sebab dalam melakukan amalan selain harus sesuai dengan tuntunan Nabi juga harus dilakukan dengan penuh keiklasan meskipun ikhlas itu adalah rahasia Allah, tapi kita harus benar2 berusaha bahwa setiap amalan yang kita lakukan hanyalah kepada Allah tidak untuk selainnya, tidak juga hanya sekedar untuk dapat pujian dari manusia sehingga jatuhlah dalam sifat riya.

Kemudian setelah amalan sesuai dengan tuntunan nabi dan ikhlas hanya karena Allah, kita juga harus menjaga agar amalan tersebut jangan rusak. Apakah suatu amalan dapat rusak..? Bisa saja, Allah mengatakan yang artinya : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir." (Al Baqarah:264)

Nah sekarang saya beri contoh kecil saja, ketika kita bepergian dengan membawa barang2 berharga, tentunya kita harus menjaganya. Demikian pula dengan perjalanan kita menuju akherat kelak tentunya amal2 ibadah yang telah kita lakukan haruslah dijaga agar terjamin utuh dan tidak rusak. Dijaga dari apa..? tentunya syetan yang senantiasa selalu mengintai dan menggoda kita agar semua amalan kita terhapus akibat riya dan hal2 lainnya yang mengakibatkan cacatnya amalan yang kita lakukan. Semoga Allah senantiasa menunjukkan kepada kita Sirathal Mustaqim, yakni mengetahui kebenaran dalam mengamalkannya, Aamiin....


Ya Allah, andai waktuku tiba,
Aku hanya ingin menyebut namamu dalam hembusan nafas terakhirku

Aku kini ingin mengumpulkan amalan yang banyak untuk bekal aku pulang
Terimalah aku dalam dekapan kasih sayangmu
.
Ya Rabb…
Aku jadikan sabar sebagai penakluk semua kebencian dihati ini.
Aku jadikan sedekah untuk menghancurkan kesombonganku.
Aku jadikan solatku sebagai pelindungku.
Aku jadikan doa sebagai kekuatan yang sangat luar biasa.
Aku  jadikan diam sebagai benteng diri, dari kata-kata penuh dosa, janji-janji penuh dusta.
Aku sepenuhnya yakin, bila ku  tetap pada pendirian ini, pada kesabaran yang sudah semestinya
Aku akan mendapatkan kasih sayang yang luar biasa dariMu Ya Allah…
dan
Aku tak perlu lagi berputus asa dengan keadaan duniawi yang telah merenggut kelapangan dari hidupku  ini.
.
Ya Allah…
Aku memohon bimbinglah aku agar selalu dalam tuntunan_Mu
Aku memohon ampunkanlah segala dosaku

Aamiin.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar