Ku menangis, bukannya aku rindu
Tapi aku sedang menata hati antara benci dan cinta
Ku menangis bukan pula aku malu
Tapi aku hanya mengingat masa indah itu bersamanya
Mengapa kau tak pernah mengerti
Sesungguhnya aku amat mencintaimu
Mengapa kau tak sadar telah menyakiti hati
Semua rangkaian kata2mu menusuk ke relung hati
Kau selalu mengatakan aku cantik
Juga bilang aku penuh pesona
Kiranya semua itu hanya sanjungan bagai pemantik
Jaga ucapanmu itu, jangan sampai aku terlena
Karena rasa cinta dalam sekejap berubah jadi benci
Rasa rindu berubah jadi amarah
Kalaulah aku ini hanya terpesona sesaat, aku tak ingin mati
Risau hati ketika ku tahu bahwa kau tak seperti ucapanmu
Kau itu hanya pandai merangkai kata
Namun tak pandai mewujud dalam perilaku
Kau itu hanya pandai menilai orang lain dengan mata
Namun tak pandai menilai diri sendiri dengan laku
Betapa sayangnya, andai kutumpahkan air mata hanya untukmu
Karena kau tak lebih dari debu
Begitu mudah tertiup angin, hilang tak bertemu
Katakan pada hati, kalau kau ini bukan siapapun bagiku
Aku tak ingin lagi mencatatkan namamu dalam hatiku
Karena belenggu terhadapmu hanya menyakitkan
Aku hanya ingin katakan, selamat tinggal lamunanku
Kini, esok dan hari2 nanti aku tak ingin menangis lagi hingga dada ini tertekan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar