5 Mar 2011

Menyampaikan Suatu Kebenaran Tak Perlu popularitas


Apakah betul untuk didengar itu harus menjadi orang populer terlebih dahulu...??  Menurut saya kok jawabannya belum tentu betul, walaupun faktanya bahwa popularitas itu bisa membawa pengaruh pada eksistensi diri dan tingkat apresiasi orang terhadap apa yang disampaikan. Meskipun banyak fakta yang mengarah kearah itu, yang mana nyata-nyata sesuatu yang disampaikan itu adalah sebuah kebohongan, maka dengan sukarela berbondong-bondong orang akan meresponnya. Inilah kebobrokan yang terjadi. Atas nama orang populer yang bicara kanan kiripun ok, berkata apapun dibenarkan meskipun hanya bahasa-bahasa sampah yang keluar.

Kok jadi timbul pertanyaan, didengar yang bagaimana...?? Jika yang perlu didengar adalah seruan kebenaran
alangkah piciknya.. masa iya hanya untuk menyerukan sebuah kebenaran kita dituntut populer terlebih dahulu, bagaimana jika popularitas itu tak segera datang, lantas kita akan berdiam diri melihat keburukan yang terjadi....? Islam ini dibangun berlandaskan nasehat, agama ini memerintahkan pemeluknya untuk menggalakkan budaya nasehat. Nasehat akan memperbaiki kepribadian seorang yang dahulunya buruk. Nasehat pulalah yang mampu menciptakan persaudaraan yang sejati. Namun, kesemuanya itu barulah dapat terwujud apabila nasehat yang disampaikan dapat membekas dan meresap di dalam jiwa.

Allah ta’ala memerintahkan nabi untuk memberikan nasehat yang dapat mempengaruhi jiwa para pendengarnya,
أُولَئِكَ الَّذِينَ يَعْلَمُ اللَّهُ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُلْ لَهُمْ فِي أَنْفُسِهِمْ قَوْلا بَلِيغًا (٦٣)
“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka wejangan/nasehat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.” (An Nisaa: 63).

Imam Asy Syaukani rahimahullah mengatakan, maksudnya adalah dalam tujuan nasehat diketahui dan membekas di dalam jiwa mereka (Fathul Qadir 1/729; Asy Syamilah).

Tak ada kata menyerah untuk menyampaikan nasehat, jangan kalah dengan seruan orang populer yang hanya sekedar tebar pesona tanpa misi didalamnya, jangan kalah dengan keadaan kita bombardier dengan bom semangat, jangan terpedaya oleh tipu daya setan yang hanya mengobarkan api cemburu kita lawan dengan membesarkan namaNya, Jangan lagi patah harapan kita hidupkan visi misi agar banyak lagi perubahan yang akan terjadi. Berusahalah seperti lilin yang akan menerangi dalam kegelapan, jangan silau dengan popularitas yang terang laksana bintang tapi hidup dalam kegelapan.

Mari kita menjadi hamba Allah yang memiliki integritas, karakter yang kuat dan cukup tangguh untuk menyerukan kebenaran tanpa harus populer. "Dalam 'pertempuran' apa pun haruslah dimulai dari menata, memperbaiki dan mensucikan jiwa (Tazkiyah an-Nafs). Tidak mungkin ada satu pun hamba yang dapat mewujudkan 'kemenangan' dan meraih cita-cita 'kebahagiaan hakiki', jika 'perisai' jiwanya telah rapuh, sirna dari dalam jiwanya. Mari bangkit kita ulang strategi, kita bangun kebesaran jiwa hanya fokus pada satu tujuan "Hanya Allah semata".

Kok muncul lagi pertanyaan, apakah betul orang populer itu mesti diikuti....? Diikuti kalau memang yang diucapkan adalah sebuah kebenaran memang seharusnya kita ikuti tapi manakala yang diucapkan adalah sesuatu yang sia-sia alangkah ruginya kita mengekor kepadanya...sebaiknya perhatikan uraian dibawah ini....

SIAPA ORANG YANG SESAT?

Lupa diri, lupa ibadat
Lalai dalam mendirikan Sholat
Dalam bergaul hati berkarat

Hidup bergelimang dalam maksiat
Diberi nasehat, dia mengumpat
Diberi amanat dia khianat

Cepatlah bertobat, jangan sampai terlambat
Karena ajal semakin dekat, agar hidup kita selamat
Di dunia dan akherat!

Semoga kita semua terhindar dari orang yang sesat......yang silau akan popularitas, supaya hidup jadi berguna janganlah lupa mensyukuri nikmat, teguhkan hati dalam agama, beramal baik jangan ditunda, dengan harta jangan terpana, memandang pangkat jangan buta, jauhkan kerja yang sia-sia, menuntut ilmu selagi bisa, berserah diri pada yang kuasa....Amin.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar