6 Jan 2011

Segerakanlah


Saat itu aku sedang jalan pagi, kegiatan rutin yang aku lakukan sebelum melakukan aktifitas yang lain. Seperti biasa aku selalu mengelilingi taman sampai delapan putaran, pada putaran ke enam aku terhenti karena aku melihat seorang tua sedang mengais ngais tempat sampah. Pemandangan tersebut seringkali aku lihat, dalam hati aku ingin memberinya uang tapi pikiranku mengatakan selesaikan dulu olah ragamu dua putaran lagi baru menghampiri orang tua tersebut. ah....ada benarnya juga karena jarak antara tempat aku berjalan dan tempat sampah itu cukup jauh, lagi pula si tua itu acap kali aku lihat ada disitu. Selesai sudah aku melakukan joging dan ketika aku hampiri tempat sampah tersebut, ternyata pengemis tersebut sudah tak ada lagi di tempat itu. Kemana ya pikirku, aku lihat sekelilingku sudah tak terlihat lagi. Masih ada waktu, besok saja pikirku pasti ketemu.

Keesokan harinya aku mulai berjalan pagi seperti biasa dan tentunya aku berharap bisa bertemu dengan perempuan tua tersebut karena akupun telah menyiapkan sebungkus nasi beserta sejumlah uang yang akan aku berikan pada orang tersebut. Sampai selesai aku berolah raga perempuan tersebut belum juga menampakkan diri, dengan rasa penasaran aku datangi tempat tersebut dan aku tanyakan pada satpam di sekitar tersebut. Betapa terkejutnya aku demi mendengar ucapan satpam itu bahwa perempuan tua itu sudah meninggal kemarin siang.....Inalillahi Wainalillahi Rojiun. Penyesalan dan penyesalan yang aku rasakan, hilang sudah kesempatan berhargaku.

Inilah bukti kejadian yang tidak selaras antara hati, pikiran dan perbuatan. Andaikan waktu itu aku menuruti kata hatiku, mungkin tak seperti ini kejadiannya. Inilah faktanya bahwa segala macam bentuk kebaikan akan bermula dari hati yang bersih kemudian akan tertuang dalam pikiran dan pikiran inilah yang akan memonopoli segala perbuatan dan tindakan manusia. Sesungguhnya segala macam perubahan, perbaikan yang mengakibatkan tindakan, perilaku, sikap dan kebiasaan ditentukam oleh pikiran-pikiran yang memenuhi benak kita. Bukan hanya itu, semua emosi atau perasaan yang kita rasakan dalam jiwa kita seperti kegembiraan dan kesedihan, kemarahan dan ketenangan, juga ditentukan oleh pikiran-pikiran kita. Kita adalah apa yang kita pikirkan. Benih dari setiap karya-karya besar yang kita saksikan dalam sejarah, selalu terlahir pertama kali  di alam pikiran kita. Itulah ruang pertama dari semua kenyataan hidup yang telah kita saksikan.

Perbuatan selalu ditandai dengan tekad, dimana tekad adalah jembatan di mana pikiran-pikiran masuk dalam wilayah fisik dan menjelma menjadi tindakan. Tekad adalah energi jiwa yang memberikan kekuatan kepada pikiran untuk merubahnya menjadi tindakan. Pikiran tidak akan pernah berujung dengan tindakan, jika ia tidak turun dalam wilayah hati, dan berubah menjadi keyakinan dan kemauan, serta kemudian membulat menjadi tekad. Begitu ia menjelma jadi tekad, maka ia memperoleh energi yang akan merangsang dan menggerakkan tubuh untuk melakukan perintah-perintah pikiran. Bila tekad itu kuat dan membaja, maka tubuh tidak dapat, atau tidak sanggup menolak perintah-perintah pikiran tersebut. Akan tetapi, bila tekad itu tidak terlalu kuat, maka daya rangsang dan geraknya terhadap tubuh tidak akan terlalu kuat, sehingga perintah-perintah pikiran itu tidak terlalu berpengaruh pada tubuh kita.

Saya jadi teringat Sabda Rasulullah SAW dari Ali r.a.,  “Segeralah bersedekah, sesungguhnya musibah tidak dapat melintasi sedekah.”
Ya Allah ampuni aku karena kelalaianku ini, sehingga mengakibatkan banyak kerugian dan penyesalan yang tiada habisnya.

Jika kita perhatikan kejadian tersebut betapa banyak kerugian yang akan kita alami jika suatu niat baik tak segera dilakukan, diantaranya:
  • Hilang kesempatan untuk berbuat baik, dalam hal ini bersedekah. Bayangkan andaikan waktu itu aku segera melakukannya, aku sudah mempersiapkan investasi yang lebih besar lagi untuk di Akherat.
  • Mengakibatkan kerugian, selain untuk diri sendiri juga tentunya untuk orang lain. Karena dengan perintah segeralah menandakan suatu keharusan yang apabila diabaikan maka akan berdampak negatif. Memang urusan mati hidupnya seseorang adalah kuasaNya, tapi andaikan aku segera menolongnya kemungkinan besar aku dapat menyelamatkannya....Walahualam.
  • Penggunaan Waktu, karena dalam hal ini waktu tak mungkin dapat terulang. Akibat terabaikan masalah waktu ini maka musnah semuanya.
Untuk itulah sahabat jangan kau sia-siakan kesempatan di depan mata, tak akan ada kesempatan kedua dengan kejadian yang sama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar