11 Jan 2011

Ketika Hatimu Sakit dan Nyaris Mati


'Sesuatu yang penuh rahasia, tak ada awal dan tak ada akhir. Kehadirannya kekal, tidak bergerak dan luas tak terbatas. Kehadirannya mendahului langit, bumi dunia dan seisinya. Hadir dimanapun juga, selalu ada dan tak akan pernah mati. Dicari tak ditemukan, didengar tak terdengar, diraba tak teraba.
Dia bentuk tanpa wujud. Hadir dalam ketidakhadiran. Dia misteri dari segala puncak misteri.
Aku rindu dan selalu ingin bersamamu...........

Nabi saw bersabda: “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, apabila daging itu baik maka baiklah tubuh manusia itu, akan tetapi bila daging itu rusak maka rusak pula tubuh manusia. Ketahuilah bahwa sesungguhnya segumpal daging itu adalah hati.”[HR. Bukhari-Muslim].

Banyak orang tertawa sehingga lupa kapanpun maut bisa datang menjemput. Banyak orang  datang ke shaf shalat laiknya orang yang amat merindukan kekasih, sayangnya itu hanya sekedar untuk menutupi rasa malu terhadap sesama manusia. Sebegitu kejamkah kau perlakukan Tuhanmu, kau datang dan pergi hanya sekedar tugas rutin memenuhi panggilan Azan..dingin, kering dan hampa tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri.

Itulah Qalbun Maridl (hati yang sakit) adalah hati yang sebenarnya memiliki kehidupan, namun di dalamnya tersimpan benih-benih penyakit berupa kejahilan. sehingga hati menjadi parah karena tak diobati dengan hikmah dan maud’izah. Seperti difirmankan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan setan, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang keras hatinya.”[QS. Al-Hajj:53].

Sesungguhnya apa yang disisipkan oleh setan kedalam hati manusia itu, akan membuat sesuatu menjadi syubhat (sesuatu yang meragukan), seperti penyakit ragu dan sesat. Begitu hati menjadi lemah karena penyakit yang diidap, maka setanpun mudah merasuk kedalam hati lalu menghidupkan fitnah dalam hati tersebut.  Namun demikian hati orang-orang yang seperti itu belumlah mati sebagaimana hati orang-orang kafir dan orang-orang munafiq, akan tetapi bukan pula hati sehat, seperti sehatnya hati orang-orang yang beriman. Sebab di dalam hati mereka terdapat penyakit syubhat dan syahwat. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Sehingga berkeinginanlah orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya.[QS. Al-Ahzab:32].

Jika kau lebihkan segala sesuatu hanya untuk urusan duniawi, menandakan hatimu telah mati. Adapun tanda-tanda yang terlihat ketika....
Berlebihan dalam berbicara sehingga hatimu menjadi keras karena kau tak sanggup lagi untuk menerima segala macam bentuk nasehat. Engkau menganggap pembicaraanmu lebih hebat dari pada nasehat orang lain. Ingatlah sabda rasulullah saw :”Janganlah memperbanyak kata (bicara) selain dzikrullah, karena banyak bicara selain dzikrullah menjadikan hati keras. Dan orang yang terjauh dari Allah adalah yang berhati keras.”[HR. Tirmidzi dari Ibnu Umar]. 

Berlebihan dalam memandang sesuatu, sehinga kau telah berbuat melampaui batas yang mengakibatkan hilangnya akal sehat dan menyebabkan kau menjadi pengabdi hawa nafsu. Ingatlah bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman:”Janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melampaui batas.”[QS. Al-Kahfi:28]. 

Berlebihan dalam makan yang mengakibatkan banyak kemaksiatan yang tersulut dan menghalangi ketaatan manusia kepada Sang Khalik. Jagalah perutmu dari sifat serakah, sehingga kau mampu menjaga diri dari keburukan yang lebih fatal lagi. Sedikit makan dapat melunakkan hati, menajamkan otak, merendahkan nafsu birahi dan melemahkan nafsu amarah. Ingatlah sabda Rasulullah saw: “Anak adam tidak memenuhi wadah yang lebih buruk, daripada ia memenuhi perutnya. Cukuplah baginya beberapa suap saja untuk menguatkan tulang rusuknya. Jika memang tidak memungkinkan, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minum, dan sepertiga untuk nafasnya.”[HR. Ahmad dan Tirmidzi].

Berlebihan dalam bergaul, sehingga engkau lupa bahwa berlebihan dalam bergaul dapat menumbuhkan benih-benih permusuhan dan kebencian yang terpendam sehingga pergaulan dapat merampas kenikmatan yang sudah ada.

Itulah tanda-tanda Qalbun Mayyit (hati yang mati) yang tidak pernah mengenal Tuhannya, tidak mencintai atau ridha kepada-Nya. dan ia berdiri berdampingan dengan syahwatnya dan memperturutkan keinginan hawa nafsunya, walaupun hal ini menjadikan Allah Subhanahu wa Ta’ala marah dan murka akan perbuatannya. Ia tidak peduli lagi apakah Allah ridha atau murka terhadap apa yang dikerjakannya, sebab ia memang telah mengabdi kepada selain Allah. Jika mencintai didasarkan atas hawa nafsu, begitu pula dengan membenci, memberi. Hawa nafsu lebih didewa-dewakan daripada rasa cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hati jenis ini adalah hati yang jika diseru kepada jalan Allah, maka seruan itu tidaklah berfaedah sedikitpun, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menutup hati mereka. 
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ” Dan diantara mereka ada orang yang mendengar (bacaanmu), padahal kami telah meletakkan tutup di atas hati mereka sehingga mereka tidak memahaminya) dan kami letakkan sumbatan di telinganya dan jikalaupun mereka melihat segala tanda kebenaran mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata: Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu‘.”[QS. Al-An'am:25].

Hatimu mati sehingga tak memahami ayat-ayat Allah, telingamu berdengung ketika mendengar perintah-perintah Allah...apakah kamu sadar bahwa sesungguhnya Allah telah menutup hatimu dan menyumbat telingamu.
Menurut Syeikh Ibrahim Adham, antara sebab atau tanda-tanda hati mati ialah. Mengaku kenal Allah swt, tetapi tidak menunaikan hak-hak-Nya. Mengaku cinta kepada Rasulullah saw, tetapi mengabaikan sunnah baginda. Membaca al-Quran, tetapi tidak beramal dengan hukum-hukum di dalamnya.
Memakan nikmat-nikmat Allah swt, tetapi tidak mensyukuri atas pemberian-Nya. Mengaku syaitan itu musuh, tetapi tidak berjuang menentangnya. Mengaku adanya nikmat syurga, tetapi tidak beramal untuk mendapatkannya.
Mengaku adanya siksa neraka, tetapi tidak berusaha untuk menjauhinya.
Mengaku kematian pasti tiba bagi setiap jiwa, tetapi masih tidak bersedia untuknya. Menyibukkan diri membuka keaiban orang lain, tetapi lupa akan keaiban diri sendiri. Menghantar dan menguburkan jenazah/mayat saudara se-Islam, tetapi tidak mengambilpelajaran dari padanya
Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membiarkan mereka dalam kegelapan dan mereka sedikitpun tidak akan mendapatkan cahaya iman. “Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya. Allah menghilangkan cahaya (yang menyinari) mereka. Dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat, mereka tuli, bisu dan buta, maka mereka tidaklah kembali kepada jalan yang benar.” [Al-Baqarah:17-18].

Ketika kau menyadari bahwa sebenarnya hatimu telah sakit bahkan nyaris mati. hendaknya segerakanlah perbaiki diri dengan:

1.Dzikrullah dan Tilawatil Qur’an.
Dengan senantiasa dzikrullah (menyebut dan mengingat Allah) bagi seorang hamba manfaatnya sangatlah besar. Sebagaimana Dia berfirman: “Ingatlah, bahwa hanya dengan selalu mengingat Allah, hati menjadi tentram.”[QS. Ar-Ra'du:28]. Al-Imam Syamsuddin Ibnul Qoyyim berkata: ”Sesungguhnya dzikir adalah makanan pokok bagi hati dan ruh, apabila hamba Allah gersang dari siraman dzikir, maka jadilah ia bagaikan tubuh yang terhalang untuk memperoleh makanan pokoknya.”Dan Imam Hasan Al-Bashri berkata:”Lunakkanlah hatimu itu dengan berdzikir”.
Kendatipun dzikrullah adalah salah satu bentuk ibadah yang termudah dan ringan, akan tetapi pahala dan keutamaan yang didapatkan melebihi amalan-amalan lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ”Sesungguhnya mengingat-ingat Allah adalah lebih besar (keutamaannya daripada ibadat yang lain).”[Qs. Al-Ankabut:45].
Sebaik-baik dzikir adalah membaca Al-Qur’an, karena Al-Qur’an mengandung berbagai khasiat penyembuh hati dari semua penyakit kegundahan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman; “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”[QS. Yunus:57].
2. Beristighfar
Hakikat istighfar adalah untuk memohon maghfirah (ampunan), dan batasan maghfirah adalah penjagaan dari keburukan yang diakibatkan dari dosa-dosa. Dan barangsiapa yang meminta ampun kepada-Nya selama memenuhi syaratnya pasti Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan ampunan. Firman-Nya: “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia meminta ampun kepada Allah niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”[QS. An-Nisa’:110].
Hendaklah seseorang itu memperbanyak istighfar kepada-Nya dimanapun berada, sebab seseorang itu tidak tahu dimana tempat maghfirah Tuhannya turun. sebagaimana rasulullah saw bersabda: “Demi Allah, sesungguhnya aku selalu mohon ampunan kepada Allah sehari semalam lebih dari tuju puluh kali.” [HR. Bukhari].
‘Aisyah � berkata: “Beruntunglah orang yang mendapat dalam buku catatan amal perbuatannya memuat istighfar yang banyak.” Qatadah berkata:”Sesunggunhya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepadamu tentang penyakitmu dan obat penangkalnya. Adapun penyakitmu adalah dosa-dosa, sedangkan obatnya adalah istighfar.”
3. Do’a
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Berdo’alah kepada-Ku niscaya Aku perkenankan bagimu. [QS. Al-mukmin:60].
Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada kita agar berdo’a kepada-Nya dan Dia akan memenuhi permohonan hamba-Nya. berkenaan dengan ini rasulullah saw bersabda: “Tidaklah seorang Muslim pun berdo’a dengan do’a yang di dalamnya tidak berisi dosa dan pemutus tali silaturahmi melainkan Allah memberikan kepadanya salah satu dari tiga perkara: Allah akan menyegerakan permohonannya itu (diperoleh di dunia) atau Allah akan menyimpannya untuknya di akhirat kelak, atau Dia memalingkan darinya keburukan yang setimpal dengan do’anya itu.”[HR. Ahmad, hadits shahih]. Dalam ayat yang sama Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:” Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku (tidak mau berdo’a kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan terhina.”[QS. Al-mukmin:60]. Orang-orang yang tidak mau berdo’a kepada-Nya maka mereka yang dikatakan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah termasuk orang yang sombong, dan mereka mendapatkan murka dari-Nya. sebagaimana rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang tidak mau meminta (memohon kepada Allah), maka Allah murka terhadap-Nya.[HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah].
4. Bershalawat kepada Nabi saw
Allah Subhanahu wa Ta’ala bershalawat (menyebut dan memuji di hadapan para malaikat) sepuluh kali, bagi orang bershalawat kepada rasul-Nya (sekali). Sebagaimana sabda beliau saw : ”Barang siapa yang bershalawat untukku satu kali. Maka Allah akan bershalawat sepuluh kali lipat.”[HR. Muslim]. Karena yang demikian itu, setiap satu kebaikan nilainya akan dilipat gandakan sepuluh kalinya, dan bershalawat untuk Nabi saw termasuk kebaikan yang tinggi.
5. Qiyamullail
Jika seseorang tetap melakukan shalat malam, maka wajahnya akan bercahaya dan dia juga akan merasakan kenikmatan beribadah dalam hatinya, sebagaimana yang dituturkan oleh para Ulama Salaf berikut ini:
Abu Sulaiman berkata: “Malam hari bagi orang yang sering beribadat di dalamnya, itu lebih nikmat daripada permainan bagi mereka yang suka hidup bersantai-santai. Seandainya tanpa malam aku tak suka hidup di dunia ini.”
Ibnul Mukandir: ”Bagiku kelezatan dunia ini hanya ada pada tiga perkara, qiyamullail, bersilaturahmi dengan ikhwan dan shalat berjama’ah.”



Sumber :
1. Tazkiyatun Nufus oleh Dr. Ahmad Farid
2. Amraadlul Qulub wa Sifaauha oleh Ibnu Thaimiyah

1 komentar:

  1. Ya Allah jangan kau tutup hati dan pendengaranku, sehingga aku mampu menerima Ilmumu dan dapat mengamalkannya dengan baik dan benar....Amin

    BalasHapus