Pilihan untuk menjadi wanita karier atau seorang Ibu rumah tangga seringkali menjadikan dilema bagi seorang wanita. Andai ia memilih jadi Ibu rumah tangga biasa, lantas bagaimana dengan ilmu yang selama ini didapat dengan susah payah dan bagaimana dengan gelar kesarjanaan yang diperoleh dengan pengorbanan bertahun-tahun, akankah hilang begitu saja. Jika pilihan jatuh pada wanita karier, jangan lupa perhatikan rambu2 syari'at dan mesti diingat bahwa ada tugas-tugas mulia yang mesti dijalankan oleh seorang wanita ketika telah menikah, yaitu menjalankan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu. Tugas inilah yang mestinya diutamakan!!
Dalam Islam, kedudukan wanita (dalam hal ini ibu) sangatlah terhormat dan mulia. Karena dari sentuhan mereka, awal pendidikan manusia dimulai. Islam mengarahkan kaum wanita agar tetap dapat mengutamakan tugas fitrahnya yaitu sebagai seorang ibu dan pengatur rumah tangga. Peran itu sangatlah mulia sebab peran itu menentukan keberhasilan rumah tangga sebagai institusi umat pertama dan umat yang paling utama yang melahirkan anak berkualitas sebagai penerus generasi. Anak seharusnya menjadi lebih baik dari orang tuanya, dan itu bisa diraih jika peran dalam rumah tangga bisa dijalankan dengan sungguh-sungguh dan sebaik mungkin.
Sangat miris rasanya ketika ada sebagian orang yang memandang rendah wanita yang tidak bekerja dan diam di rumah, lagi2 mereka mempersoalkan ketidak produktifan wanita karena menganggap bahwa wanita yang aktif dalam rumah tangga atau kegiatan domestik, yang pekerjaannya hanya reproduksi (melahirkan anak), mengasuh rumah tangga, mengasuh anak dan melayani suami itu tidaklah produktif dan tidak ideal. Wanita tipe ini tidak dapat menghasilkan uang dan tidak mampu mendukung devisa negara maupun rumah tangga, sehingga mereka menjadi bagian yang tersisihkan karena tidak diberi hak publik besar di luar rumah. Dan parahnya ini dikatakan oleh mereka sebagai bentuk emansipasi wanita. Sebuah propaganda emansipasi yang merupakan perangkap nyata, agar wanita mau meninggalkan tugas utama domestiknya (rumah tangga), dan tak mau lagi menentramkan suami atau mengamankan tauhid anak-anak dan keluarganya.
Dalam Islam sebenarnya tidak pernah melarang wanita melakukan tugas apapun. Tapi Islam tetap menuntut agar wanita berusaha menjadi terhormat dan berharga. Kunci tugasnya, beramal dalam koridor keshalihan. Keshalihan inilah yang harus dijaga, diantaranya :
- Keshalihan yang utama adalah hal yang nampaknya paling mudah dilakukan adalah peran kariernya sebagai ibu rumah tangga. Dengan menjadi seorang ibu, wanita harus mampu menjalani siklus periode kehamilan, melahirkan, menyusui, hingga mendidik anak2 nya. Periode ini sangat vital bagi kualitas masa depan generasi, dan butuh kesungguhan dalam pelaksanaanya. Dan seorang ibu akan menjadi pilar utama dalam melaksanakan semua impian rumah tangganya.
- Keshalihan kedua berupa khidmah pada suami, menjaga ketentramannya, dan mewujudkan keharmonisan keluarga dengan penuh amanah.
- Keshalihan ketiga, berperan dalam masyarakat dengan profesi yang sesuai dengan potensi dan kodratnya, dalam rangka amar ma’ruf nahy munkar
Jadi silahkan pilih...Setelah memilih..profesionallah, konsekuensi, ikhlas, dan semuanya harus di jalan Allah.Semoga menjadi berkah untuk semua..... .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar