29 Okt 2011

Satu kata dua cinta


Perjalanan ini kadang membuatku lelah, kadang aku terseok seok, terperosok dan seringkali terjatuh. Pemandangan indah hanya sesaat kulewati, aku sendiri enggan menyapa pernak pernik keindahan dalam perjalananku semua seolah berpacu dengan waktu. Aku selalu mengejar tapi entah apa yang aku kejar, kadang akupun berlari tanpa tujuan yang pasti, hanya suara detak jantung yang berpacu semakin cepat. Tak ada yang patut dibanggakan, semua kenangan, semua suka cita seolah musnah ditelan waktu ditelan hingar bingar dunia. Yang ada hanya sesal dan sesal...hingga akupun tak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan diriku, himpitan, tipuan, desakan, dan sejuta angan2 hanya memenuhi isi kepalaku tanpa aku mampu melepaskan satu persatu.

Aku berjuang mengenalmu, aku berusaha mencintaimu walau kuyakin dalam hati aku selalu mengingatmu tapi sungguh aku tak mampu seperti apa yang kau mau. Aku kalut dan aku begitu gelisah, antara takut dan berbagai rasa bercampur jadi satu, aku lahir sebagai manusia baru...hidup terpuruk dan penuh dusta, itulah aku!! Perjalanan hidup hanya mampu membuatku menderita tapi aku berusaha bisa bertahan untuk melawan semuanya, aku tidak ingin semua orang tau, akupun tak ingin berbagi kesulitan dengan mereka, biarlah ini semua drama cerita hidupku. Gejolak dalam bathin akan menghantarkan semua lamunan menjadi nyata walau entah kapan jawabnya, akupun tak mau risau dengan semua yang ada walau semua tanya tak terjawab. Semua hanya mampu menembus khayal dan angan....

Aku beristrikan seorang wanita yang baik dan sholeh kami menikah karena dijodohkan, tapi hati dan pikiranku selalu terpaut pada mantan kekasih yang pergi meninggalkanku dan dia lebih memilih menikah dengan yang lain dengan alasan "DIJODOHKAN". Hampir 20 tahun pernikahanku berjalan, lambat laun aku mulai menyukai istriku hingga akhirnya aku dikaruniai 4 orang putra putri yang begitu tampan dan manis. Istriku seorang perempuan desa yang sederhana, dia cukup santun dan selalu menuruti apa yang aku mau sebenarnya rumah tangga kami cukup bahagia tapi entah mengapa hati dan pikiraku selalu dibayangi mantan kekasihku hingga kenangan indah sewaktu kami berpacaran selalu kujadikan memori yang abadi dalam pikiranku.

Dua puluh tahun aku hidup dalam kebohongan, aku selalu berkata cinta pada istriku padahal hatiku lebih terpaut pada mantan kekasihku, aku berkata sayang pada istriku padahal disaat aku berdua dengan istriku aku mampu membayangkan mantan kekasihku, aku begitu sadar dengan apa yang aku lakukan. Terkadang rasa sesal itu datang tapi aku tak sanggup menepisnya dalam ingatan, semakin aku berusaha melupakannya semakin kuat aku mengingatnya.

Inilah awal kelelahanku. Tiga tahun yang yang lalu aku dipertemukan dengan mantan kekasihku melalui jejaring sosial dan kamipun mengadakan reuni, betapa bahagianya saat itu hidupku bergairah lagi dalam sekejap aku berubah menjadi lelaki perlente yang siap bertempur demi mantan kekasih hatiku. Kami mulai berhubungan lagi setiap saat di setiap tempat dan waktu kami selalu telphone/sms, photo2 kamipun bertebaran menghiasi layar facebook seolah kami ingin menunjukkan pada dunia bahwa kami sedang bahagia. Aku mulai mengacuhkan istriku, aku mulai terlena dengan duniaku yang baru. Aku tak peduli semua orang membicarakan kelakuan kami, aku begitu terbuai bahkan ketika teman-temanku berusaha menasehatiku aku mulai berdalih membenarkan semua apa yang aku perbuat.

Suatu saat aku dipertemukan dengan seseorang, dia sekarang menjadi mitra kerjaku, dari seringnya kami berhubungan akhirnya kamipun menjadi akrab. Kamipun mulai bercerita hal2 kecil diluar pekerjaan kami dan tanpa diduga ternyata dia adalah suami dari mantan kekasihku, bagai disambar petir di siang hari bolong lemas sekujur tubuhku, jantungkupun berdetak begitu cepat. Sepertinya dia tidak mengenaliku, bahkan dia menceritakan kebanggaannya memiliki istri yang setia tanpa cacat dan cela, sementara aku tahu persis bagaimana istrinya berlaku. Aku dibuat kagum dengan kewibawaannya, dia tidak sedikitpun memandang rendah pada istrinya bahkan dia begitu antusias ketika menceritakan pertemuan pertamanya dengan istrinya. Dari semua itu barulah aku tau kalau ternyata mantan kekasihku itu tidak pernah dijodohkan, kata2 itu dia ucapkan hanya untuk menguatkan alasan untuk memutuskan hubungan kami. Sungguh kecewa aku dibuatnya, sakit kedua kali ini lebih sakit dari yang pertama aku rasakan, inilah hukuman bagiku...

Saat itupun aku mulai tersadar, sungguh wanita yang tak tahu diri ! Mantan kekasihku itu bersuamikan seorang yang betul2 baik dan bijaksana hanya untuk memuaskan nafsu pribadinya dia sanggup mengatakan bahwa keluarganya tidak bahagia dan bersuamikan seorang yang kejam sehingga aku bertambah simpati padanya. Inilah karma untukku, bukankah aku juga seorang lelaki yang kejam beristrikan seorang yang soleh, baik dan setia tapi aku masih dibutakan oleh wanita yang lain.

Setelah kejadian itu, aku putuskan aku harus kembali pada istriku dan aku tak ingin memikirkannya lagi apalagi berniat menikahinya seperti pembicaraan yang sering kami lakukan. Kini akupun tau ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati kemudian terkembang dalam kata dan terurai dalam perbuatan. Akupun tak ingin cintaku pada istriku berhenti dalam hati karena itu hanya akan menjadikan cinta lemah dan tidak berdaya. Aku tak ingin cintaku berhenti dalam kata, karena itu hanya akan menumbuhkan kepalsuan dan menyuburkan bayang2 yang tidak nyata. Kali ini aku ingin cintaku pada istriku benar2 terurai jadi perbuatan sehingga cinta kami menjadi sempurna seperti pohon, akarnya terhunjam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan.

Disertai niat dan dengan penuh penyesalan aku pandangi wajah istriku dan anak2ku yang sedang tertidur lelap, mereka begitu damai dan tenang. Aku tersungkur tak kuasa menahan gejolak dalam hati, rasa sesal, rasa malu dan segala rasa bergemuruh dalam dada, sesak dalam dada mendorong kekuatan lain hampir tumpah semua air mataku. Aku ini memang benar2 manusia tak berguna, aku ini bukan lagi manusia yang bisa bersyukur. Semakin dalam aku merenungi makna cinta, semakin ku temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus nampak setiap saat sepanjang kebersamaan. Yang dilakukan istriku adalah cinta sejati dia selalu memberi tanpa henti dan hubungan kamipun bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan tiada henti yang dilahirkan oleh wanita sholehah ini.

Seperti lelaki itu, ia terus membahagiakan istrinya, begitupun aku, aku ingin istriku bahagia. Akupun memohon maaf kepada istriku tanpa mengatakan semua apa yang terjadi. Dan inilah yang dikatakan istriku "Suamiku tanpa kau katakan semuanya, akupun terlanjur merasakan dan akhirnya mengetahui apa yang sebenarnya terjadi padamu. Tapi aku mempunyai keyakinan dalam suatu perkawinan, ada cinta yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah. Suamiku, aku yakin walau dalam perkawinan kita SATU KATA DUA CINTA,  kedua cinta itulah yang akan menarikmu kembali kepada cinta yang satu karena aku selalu berdoa untuk kebahagiaan suamiku walau apapun yang terjadi" aku begitu terharu mendengar perkataan istriku, begitu mulia hatinya tak sedikitpun terbesit rasa marah dalam hatinya walaupun sebenarnya dia mengetahui apa yang aku perbuat. Semua itu telah mengajajarkan padaku agar aku bisa merubah makna cinta menjadi KASIH. Cinta itu bersemayam di dalam hati (bukan di otak atau pikiran), jika hati kita penuh dengan kasih, cinta tak akan pernah hilang dari dalam diri. Kasih itu sangatlah sabar ; Kasih itu tidak mengenal cemburu ; Kasih itu menerima apa adanya dan memberi yang ada ; Kasih itu komitmen sehingga seseorang yang memiliki kasih tak akan melupakan cintanya ; Kasih itu mengampuni dan memaafkan : Kasih adalah Cinta Sejati karena berasal dari Allah. 

Kisah tersebut memberikan pelajaran pada kita bahwa : "Jika tali telah menegang hati2 itu tandanya akan putus, jika malam sudah sangat pekat maka kegelapan itu berangsur pergi, jika masalah sudah sangat menghimpit maka jalan keluar akan segera muncul dan sebenarnya satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan walaupun ada dalam SATU KATA DUA CINTA

Sungguh, menggapai surga adalah hal yang tidak mudah dan hanya diberikan kepada hamba-hambanya yang terpilih …“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat” (Qs. Al-Baqarah 214).

Sebagai muslimah, banyak hal dapat kita lakukan dan persiapkan untuk berkhidmat di jalan-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar