2 Agu 2011

Tafakur


Secara fisik aku terdiam namun hatiku bergemuruh penuh tanya

Aku bertanya dalam kesunyian
mengapa kau tempatkan aku dalam titik terendah
Aku tak pernah tau apa yang terjadi
mengapa aku laksana bayi tanpa daya

Dulu, Dunia dalam genggaman
Aku terbuai bahkan terlena karenanya
Kini, Duniaku hilang tanpa bekas
Aku seolah terhina jadi bagian orang2 yang terbuang

Terjatuh, tersungkur hingga lumpuh tak berdaya
Bukan pada diri tapi orang berlaku
Inikah bagian dari kekejaman dunia
Nyaris aku mati karenanya

Dengan kuasamu, kau angkat aku
Dengan rahmatmu, kau peluk aku
Dengan petunjukmu, kau bimbing aku
Dengan hidayahmu, kau berikan aku jalan

Kini ku mengerti apa yang sebenarnya terjadi
Ternyata Engkau begitu sayang padaku
Kau tak ingin hidupku sia-sia
Karena hanya itu yang terbaik untukku

Kini ku mengerti, setelah aku menjalaninya
Ternyata tak sesulit yang aku bayangkan
Aku hanya perlu berserah diri
Karena hanya Engkaulah penentu segalanya

 Pencarian di titik nadir

Gemuruh dihatiku, menjawab semua tanya
ketika terjaga kuingin semuanya berubah
yang ada hanya terpaan sinar mentari
hari yang kelabu berubah menjadi cerah





Semuanya kembali

Kembali ke jalan yang seharusnya kita lewati
Kembali ke jalan yang seharusnya ditapaki
Berjalan dalam ridho_MU menuju arah mentari

Semuanya kulantunkan lewat dzikir
“Subhaanallah walhamdulilah walaailla haillallahu allahu akbar laa haula wala quwwata illa billahil aliyyil adzim"Dzikir dalam tafakur adalah suara hati tanpa gerakan dan tanpa kata2

 Saatnya kuraih kemenangan

Air mata ini jatuh saat hati ini lirih
Bergetar sukma, membelah bah jiwa yang terus menerjang
Andai ada kata yang bisa terucap
kata-kata itu hanya sebuah harap

Setiap detik adalah pedang
Pedang yang seakan menghunus
Menunjuk tajam ke arah mata
Kemudian mebantai jiwa menjadi prahara

 



 Aku ini apa?

Hanya sebatang kayu di tengah gelombang laut terapung tak berdaya
Namun akan kuraih bibir pantai, hangat ke permukaan
Di belai lembut hamparan pasir dan di terpa kasih angin
Kutakluk'kan Dunia untuk bekalku di akhirat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar